Tersangka Kasus Pembubaran Diskusi di Kemang Bertambah Jadi 9 Orang

Tersangka Kasus Pembubaran Diskusi di Kemang Bertambah Jadi 9 Orang

Berita Utama | inews | Minggu, 6 Oktober 2024 - 16:49
share

JAKARTA, iNews.id - Jumlah tersangka dalam kasus pembubaran diskusi Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan kembali bertambah. Polisi kini telah menetapkan sembilan tersangka.

Polisi menentapkan empat nama baru berinisial YL, WSL, FMC, dan RAS. Sebelumnya, polisi telah menetapkan lima orang tersangka terkait insiden ini.

“Empat pelaku lainnya telah ditangkap dan dilakukan penahanan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam, Minggu (6/10/2024).

Ade menjelaskan keempat tersangka baru memiliki perannya masing-masing dalam aksi perusakan tersebut. YL bertindak merusak meja, WSL merusak banner dan tiang layar proyektor, FMC menghancurkan layar proyektor, sementara RAS turut merusak properti lain di lokasi kejadian. "Total jadi 9 tersangka," kata Ade.

Pembubaran diskusi yang berlangsung di Hotel Grand Kemang ini terjadi secara tiba-tiba. Sejumlah orang tak dikenal merangsek masuk ke ruang diskusi melalui pintu belakang hotel. Mereka membuat kericuhan dan merusak sejumlah properti milik hotel dan panitia acara.

Acara diskusi tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh nasional seperti Din Syamsudin, pakar hukum tata negara Refly Harun, mantan Danjen Kopassus Soenarko, ekonom Said Didu, aktivis Marwan Batubara, serta Rizal Fadhilah. Diskusi ini juga dihadiri oleh Tata Kesantra dan Ida N Kusdianti, masing-masing Ketua dan Sekjen Forum Tanah Air.

Dalam insiden ini, Din Syamsuddin sebelumnya sempat mengungkapkan kekecewaannya terhadap aparat kepolisian yang dinilainya tidak sigap dalam melindungi acara diskusi tersebut. 

"Polisi, mohon maaf, tidak berfungsi sebagai pelindung dan pengayom rakyat. Mereka diam saja dan membiarkan aksi-aksi anarkisme ini," kata Din, Sabtu (28/9/2024).

Pakar hukum tata negara, Refly Harun juga menyebut aksi perusakan tersebut tergolong tindakan kriminal yang seharusnya langsung ditindak oleh polisi. "Ini bukan delik aduan. Mereka melakukannya di depan polisi, jadi jika tidak ada tindakan, sungguh mengherankan," kata Refly.

Topik Menarik