10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Infrastruktur Jalan Tol Tingkatkan Konektivitas hingga Dorong Pertumbuhan Ekonomi

10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Infrastruktur Jalan Tol Tingkatkan Konektivitas hingga Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Berita Utama | inews | Senin, 23 September 2024 - 10:00
share

JAKARTA, iNews.id - Pembangunan infrastruktur pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam 10 tahun, khususnya jalan tol terasa dampaknya di masyarakat. Selain meningkatkan konektivitas, jalan tol diyakini dapat menjadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Pembangunan infrastruktur yang tidak merata menjadi perhatian khusus setelah adanya ketimpangan di berbagai daerah. Dahulu, pusat perekonomian hanya ada di kota besar, biaya logistik tinggi dan kriminalitas turut membayangi. 

Pembangunan infrastruktur pun digencarkan agar memberikan kesempatan yang adil bagi siapapun, karena itu merupakan modal dasar bagi kemajuan Indonesia.

"Jadi, pembangunan itu berentetan ke mana-mana, tidak hanya berfungsi untuk satu, tetapi akan berentetan ke mana-mana," ucap Presiden Jokowi.

Hasil pembangunan infrastruktur berdasarkan waktu tempuh dan kemantapan jalan dari 2015 hingga 2023 berdasarkan data Kementerian PUPR sebagai berikut:

- Waktu tempuh 2,7 jam per 100 km dan kemantapan jalan 89,36 persen pada 2015
- Waktu tempuh 2,64 jam per 100 km dan kemantapan jalan 89,38 persen pada 2016
- Waktu tempuh 2,56 jam per 100 km dan kemantapan jalan 90,35 persen pada 2017
- Waktu tempuh 2,4 jam per 100 km dan kemantapan jalan 91,9 persen pada 2018
- Waktu tempuh 2,3 jam per 100 km dan kemantapan jalan 92,61 persen pada 2019
- Waktu tempuh 2,16 jam per 100 km dan kemantapan jalan 91,3 persen pada 2020
- Waktu tempuh 2,22 jam per 100 km dan kemantapan jalan 91,81 persen pada 2021
- Waktu tempuh 2,2 jam per 100 km dan kemantapan jalan 92,2 persen pada 2022
- Waktu tempuh 2,16 jam per 100 km dan kemantapan jalan 94,18 persen pada 2023

Jalan Layang Tol MBZ. (Foto: Istimewa)
Jalan Layang Tol MBZ. (Foto: Istimewa)

Selain itu, infrastruktur jalan tol juga memunculkan peluang ekonomi baru, membuka lapangan pekerjaan dan bisa menekan waktu dan biaya logistik. Daya saing daerah juga meningkat dan dapat menggaet investor.

Sekjen Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Trian Yuserma menyebut bahwa biaya pengiriman logistik di Indonesia saat ini sudah semakin murah, termasuk dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Hal ini salah satunya tidak terlepas dari masifnya pembangunan infrastruktur selama pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

"Pastilah (murah), ya karena infrastruktur itu bagian penting dari proses kelancaran arus barang yang cepat, tepat, dan aman. Idealnya idealnya itu membawa manfaat buat kita semua," ujar Sekjen Asperindo Trian Yuserma.

Realisasi Pembangunan Jalan Tol

Presiden Jokowi menyampaikan, capaian pembangunan infrastruktur jalan tol selama 10 tahun kepemimpinannya sebagai pondasi dan peradaban baru bagi bangsa. Hal ini menjadi tonggak pembangunan Indonesia Sentris, yakni membangun dari pinggiran, membangun dari desa dan membangun dari daerah terluar.

"Sampai saat ini kita telah membangun 366.000 kilometer jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, 6.000 kilometer jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan, dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru," kata Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI 2024 dan Sidang Bersama DPR RI 2024, Jumat (16/8/2024).

Tidak hanya itu, pembangunan infrastruktur di Tanah Air mampu menekan biaya logistik dari sebelumnya 24 persen menjadi 14 persen pada tahun 2023. Peringkat daya saing RI juga meningkat dari sebelumnya 44 menjadi peringkat 27 di tahun 2024. 

