Israel Makin Berulah, Serang Markas UNIFIL Hancurkan Menara Pengawas

Israel Makin Berulah, Serang Markas UNIFIL Hancurkan Menara Pengawas

Terkini | inews | Kamis, 17 Oktober 2024 - 07:08
share

BEIRUT, iNews.id - Pasukan Israel kembali menyerang markas pasukan penjaga perdamaian UNIFIL di Lebanon Selatan. Tank Merkava tentara Zionis menembak menara pengawas, Rabu (16/10/2024).

UNIFIL menyebut serangan yang terjadi di dekat Kfar Kila itu dilakukan secara langsung dan tampaknya disengaja.

"(Tank Merkava) Menembaki menara pengawas," bunyi pernyataan, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (17/10/2024).

Akibat serangan itu dua kamera pengawas hancur dan menara rusak.

Serangan tersebut merupakan yang terbaru dilakukan pasukan Zionis terhadap markas dan personel UNIFIL sejak sepekan terakhir. Israel menghendaki para personel UNIFIL pindah hingga sejauh 5 km ke dalam Lebanon agar mereka leluasa melakukan serangan darat.

Pada Minggu (13/10/2024), dua tank Israel menerobos paksa markas UNIFIL di dekat Desa Ramyah serta melintasi Garis Biru, pembatas yang tak boleh dilintasi pasukan Zionis sebagaimana amanat Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

Pasukan Israel juga melepaskan tembakan asap di dekat pasukan penjaga perdamaian menyebabkan 15 personel menderita iritasi kulit dan masalah gastrointestinal.

UNIFIL juga melaporkan, pasukan Israel menghalangi pergerakan logistik penting di dekat Meiss Al Jabal pada Sabtu.

“Kami memperingatkan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan semua aktor tentang kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB dan untuk menghormati keutuhan bangunan PBB setiap saat,” bunyi pernyataan UNIFIL.

Israel mendesak UNIFIL meninggalkan posisinya dengan dalih kelompok Hizbullah menggunakan pasukan penjaga perdamaian itu sebagai perisai. Sekjen PBB Antonio Guterres maupun UNIFIL dengan tegas menolak permintaan Israel itu.

Hizbullah juga membantah tuduhan Israel menggunakan tameng manusia dari warga sipil, apalagi pasukan UNIFIL.

Saat ini kekuatan UNIFIL sekitar 10.000 personel dari 50 negara lebih, di antaranya Indonesia, India, Sri Lanka, dan Irlandia.

Topik Menarik