Israel Tak Akan Mampu Serang Fasilitas Nuklir Iran, kecuali Dibantu AS
WASHINGTON, iNews.id - Militer Israel dinilai tak akan mampu menyerang fasilitas nuklir Iran. Hanya Angkatan Udara (AU) Amerika Serikat (AS) yang bisa melakukannya.
Majalah The New Yorker, mengutip sumber pejabat dari kedua negara, melaporkan Israel diyakini tak akan bisa menyerang fasilitas itu sendirian, terutama situs pengayaan nuklir bawah tanah di Fordo.
AU AS dengan kemampuannya, termasuk persenjataan, bisa menghancurkannya. Namun Presiden AS Joe Biden menegaskan tidak akan mendukung Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.
Meski demikian, para pejabat Israel kemungkinan akan terus mendesak Biden untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Israel tidak menjelaskan sifat atau ruang lingkup pembalasan yang direncanakan, namun beberapa politisi garis keras, termasuk mantan Perdana Menteri Naftali Bennett, mendesak pemerintah untuk menargetkan program nuklir Iran.
Tanggul Sungai Cisunggalah Bandung Jebol akibat Hujan Deras, Puluhan Rumah Terendam Banjir
Biden merupakan salah satu pemimpin AS yang jarang sekali berbicara tentang program nuklir Iran. Berbeda dengan pendahulunya, Donald Trump, yang bahkan menarik AS keluar dari kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) pada 2018. Kesepakatan yang diteken pada 2015 di masa pemerintahan Presiden Barack Obama itu mengatur tentang pengendalian program nuklir Iran. Imbalannya, sanksi terhadap Iran dicabut.
Namun Trump menarik AS keluar dengan alasan, kesepakatan yang juga diteken oleh negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB itu harus diperbarui atas kecurigaan akan dijadikan senjata.
Alasan yang menurut Iran tak masuk akal karena program nuklirnya diawasi secara ketat oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Trump lalu menjatuhkan kembali sanksi terhadap Iran yang memukul perekonomian negara tersebut. Sejak itu Iran juga keluar dari kesepakatan dengan meningkatkan pengayaan uraniumnya hingga di atas level yang ditetapkan dalam JCPOA. Israel dan AS yakin level pengayaan uranium Iran sudah mencapai titik terdekat untuk bisa menghasilkan senjata nuklir.
Oleh karena itu Israel dan AS sejak lama telah mempersiapkan upaya untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Iran menembakkan ratusan rudal ke Israel pada Selasa lalu sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Militer Israel menyebut ada sekitar 180 rudal balistik yang ditembakkan, namun sebagian besar bisa dicegat.
Sebaliknya para pejabat Iran mengatakan, 90 persen rudal yang ditembakkan mengenai sasarannya. Ada tiga target utama serangan Iran yakni dua pangkalan udara dan markas besar Mossad.
Gambar satelit yang dirilis Planet Labs PBC menunjukkan salah satu pangkalan udara Israel hancur akibat serangan itu. Pangkalan itu adalah markas skuadron jet tempur siluman F-35 Israel.