Korban Tewas Gempa Dahsyat M7,3 Vanuatu 6 Orang, Banyak yang Tertimbun Bangunan
WELLINGTON, iNews.id - Korban tewas akibat gempa bumi bermagintudo 7,3 di Vanuatu, Selasa (17/12/2024), mencapai enam orang. Kekuatan gempa yang bertitik pusat di 37 km dari Ibu Kota Port Vila itu sebelumnya disebutkan M7,4 namun dimutakhirkan menjadi 7,3. Selain itu kedalaman titik pusatnya juga diperbarui menjadi 43 km dari sebelumnya 10 km.
Jumlah pasti mengenai korban tewas masih simpang siur karena akses telekomunikasi di negara Pasifik Selatan itu terputus dan listrik padam.
Katie Greenwood, kepala Federasi Internasional Palang Merah untuk Pasifik, mengatakan di media sosial, sedikitnya enam orang dipastikan tewas dan lebih banyak lagi yang luka. Para korban luka juga berdatangan ke rumah sakit di Ibu Kota Port Vila.
Meski demikian laporan saksi mata mengenai jenazah yang bergelimpangan di jalan terus bermunculan di media sosial. Namun pernyataan-pernyataan di media sosial itu masih memerlukan konfirmasi dari pihak berwenang.
Pesan Menyentuh Justin Hubner Usai Cetak Gol Bunuh Diri di Laga Timnas Indonesia vs Timnas Jepang
Banyak bangunan ambruk akibat kuatnya guncangan gempa tersebut. Sebuah gedung yang menjadi kantor kedutaan besar asing, yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Selandia Baru, ambruk. Bagian lantai dasarnya tak terlihat lagi seperti ambles dimakan bumi.
Menurut Greenwood, bangunan rumah sakit di ibu kota termasuk yang mengalami kerusakan.
Hal senada disampaikan seorang jurnalis, Dan McGarry, kepada Associated Press.
"(Dokter bekerja) Secepat yang mereka bisa," ujarnya, seraya menambahkan fasilitas darurat didirikan di luar IGD rumah sakit untuk menampung banyaknya korban.
Video yang dibagikan oleh Vanuatu Broadcasting and Television Corporation menunjukkan kerumunan orang di luar rumah sakit.
Sementara itu informasi resmi pertama yang dipublikasikan Pemerintah Vanuatu, Departemen Bahaya Geohazard, melalui media sosial, menyebutkan sistem pemantauan tidak bisa memperbarui informasi akibat pemadaman listrik. Namun warga didesak untuk menjauh dari garis pantai setidaknya selama 24 jam sejak gempa utama atau sampai sistem pemantauan tsunami dan gempa bumi beroperasi kembali.
Sebuah video yang diunggah di media sosial tampak menunjukkan bangunan-bangunan yang ambruk di Port Vila, termasuk satu bangunan yang runtuh ke lantai bawahnya dan mobil-mobil yang diparkir di jalan di bawahnya.
Seorang warga Amanda Laithwaite mengatakan, suaminya anggota tim penyelamat berjibaku untuk menyelamatkan para korban yang terjebak di reruntuhan. Mereka berusaha menghancurkan dan memindahkan puing-puing atap gedung tiga lantai karena yakin banyak orang terjebak di bawahnya. Namun tak banyak yang bisa mereka lakukan karena tak ada peralatan khusus.
Tim SAR berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban. Selain karena kondisi mereka yang luka, gempa susulan yang masih terjadi bisa membuat bangunan yang sudah hancur menjadi lebih rapuh.