Drama Musikal Kisah dari Papua Pukau Melbourne di Indonesian Night 2024

Drama Musikal Kisah dari Papua Pukau Melbourne di Indonesian Night 2024

Terkini | inews | Sabtu, 5 Oktober 2024 - 18:37
share

MELBOURNE, iNews.id - Festival Indonesia bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne, Australia, menghadirkan kekayaan budaya Indonesia Timur melalui Indonesian Night. Acara digelar di Melbourne City Conference Centre (MCCC), Jumat (4/10/2024). 

Tahun ini, Indonesian Night kembali dengan tema "Gema dari Timur Indonesia" menampilkan perpaduan drama musikal kontemporer, tarian tradisional, dan pertunjukan cerita.

Acara yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Festival Indonesia 2024 ini menampilkan Nogei, grup musik teater yang dikenal dengan lagu-lagu mereka tentang Papua, yakni "Tatinggal di Papua." 

“Kami percaya seni kami adalah sesuatu yang menginspirasi. Saat kami diundang untuk tampil di Melbourne, kami berpikir inilah momennya,” kata Michael Jakarimilena dari Nogei. 

Acara juga menampilkan Presiden Tidore, seorang musisi etno-hip-hop dari Maluku Utara; Maluku Basudara, komunitas seni dan budaya warga Maluku di Melbourne yang mewarnai pertunjukan dengan busana penuh persona yang merupakan Karya dari Theodora E A A Matrutty, Msi (Universitas Pattimura); serta Widya Luvtari, kelompok tari tradisional Indonesia yang berbasis di Geelong. 

Jajaran penampil tersebut, bersama dengan diaspora Indonesia di Victoria, menghadirkan pengalaman budaya Indonesia yang mendalam.

Penonton disuguhkan pertunjukan teater musikal selama 1 jam, mengisahkan cerita rakyat Sentani dari Papua. Pertunjukan ini menyoroti bagaimana masyarakat Papua -diperankan oleh orang-orang Kerajaan Matahari- melindungi alam dari keserakahan, menekankan hubungan mendalam mereka dengan ekosistem hutan sagu dan danau yang penting bagi cara hidup tradisional dan berkelanjutan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

“Dewi yang digambarkan dalam pertunjukan ini melambangkan bumi pertiwi. Jika dia mati, bagaimana kita bisa bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan,” kata Stephen Wally. 

Sesekali, penonton diajak bernyanyi bersama dan terhibur dengan momen humor yang ringan.

Pohon Sagu bagi masyarakat Papua merupakan elemen penting bagi keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan sekitarnya. 

“Dari sagu kita bisa membuat kebutuhan pokok manusia (sandang) seperti pakaian, sagu juga bisa memberikan atap untuk berlindung (papan), sagu juga menjadi bahan pokok konsumsi kami (pangan), dan akar sagu pun juga menghasilkan air yang memberikan kehidupan bagi alam Papua (ekosistem)” kata Chef Jungle Toto yang ikut berpartispasi tampil pada drama musikal tersebut. 

Sebagai penutup malam, para penampil mengundang semua tamu untuk menari bersama diiringi musik tradisional Indonesia yang meriah. 

"Itu adalah pengalaman yang luar biasa, musiknya juga bagus," kata Tasya, seorang tamu, setelah pertunjukan.

Topik Menarik