Menteri Radikal Israel Smotrich Sarankan Populasi Gaza Dipangkas Setengah
TEL AVIV, iNews.id - Menteri radikal Israel Bezalel Smotrich kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Dia menyarankan agar populasi di Jalur Gaza dikurangi setengah.
Sebelum perang pecah, total penduduk Gaza sekitar 2,3 juta jiwa. Luas kantong tersebut mencapai 360 km persegi.
Dalam pidatonya di konferensi yang diselenggarakan Dewan Yesha, organisasi pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat pada Senin kemarin, sang Menteri Keuangan mengatakan, rencana itu bisa diwujudkan dalam 2 tahun mendatang.
“Ada kemungkinan untuk membuat situasi di mana populasi Gaza dalam 2 tahun akan menjadi kurang dari setengah dari jumlah saat ini,” kata Smotrich, seperti dilaporkan surat kabar Haaretz.
Salah satu cara untuk mengurangi populasi Gaza, lanjut dia, adalah dengan mengirim penduduknya keluar dari kantong tersebut. Dia yakin rencana itu bisa terwujud dengan dukungan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
“Mendorong emigrasi sukarela adalah peluang yang muncul dengan pemerintahan (Trump) yang baru. Ada kemungkinan dan keharusan untuk mengambil tanggung jawab sipil atas Gaza," tuturnya, seperti dilaporkan kembali Anadolu, Selasa (26/11/2024).
Dia melanjutkan, militer Israel akan tetap berada di Gaza untuk menjaga keamanan serta mencegah munculnya kembali perlawanan dari para pejuang.
Smotrich sebelumnya berulang kali menyerukan pendudukan Gaza. Pada 18 November, dia mendesak pencaplokan Gaza Utara untuk memaksa Hamas membebaskan sandera Israel. Pernyataan itu dianggap sebagai bentuk frustrasi karena militer Zionis gagal membebaskan seluruh sandera meski telah melakukan operasi serangan darat selama setahun lebih.
“Untuk memulangkan kembali (sandera Israel di Gaza) yang diculik, kita harus menduduki sepenuhnya Gaza Utara dan memberi tahu Hamas bahwa jika tidak memulangkan mereka (sandera), kita akan tinggal di sana selamanya,” kata Smotrich, saat itu.
Israel mengubah Gaza menjadi penjara terbuka terbesar di dunia, mengepungnya selama 18 tahun dan memaksa sekitar 2 juta dari 2,3 juta penduduknya berada dalam kondisi bencana, kekurangan makanan, air, dan obat-obatan parah dan disengaja.
“Kita akan terus berjuang sampai Hamas dilenyapkan dan dicapai kesepakatan yang mengharuskannya menyerah," kata Smotrich.
Meski militer Israel gagal mencapai tujuannya di Gaza, termasuk memulangkan sandera dan menghancurkan kemampuan Hamas, dia mengklaim pada akhir perang, Israel akan meraih kebebasan penuh untuk melakukan apa pun di Gaza.