Israel Lancarkan Serangan Darat ke Rafah, Total 591 Orang Tewas dalam 3 Hari
GAZA, iNews.id - Militer Israel memulai operasi serangan darat ke wilayah selatan Jalur Gaza pada Jumat (21/3/2025) dini hari, setelah sebelumnya di utara. Pasukan Zionis menggunakan tank merangsek ke Rafah.
Ini merupakan serangan darat pertama Israel ke Rafah setelah ditarik dari wilayah itu sejak penerapan gencatan senjata tahap pertama pada 19 Januari lalu.
Al Jazeera melaporkan, pasukan Zionis memasuki Shaboura, Rafah. Mereka menyerang Rafah tanpa memberi pemberitahuan sebelumnya.
Militer Israel melancarkan serangan artileri, serangan udara, dan drone, ke Rafah secara yang dilakukan secara ekstensif.
Mereka lagi-lagi mengklaim menargetkan para pejuang Gaza meski yang dibunuh mayoritas perempuan dan anak-anak. Selain itu mereka juga menghancurkan banyak rumah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan, di samping operasi darat di selatan, pihaknya mengintensifkan serangan di Gaza bagian utara dan tengah.
Invasi darat di Beit Lahiya, Gaza Utara, pasukan Israel juga melakukan serangan darat sambil membombardir wilayah itu dari udara menggunakan artileri dan rudal.
Sebelumnya pasukan Zionis telah mengambil alih Koridor Netzarim, garis membentang 6 km yang membagi Jalur Gaza bagian utara dan selatan.
Jumlah Korban Jiwa
Data terbaru Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Kamis (20/3/2025) malam menyebutkan, serangan Israel telah menewaskan 591 orang sejak Selasa (18/3/2025) atau 72 jam terakhir. Lebih dari 200 di antaranya adalah anak-anak. Angka itu belum termasuk korban yang masih terjebak di reruntuhan bangunan. Korban luka dalam serangan sejak Selasa mencapai 1.042 orang.
Sementara itu serangan Israel sejak Kamis dini hari telah menewaskan sedikitnya 110 orang.
Jika ditotal, serangan Israel ke Gaza sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan 49.617 orang dan melukai 112.950 lainnya.
Kantor Media Pemerintah Gaza memperkirakan jumlah total korban tewas telah menembus 61.700 orang, termasuk para korban yang masih tertimbun reruntuhan bangunan. Banyak korban tertimbun reruntuhan bangunan sejak perang yang sudah berlangsung 17 bulan lebih belum bisa dievakuasi karena tak ada alat berat.