13 Contoh Kultum Singkat Menarik tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, Penuh Hikmah

13 Contoh Kultum Singkat Menarik tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, Penuh Hikmah

Gaya Hidup | inews | Kamis, 5 September 2024 - 05:30
share

JAKARTA, iNews.id - Contoh kultum singkat menarik tentang Maulid Nabi Muhammad SAW bisa jadi panduan untuk berceramah di Bulan Maulid.

Sesuai kalender Hijriah, Umat Islam saat ini memasuki Bulan Rabiul Awal 1446 H atau Bulan Maulid Nabi yang jatuh bertepatan hari Kamis, 5 September 2024. Sedangkan peringatan Maulid Nabi jatuh pada hari Senin, 16 September 2024.

Bulan Rabiul Awal merupakan salah satu bulan istimewa. Sebab, di bulan tersebut manusia paling agung dan sebaik-baik aklak manusia yakni Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk merayakannya dengan penuh suka cita serta banyak bersholawat.

Selain diisi dengan pembacaan sholawat, Bulan Maulid juga momentum tepat untuk menggali sejarah dan kehidupan serta meneladani akhlak Rasulullah melalui Kultum. 

Kultum atau pidato bertujuan menyampaikan ajaran agama yang berisi ajakan untuk berbuat baik dan meningkatkan ketakwaan. Dalam memberikan kultum singkat menarik, ada beberapa hal yang perlu diketahui di antaranya ragam bahasa dan materi. 

Kultum singkat menarik tentang agama lazim diawali dengan mengucapkan salam yakni assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Setelah itu dilanjutkan dengan mengucapkan puji sukur kepada Allah dan salawat kepada Nabi Muhammad. 

13 Contoh Kultum Singkat Menarik tentang Maulid Nabi Muhammad SAW

1. Keutamaan Bulan Rabiul Awal

Assalamualaikum wr wb

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin nasta’inu wa nashtaghfiruhu wa ni’matuhu. Wa shalatu wa salam ‘ala sayiddina wa maulana muhammadiyin wa ahlihi. ‘ama ba’d.

Kepada yang terhormat alim ulama, habaib, asatidz dan para kyai yang dirahmati Allah. Yang pertama dan utama marilah kita bersama mengucapkan Alhamdulillah dan puji syukur atas nikmat sehat yang telah diberikan.

Shalawat serta salam marilah kita sampaikan kepada junjungan kita baginda nabi agung Muhammad saw. Semoga dengan kecintaan kita pada beliau kita dapat diakui sebagai umatnya dan berkenan memberikan syafaat besok di hari akhir. Aamiin.

Hadirin yang dimuliakan Allah. 

Bulan Rabiul Awwal adalah bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam, karena pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah, telah dilahirkan seorang pemimpin umat manusia yang merupakan rahmat bagi alam semesta.

Beliau adalah junjungan kita yakni Nabi Besar Muhammad saw. Melalui beliau Allah Swt. menunjukan manusia menuju alam yang penuh dengan cahaya keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

Oleh sebab itu di bulan Rabiul Awwal ini marilah kita jadikan sebagai sarana dan media untuk mengumpulkan kaum muslimin di masjid-masjid, majelis ta’lim dan tempat-tempat lainnya dengan tujuan menanamkan rasa cinta kepada Rasulullah saw.

Allah telah mensejajarkan dan menempatkan secara bersama-sama antara ketaatan kita kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya.

Sedangkan Nabi SAW, lebih utama dari kita, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 6:

النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ

Artinya: “Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukminin dari diri mereka sendiri.” (Q.S Al-Ahzab: 6)

Karena itu, kita harus cepat-cepat menyatakan loyal kepada Rasulullah Saw. dan mencintainya, melebihi besarnya cinta kepada diri kita sendiri.

Beliaulah yang memberikan petunjuk kepada kita akan kebenaran, sementara kita selalu cenderung untuk mengikuti hawa nafsu, sedangkan hawa nafsu itu selalu mengajak kita kepada kejahatan.

Dengan demikian, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mendahulukan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya di dalam hati, lebih dari siapa atau apa yang dicintai.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Contoh Kultum Singkat Menarik tentang Mensyukuri Maulid Nabi

Assalamualaikum Wr. Wb.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Alhamdulillahi-lladzii hadaana lihadzaa, wama kunna linahtadiya laula an hadanallah, laqod jaa-at rusulu robbinaa bil haqqi wanuuduu an-tilkumul jannah, uuritstumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun.

