Mobil Listrik Terbakar Sulit Dipadamkan, Indonesia Berhasil Temukan Pemadam Api Baterai EV
JAKARTA, iNews.id - Dalam satu dekade terakhir, industri kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) mengalami peningkatan signifikan di dunia. Indonesia yang memiliki populasi penduduk terbesar keempat di dunia tidak luput dari target pemasaran produsen EV.
Namun, perlu diketahui EV yang terbakar sangat sulit dipadamkan. Ini disebabkan karakteristik baterai Lithium yang berbeda dengan material lain apabila terjadi kebakaran.
Baterai lithium tidak memerlukan oksigen untuk bisa terbakar. Suhu apinya sangat tinggi, biasanya dimulai dari sekitar 1.000°C dan dapat terus meningkat hingga mencapai lebih dari 2.000°C.
Penggunaan pemadam api atau Alat Pemadam Api Ringan (APAR) konvensional tidaklah efektif. Sebab sebagian besar APAR konvensional hanya efektif menjinakkan api dengan suhu maksimal 700°C. Pada baterai Lithium yang terbakar, api akan terus menyala berulang sampai daya di dalam baterai tersebut habis.
Bagaimana langkah Indonesia ke depan sebagai pemain besar di industri ini? Beruntung, Indonesia memiliki seorang ilmuwan kelas dunia bernama Randall Harto Laksono. Pria asal Surabaya yang lebih dikenal dengan nama Randall Hart ini mendedikasikan hidupnya di dunia fire safety.
Dia membuat pabrik kimia pemadam api pertama PT Hartindo Chemicatama Industri pada 1994. Perusahaan Randall merupakan satu-satunya manufaktur yang mampu memproduksi kimia pemadam api di Indonesia dan Asia Tenggara.
Dalam perkembangannya, Randall berhasil menemukan kimia pemadam pertama di dunia yang efektif memadamkan api bersumber dari baterai Lithium dengan tuntas tanpa adanya penyalaan ulang.
APAR tersebut bernama Hartindo AF31 Lithium Fire Killer atau yang sekarang terkenal dengan sebutan APAR LFK. APAR ini berbahan dasar air dengan campuran kimia khusus yang juga telah dipatenkan secara internasional.
Hartindo AF31 LFK juga telah memiliki berbagai sertifikasi dari lembaga pengujian internasional. Beberapa contoh sertifikasinya yaitu berasal dari Department of Transportation USA (Kementerian Perhubungan Amerika Serikat), UL Green Guard, Eurofins, SGS dan masih banyak lainnya.
Semua ini dilakukan Randall untuk memastikan produk yang ditemukannya bukan sekedar efektif memadamkan api dari baterai Lithium, namun harus aman untuk seluruh aspek kehidupan, mulai dari dampaknya terhadap lingkungan, hewan dan manusia.
APAR fenomenal ini diciptakan menggunakan material food grade, sehingga dapat dengan mudah lulus pengujian aquatic test. Sebab itu, APAR LFK sangat aman bila terkena kulit, mata atau bahkan jika tertelan oleh manusia. LFK juga memiliki nilai Total Komponen Dalam Negeri (TKDN) tergolong tinggi yaitu 49,41 persen.
Saat ini, PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (PT. FAST) menjadi perusahaan yang ditunjuk PT Hartindo Chemicatama Industri untuk melakukan pemasaran dan penjualan secara tunggal ke seluruh wilayah Indonesia.
“Risiko krusial yang hingga hari ini dihadapi setiap industri EV di seluruh dunia hampir sama, yaitu banyaknya tragedi kebakaran ekstrem. Hal ini disebabkan thermal-weight dari baterai lithium yang memiliki karakter berbeda dari api biasa dan sangat mustahil dipadamkan dengan APAR konvensional," ujar Chief Executive Officer PT FAST Willy Hadiwidjaja dalam keterangan pers dilansir Rabu (27/11/2024).
Dia mencotohkan kasus kebakaran yang terjadi pada sebuah mobil Mercedes-Benz di Korea Selatan belum lama ini, menghanguskan satu area parkir basement yang menyebabkan kerusakan parah hingga 142 unit. Kita tidak ingin ini terjadi di Indonesia,” kata Willy.
PT FAST juga berkolaborasi dengan PT Nusantara Karya Reksa Internasional (NKRI) menciptakan modul fitur AI & IoT yang mampu membaca anomali dan merangkum data parameter pada baterai. Modul tersebut akan memberikan peringatan dini apabila terdeteksi anomali berbeda dari kebiasaan atau karakter baterai tersebut. Produk inovatif penemuan anak bangsa ini diberi nama Battery Life Alert Diagnostic (Ballistic).