Seberapa Jauh Jarak Bulan? Segini Perkiraannya
JAKARTA, iNews.id - Seberapa jauh jarak Bulan dari Bumi? Mungkin ini pertanyaan klasik dengan jawaban sederhana bagi sejumlah orang.
Jarak antara Bulan dan Bumi rata-rata yang 384.400 kilometer. Menurut Profesor Madya Eksplorasi dan antariksa di Arizona State University dan peneliti utama di LunaH-Map Craig Hardgrove ini merupakan perkiraan yang baik.
Namun, orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips, sehingga jaraknya dari Bumi bervariasi. Jarak tersebut berkisar sekitar 221.500 mil (356.470 km) pada titik terdekatnya dengan Bumi (perigee) hingga 252.000 mil (405.600 km) pada titik terjauhnya (apogee).
Menurut astronom Phil Plait untuk Slate, jarak di apogee sangat jauh, sehingga tujuh planet lain di Tata Surya (Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus) dapat berada di antara Bumi dan Bulan. Eksperimen pemikiran ini berhasil jika diameter rata-rata planet dijumlahkan, yang sama dengan 236.100 mil (380.016 km).
Menurut Hardgrove, kita dapat berterima kasih kepada astronot Apollo atas keakuratan pengukuran ini. Dengan menggunakan reflektor yang ditinggalkan di permukaan Bulan pada 1960-an dan 70-an, para ilmuwan saat ini dapat menyinari Bulan dengan laser berkekuatan tinggi dan mengukur kecepatan pantulannya demi menentukan jarak satelit dari Bumi.
Faktanya, kata Hardgrove, Bulan bersinar 30 persen lebih terang dan tampak 14 persen lebih besar diameternya selama perigee dibanding saat apogee, sebagaimana dikutip dari Live Science, Selasa (8/10/2024).
"Perubahan ini terkadang disebut sebagai 'supermoon' saat Bulan berada pada posisi terdekat dan sebagai 'micromoon' saat Bulan berada pada posisi terjauh," katanya.
Meskipun jarak Bulan dan fase-fasenya mengikuti siklus Bulan yang sama, yaitu sekitar 27 hari, keduanya tidak berhubungan secara langsung. Dalam kebanyakan kasus, jarak rata-rata antara Bumi dan Bulan cukup akurat bagi masyarakat umum.
"Variasi jarak antara perigee dan apogee … dapat memengaruhi waktu tempuh dengan margin yang kecil. [Namun] faktor lain, seperti lintasan, kondisi lokasi pendaratan, dan pencahayaan Matahari, cenderung menjadi pertimbangan yang lebih penting untuk misi ke Bulan," kata Hardgrove.
Seorang ilmuwan proyek di Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA Noah Petro mengatakan kita beruntung dapat menyaksikan Bulan di bagian yang sangat istimewa dalam perjalanannya meninggalkan Bumi.