Para hadirin dan hadhirat yang saya hormati. Kita patut bersyukur masih diberikan umur sehingga bisa memeringati Maulid Nabi SAW.

Allah menyatakan dalam surat Al-Ahzab, 33:21: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. Dalam satu riwayat hadis bersumber dari ‘Aisyah r.a. ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, Aisyah menjawab, “Akhlaqnya Al-Qur’an”. (Musnad Ahmad, Juz VI, h. 216). Ulama kemudian menafsirkan akhlak Rasulullah dengan ayat 1-10 surat Al-Mukminun.

Rutinitas ritual perayaan maulid Nabi saw hendaknya dijadikan momentum introspeksi dalam meneladani Rasulullah Muhammad saw sebagaimana tercermin dalam Al-Qur’an ayat 1-10 surat Al-Mukminun. 

Sehingga resultan dari seremonial perayaan maulid Nabi saw diharapkan; pertama, membentuk masyarakat egaliter, bermoral, khusyu’, tawadlu’ (low profile) dan tidak ada anarki (Q.S.23:2). Bukankah sholat yang dilakukan dengan khusu’ akan mencegah perbuatan keji dan mungkar? (Al-‘Ankabut, 29:45). 

Kedua, tercipta lingkungan yang kondusif; damai, tentram, santun, dan tidak ada friksi. Seremoni peringatan maulid Nabi harus dijauhkan dari caci-maki, provokasi, dan aktifitas lain yang tidak bermanfaat (Q.S.23:3). Ketiga, dapat membangkitkan gairah (spirit) umat Islam dalam berinfaq, sedekah, zakat, dan aktifitas lain yang bernuansa moral dan berimplikasi bagi kehidupan sosial (Q.S.23:4). Bahkan sedapat mungkin,

Perayaan maulid Nabi kali ini dijadikan solusi dari situasi krisis ekonomi yang sekarang melanda bangsa kita Indonesia. 
Perlu ada kesadaran publik, ritus perayaan maulid Nabi saw sebagai instrumen muhasabah, introspeksi, dan merenungkan nasib sesama yang diikuti dengan sumbangan nyata berupa materi lewat institusi sedekah, infaq, maupun zakat. 

Perayaan maulid Nabi bukan sekadar seremonial formal, tetapi juga berdimensi moralitas yang diletakkan pada fungsi pencerahan kemanusiaan. Inilah realisasi konkret sikap seorang muslim dalam meneladani Rasulullah Muhammad saw lewat perayaan maulid.

3. Contoh Kultum tentang Peristiwa Maulid Nabi

Assalamualaikum Wr. Wb.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Alhamdulillahi-lladzii hadaana lihadzaa, wama kunna linahtadiya laula an hadanallah, laqod jaa-at rusulu robbinaa bil haqqi wanuuduu an-tilkumul jannah, uuritstumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun.

Para hadirin dan hadhirat yang saya hormati. Kita patut bersyukur masih diberikan umur sehingga bisa memeringati Maulid Nabi SAW.

Menjelang hari kelahiran Nabi yang agung, semua umat Islam dibelahan bumi manapun menyambutkan dengan suka cita termasuk makhluk-makhluk yang berada diluar angkasa (bulan, bintang, meteor, matahari, galaksi).

Bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam  mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu wata'ala, seperti Abu Lahab yang senang dengan lahirnya keponakan beliau, sampaisampai membebaskan salah satu budaknya yang bernama Tsuaibah karena saking senang dan gembiranya sehingga setiap hari senin, Abu Lahab mendapatkan dispensasi ampunan (keringanan siksa kubur) dari Allah subhanahu wata'ala.

Gembira dengan merayakan hari kelahiran nabi dibolehkan oleh para ulama, dikarenakan rasa rindu dan cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kegembiraan itu di buktikan dengan menyelenggarakan Maulid Nabi dengan rangkaian acara seperti membaca al-Qur’an, membaca Maulid, mendengarkan ceramah dan makan bersama yakni mengingat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam  pada saat itu.

Dengan mengingat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka akan menimbulkan kasih dan sayang, ini sebagai tanda bukti kecintaan kepada Rasulullah, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim).

