Weekend Story: Arogansi Pengusaha Ivan Sugianto Berbuah Pahit
JAKARTA, iNews.id - Ivan Sugianto, seorang pengusaha klub malam asal Surabaya, kini harus meringkuk di balik jeruji besi setelah video perundungan yang dilakukannya terhadap siswa viral di media sosial. Dalam video tersebut, Ivan terlihat memaksa seorang siswa SMA Gloria 2 Surabaya yang berkonflik dengan anaknya untuk sujud dan menggonggong seperti anjing.
Tindakan kejam ini memicu kemarahan publik dan berdampak pelaporan hukum oleh SMA Gloria 2. Ivan ditangkap oleh tim gabungan dari Polrestabes Surabaya dan Satgas Pengamanan Bandara Juanda, saat tiba di Surabaya dari Jakarta. Tanpa perlawanan, Ivan dibawa ke Mapolrestabes Surabaya untuk menjalani serangkaian pemeriksaan.
Kisah Ivan Sugianto merupakan contoh nyata bagaimana tindakan yang arogan tidak manusiawi dapat menghancurkan reputasi serta kehidupan seseorang. Meski telah meminta maaf, Ivan kini tinggal di hotel prodeo untuk menjalani proses hukum sebagai konsekuensi atas perbuatannya.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menghormati dan memperlakukan sesama manusia dengan baik.
Siapa Ivan Sugianto, Dikenal Dekat Aparat ?
Usai videonya yang memaksa siswa SMA untuk sujud dan menggonggong, beredar foto saat Ivan Sugianto bersama perwira TNI. Dalam foto itu tampak Ivan bersama perwira TNI di dalam mobil dengan pose tersenyum.
TNI kemudian memberikan klarifikasi perihal beredar foto tersebut. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto mengatakan, perwira menengah (pamen) berpangkat kolonel di foto tersebut tidak memiliki hubungan bisnis dengan Ivan Sugianto.
"Foto tersebut diambil 18 September 2024, Ivan dan pamen TNI tersebut sudah bersahabat sejak lama," ujar Mayjen Hariyanto dikutip dari laman resmi TNI, Sabtu (16/11/2024).
Dia memastikan, tidak ada anggotanya terlibat dalam kelangsungan bisnis Ivan. "Hanya teman biasa, enggak ada hubungan bisnis apalagi backing," ucapnya.
Dugaan Pencucian Uang Judi Online
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir rekening Ivan dan klub malam Valhalla yang diduga miliknya. Pemblokiran ini dilakukan karena adanya dugaan uang judi online (judol) mengalir ke Valhalla.
Kepala PPATK, Ivan Yustiawandana mangatakan, ada belasan rekening milik Valhalla buntut terindikasi judol yang diblokir. Saat ini, kata dia PPATK telah berkoordinasi dengan kepolisian terkait pemblokiran rekening tersebut.
"Terdapat pihak-pihak yang diduga terkait judol yang terkoneksi dengan yang bersangkutan," kata Ivan Yustiawandana.
Sementara itu mantan Kepala PPATK Muhammad Yusuf menjelaskan, PPATK berhak turun ke lapangan untuk memeriksa lebih lanjut, seperti mengaudit sehingga produk PPATK nanti akan diberikan kepada penegak hukum.
"Kenapa pakai tangan PPATK karena kalau pakai penegak hukum sendiri sepanjang tidak mengenakan pasal TPPU mereka harus meminta izin kepada OJK untuk memeriksa rekening di bank dan itu perlu waktu, khawatir nanti uangnya sudah berpindah," ucapnya dalam perbincangan dengan iNews.
Detik-detik Mencekam! Ombak Besar Terjang Pantai Cipunaga Cihara, Warga Berjuang Selamatkan Perahu!
Dia menilai dalam kasus Ivan ini hampir serupa dengan kasus yang pernah menjerat mantan pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo. Kasus ini terungkap berawal dari persoalan yang melibatkan anaknya. Setelah kasus penganiayaan yang melibatkan anaknya itu, kata dia terungkap kejanggalan harta kekayaan Rafael Alun.
"Kalau kita lihat kasusnya Rafael Alun itu kan masalah penganiayaan antara anaknya Rafael Alun dengan anaknya korban. Dari kasus itu kita melihat kok ada kekayaan luar biasa. Nah sama si Ivan ini saat ada kasus perundungan terhadap anak kena pasal itu, orang melihat kok dia kaya sekali apa sih bisnisnya maka PPATK punya kewenangan penelusuran," ucapnya.
Dia menuturkan, hasil penelusuran PPATK ini bisa membantu penegak hukum dalam mengusut kasus Ivan. "Kalau kita lihat produk PPATK itu mestinya menjadi amunisi bagi penegak hukum Kalau ada orang yang mempunyai kekayaan yang masif, bisnis tidak jelas maka patut dicurigai," katanya.