Infografis 569 Km Tol Trans Sumatera Telah Beroperasi
Infografis 569 Km Tol Trans Sumatera Telah Beroperasi

Adapun tujuan dari pembangunan infrastruktur pada kepemimpinan Presiden Jokowi merupakan investasi strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menjadikan pijakan kuat bagi Indonesia untuk melangkah ke depan yang lebih makmur dan berkelanjutan.

Sebelum kepemimpinan Presiden Jokowi, jalan tol yang dibangun dan beroperasi di Indonesia hanya ada sekitar 790 km atau sejak 1978 hingga 2014. Jika dihitung selisihnya, terdapat tambahan 2.103 km jalan tol yang beroperasi selama 10 tahun ke belakang.

Sekitar 72,6 persen dari total jalan tol yang beroperasi di Indonesia dibangun selama masa kepemimpinan Jokowi. Angka ini masih bisa bertambah, karena terdapat beberapa jalan tol yang saat ini masuk tahap penyelesaian dan siap diresmikan.

Tidak hanya di Pulau Jawa, saat ini jalan tol tersebar di hampir seluruh pulau-pulau besar di Indonesia. Mulai dari Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. Hanya gugusan Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua saja yang belum memiliki jalan tol.

Pulau Jawa paling banyak memiliki jalan tol dengan total panjang ruas hingga 1.782,47 km yang sudah dibangun dan dioperasikan. Selanjutnya, di Sumatera terdapat 941,75 km dan Pulau Bali terdapat 10,07 km.

Kemudian, di Pulau Kalimantan sudah ada 97,27 km tol yang dibangun dan dioperasikan. Terakhir, di Sulawesi panjang tolnya 61,46 km. BPJT menyebutkan terdapat sekitar 52 badan usaha yang mengoperasikan 73 ruas tol yang ada di Indonesia.

Jalan tol diyakini menjadi salah satu infrastruktur penting pendorong pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. BPJT menyebut jalan tol dapat meningkatkan konektivitas hingga memangkas waktu tempuh. Selain itu, koneksi antar wilayah yang dihubungkan dengan jalan tol diyakini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Warga Sambut Positif Infrastruktur Jalan Tol

Pembangunan infrastruktur jalan tol di kepemimpinan Presiden Jokowi mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, khususnya warga Jakarta. Salah satunya Maya, karyawan swasta yang sehari-hari mengendarai mobil untuk menerobos kemacetan Jakarta.

Maya mencontohkan, pembangunan Jalan Tol Pulo Gebang-Kelapa Gading yang diresmikan Jokowi memudahkan akses menuju tempatnya bekerja.

“Sebagai pengendara, sangat membantu, dan lebih baik. Banyak jalan yang tadinya enggak kebuka, akses kini makin cepat.” kata Maya saat ditemui iNews Media Group pada Car Free Day (CFD) di Summarecon, Bekasi, Minggu (22/9/2024).

Sebelum ada jalan tol tersebut, Maya mengaku jenuh merasakan kemacetan luar biasa di lingkar luar Jakarta. Hal ini sempat membuatnya resah karena waktu yang terbuang percuma di jalan raya. 

“Kayak mau ke kantor, sebelumnya saya tinggal di Cakung, ini bisa macet 1 jam lewat. Nah dengan adanya tol Cakung, Kelapa Gading, Bekasi, itu bisa jadi short-cut,” tuturnya.

Diketahui, Presiden Jokowi meresmikan Jalan Tol Pulo Gebang-Kelapa Gading pada akhir Agustus 2021. Jalan tol sepanjang 9,3 kilometer ini melengkapi jalan tol metropolitan Jabodetabek, bagian dari lingkar dalam dan lingkar luar Jakarta.

Jalan Tol Pulo Gebang-Kelapa Gading juga adalah satu dari enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta yang direncanakan dibangun sepanjang 69,78 kilometer.

Presiden Jokowi saat meresmikan Jalan Tol Pulo Gebang-Kelapa Gading sepanjang 9,3 km. (Foto: Dok. BPJT)
Presiden Jokowi saat meresmikan Jalan Tol Pulo Gebang-Kelapa Gading sepanjang 9,3 km. (Foto: Dok. BPJT)
Topik Menarik