Ngerinya Dampak Tarif Trump: Saham Perusahaan Teknologi Rontok, Terparah Apple

Ngerinya Dampak Tarif Trump: Saham Perusahaan Teknologi Rontok, Terparah Apple

Ekonomi | inews | Jum'at, 4 April 2025 - 07:09
share

WASHINGTON, iNews.id - Pengumuman kebijakan tarif baru oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi mimpi buruk bagi perusahaan teknologi. Saham perusahaan-perusahaan teknologi besar langsung rontok, mencatat penurunan terburuk sejak pandemi Covid-19 karena tarif Trump yang memicu kepanikan pasar.

Saham Apple menjadi yang terparah turun di antara saham-saham dalam grup perusahaan teknologi yang disebut Magnificent Seven, hingga lebih dari 9, pada Kamis, 3 April 2025, sebagaimana dilansir dari CNBC. Bagi Apple, ini menjadi penurunan terburuk sejak 2020. Produsen iPhone tersebut memproduksi perangkatnya di China dan negara-negara Asia lainnya. Beberapa pemasok Apple, seperti Qorvo dan Skyworks Solutions masing-masing anjlok sekitar 16 dan 12.

Tak hanya Apple, indeks Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi, anjlok sekitar 6, terburuk dalam lebih dari lima tahun. Indeks tersebut turun lebih dari 14 tahun ini. 

Saham-saham besar lainnya juga tertekan. Meta Platforms dan Amazon masing-masing turun sekitar 9, sementara Nvidia turun hampir 8. Nvidia diketahui memproduksi chip barunya di Taiwan dan merakit sistem kecerdasan buatannya di Meksiko. 
Sementara saham Tesla merosot lebih dari 5, Microsoft dan Alphabet masing-masing turun sekitar 2 dan 4. 

Saham semikonduktor juga terdampak, dengan Marvell Technology, Broadcom dan Lam Research yang masing-masing turun setidaknya 10. Saham Micron Technology turun lebih dari 16, sementara Advanced Micro Devices anjlok sekitar 9. Saham Dell dan HP anjlok masing-masing 19 dan sekitar 15. Bagi Dell, ini menjadi yang terburuk sejak 2018.

Penurunan saham teknologi terjadi di tengah aksi jual pasar yang lebih luas. Hal ini dipicu kekhawatiran pada perang dagang global, setelah Trump mengumumkan tarif 10 untuk semua barang impor dan serangkaian bea masuk lebih tinggi untuk negara-negara tertentu, pada Rabu malam lalu. Trump mengatakan, tarif baru yang merupakan respons terhadap tarif yang dikenakan negara-negara lain terhadap ekspor AS tersebut akan menjadi deklarasi kemerdekaan ekonomi bagi AS.

Setelah pengumuman recriprocall tariff atau tarif timbal balik Trump, perusahaan dan negara-negara di seluruh dunia merespons kebijakan yang sangat luas tersebut. China dikenakan tarif timbal balik 34, yang ditambah dengan pajak 20 sebelumnya, Vietnam dikenakan tarif 46, dan 20 untuk Uni Eropa. Sementara Indonesia dikenakan tarif timbal balik 32 persen.

Kementerian Perdagangan China bahkan telah mendesak AS agar segera membatalkan kebijakan tarif sepihak itu dan mengancam akan mengambil tindakan balasan yang tegas.

Tarif Trump ini diberlakukan setelah indek saham Nasdaq (National Association of Securities Dealers Automated Quotations) yang didominasi perusahaan teknologi, melewati kuartal terburuk sejak 2022. Saham-saham di seluruh sektor mengalami tekanan karena kekhawatiran akan melemahnya ekonomi AS.

Trump dalam pidatonya memuji beberapa perusahaan teknologi besar karena menginvestasikan uang mereka di AS. Dia juga menyoroti rencana Apple untuk membelanjakan 500 miliar dolar AS dalam empat tahun ke depan.

Topik Menarik