Ibu dan Remaja Pembuhan Ayah-Nenek di Lebak Bulus Belum Dipertemukan, Ada Apa?
JAKARTA, iNews.id - Ibu (AP) dan remaja pelaku pembunuhan ayah-nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan berinisal MAS (14) hingga saat ini belum dipertemukan oleh pihak kepolisian. Polisi mengatakan alasannya karena, kondisi psikologis sang ibu masih belum stabil.
"Ibunya masih tertekan atau psikisnya masih syok, setiap diperiksa juga dia menangis. Belum (dipertemukan dengan anaknya), memang belum bisa ditemukan karena memang dari ibunya psikisnya masih belum pulih,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi saat dikonfirmasi, Minggu (15/12/2024).
“Anaknya juga masih dititipkan (di rumah aman)," tutur dia.
Menurutnya, saat ini secara fisik sang ibu masih dalam proses pemulihan pula akibat penusukan yang dialaminya. Saat ini, AP tinggal di rumah kakaknya guna mengantisipasi terjadinya hal tak diinginkan.
Saat dimintai keterangan tambahan oleh polisi, sang ibu masih tak percaya atas peristiwa yang dialaminya itu. Bahkan, sang ibu tak percaya anaknya yang melakukan penusukan tersebut.
"Ibunya sampai detik ini tidak percaya kalau anaknya yang melakukan. Ibunya masih membayangkan bahwa pada malam itu situasi keluarga sangat bahagia," tuturnya.
Kepada polisi, papar dia, sang ibu menceritakan saat-saat sebelum peristiwa terjadi, yang mana keluarganya masih bahagia. Anaknya juga bermain petak umpet dengan sang ibu dan sang ayah dengan diselingi canda-tawa.
"Main petak umpet, dia mencari bapaknya tetapi ketemu ibunya, dia (pelaku) itu tertawa bahagia, maka itu mamanya tidak menyangka kira-kira beberapa jam (kemudian) kejadian," bebernya.
Dia menerangkan, usai bermain dengan keluarga, sang anak berpamitan untuk tidur terlebih dahulu. Lantas pada malam harinya, peristiwa dugaan kasus pembunuhan itu pun terjadi.
Sementara itu, AP mengaku pernah membawa anaknya ke psikolog. Alasannya untuk mengetahui mengapa sampai si anak kerap tertidur di kelas.
"Menanyakan kenapa suka tidur di kelas, karena susah tidur (di malam hari) kata dia (pelaku). Kalau jawaban dari anak yang berkonflik dengan hukum itu dia susah tidur," katanya.