Heboh, Pengrajin Penyintas Kanker dan Tuna Rungu Lukis Ribuan Kain Cantik di Hari Batik Nasional

Heboh, Pengrajin Penyintas Kanker dan Tuna Rungu Lukis Ribuan Kain Cantik di Hari Batik Nasional

Travel | inews | Rabu, 2 Oktober 2024 - 20:42
share

JAKARTA, iNews.id - Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober menjadi momen untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Sudah 15 tahun batik ditetapkan dan diakui oleh dunia sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.

Masyarakat Indonesia sudah sewajibnya turut melestarikan batik, salah satunya dengan bangga mengenakan batik. Tidak hanya digunakan untuk acara tertentu saja, namun batik dapat menjadi lifestyle yang digunakan sehari-hari. 

Untuk terus mengenalkan batik ke masyarakat yang lebih luas, para pengrajin yang merupakan penyintas kanker dan tuna rungu memproduksi sebanyak 2.024 kain batik. Hal ini bertujuan untuk menggerakkan roda perekonomian dan peningkatan kualitas hidup komunitas pengrajin batik di Rumah Batik Palbatu dan sekitarnya.

Founder Rumah Batik Palbatu, Budi Dwi Hariyanto mengatakan, kolaborasi dengan Attack Batik & Delicate Care sangat membantu pengrajin dalam mengenalkan dan melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. "Tentunya dengan semakin banyak masyarakat yang mencintai batik, harapannya dapat menjadi motivasi bagi para pengrajin terutama di Rumah Batik Palbatu yang mayoritas adalah warga sekitar, penyintas kanker, dan tuna rungu yang membatik sudah menjadi kegiatan mata pencarian mereka sehari-hari," ujar Budi Dwi pada Rabu (2/10/2024).

Para pengrajin juga menghadirkan motif Kain Batik Kirei yang diperkenalkan dan dipamerkan di Kantor Pusat Kao Indonesia pada Hari Batik Nasional 2024. Kain Batik Kirei khusus diciptakan dengan menuangkan nilai-nilai Kirei Lifestyle ke dalam hasil karya tangan yang indah dengan mengombinasikan motif batik tertentu yang mencerminkan identitas batik Indonesia. 

"Nilai keindahan dan kebersihan digambarkan melalui bunga mawar dan melati serta digabungkan dengan seorang perempuan mengenakan kebaya yang cantik, bersih, dan wangi," ujar Budi Dwi.

Selain itu, ada juga simbol komunitas kanker dan tuna rungu untuk menggambarkan pengrajin dari Rumah Batik Palbatu. "Kolaborasi ini juga mencerminkan strategi ESG (Environmental, Social, Governance) yang dimiliki oleh Kao Indonesia, yaitu Kirei Lifestyle Innovation yang mendukung Sustainable Lifestyle Promotion dan Habits for Cleanliness, Beauty & Health,” ujarnya. 

Sementara itu, Susilowati selaku vice president marketing Kao Indonesia, mengatakan dengan hadirnya Kirei Lifestyle, masyarakat bisa menjalani gaya hidup yang lebih bersih, sehat, indah di lingkungan yang berkelanjutan dalam keseharian. "Diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kualitas hidup konsumen, komunitas, dan masyarakat Indonesia secara luas," ujar Susilowati.

Topik Menarik