“Barang siapa yang bersholawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim).

Antara mengingat dan mengucap saling terkait, bukti seseorang cinta maka ia akan selalu mengingat orang yang dicinta dan akan selalu menyebut nama orang yang di cinta “Barang siapa mencintai sesuatu/seseorang maka dia akan banyak menyebut namanya” (pepatah arab), mengingat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dibuktikan dengan banyak menyebut nama Nabi caranya membaca sholawat “allahumma sholli ‘ala muhammad wa ‘ala alii muhammad” dalam rangkaian sholat, kalimat shalawat disebut dalam tasyahud awal dan tasyahud akhir maka dalam sehari kita bersholawat sebanyak 9 kali.

Maulid Nabi SAW adalah hari kelahiran nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau lahir pada tangga 12 Rabiul Awal tahun gajah, disebut tahun gajah karena pada saat kelahiran nabi terjadi peristiwa penyerangan Ka’bah oleh raja Abrahah menggunakan pasukan bergajah.

Selain peristiwa penyerangan Ka’bah oleh Raja Abrahah, kelahiran nabi banyak ditandai dengan peristiwa-peristiwa luar biasa seperti 14 pilar istana khosrau (pusat kezhaliman) di persia rubuh, api di kuil pemujaan bangsa persia tiba-tiba mati, air danau Sawat yang dikultuskan bangsa persia tiba-tiba kering dan surut, berhala di sekitar Ka’bah berjatuhan dan hancur, gereja di kerajaan romawi tiba-tiba runtuh, peristiwa diatas adalah tanda alam menyambut utusan Allah subhanahu wata'ala yang mulia.

Kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dijadikan momentum kebangkitan umat Islam ketika merebut kembali Baitul Maqdis yang dikuasai oleh kaum Nasrani, peristiwa penaklukan baitul maqdis diawali dengan Sultan Shalahuddin menyelenggarakan maulid untuk menyemangati kaum muslimin yang tengah berperang melawan pasukan Kristen dalam perang salib.

Walaupun terjadi pro kontra terkait awal penyelenggaraan maulid nabi, namun tidak menghilangkan urgensi terhadap pentingnya sosok Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam  ketika beliau hidup dan wafat dikarenakan suri tauladan yang baik (uswatun hasanah).

Marilah kita jadikan peringatan maulid Nabi Muhammad setiap tanggal 12 Rabiul Awal sebagai bukti kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana sabda beliau; “barang siapa yang mencintaiku, maka kelak dia akan bersamaku di surga”.

Bukti cinta kepada Allah subhanahu wata'ala yaitu dengan menghidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hal tersebut sesuai dengan firman Allah subhanahu wata'ala pada Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 31,

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١

"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."  (QS. Ali Imran: 31).

4. Contoh Kultum Singkat tentang Maulid Nabi dan Keutamaan Sedekah

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.  اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ  

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah, tuhan semesta Alam yang telah memberi kita nikmat yang berlimpah hingga detik ini. Sholawat serta salam, mari kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.  
Hadirin yang saya hormati, Di Bulan Rabiul Awal yang juga disebut bulan maulid ini marilah kita memperbanyak amal ibadah salah satunya gemar bersedekah. 

Sedekah atau shodaqoh berasal dari kata "shadaqa" yang artinya jujur, benar, memberi dengan ikhlas. Ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang bersedekah berarti telah berlaku jujur kepada dirinya sendiri mengenai kelebihan yang telah di berikan oleh Allah. 
Sedekah meliputi sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunat (at-tatawwu) atau sedekah spontan dan sukarela yang sama artinya dengan infak. Allah SWT berfirman:

 اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا 
يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ 

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah peinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS. Al hadid: 18). 

Bersedekah tidak mengenal waktu. Dalam artian, tidak harus menunggu saat sudah kaya atau sukses karena akan datang penyesalan kelak jika ajal menjemput. 

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

  {وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ} 

Artinya: "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10). 

Menukil Kitab Tafsir Ibnu Katsir, dalam ayat tersebut, Allah SWT mengingatkan setiap orang yang melalaikan kewajiban pasti akan merasa menyesal di saat meregang nyawanya, dan meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar untuk bertobat dan menyusul semua amal yang dilewatkannya termasuk bersedekah. 

Tetapi alangkah jauhnya, karena nasi telah menjadi bubur, masing-masing orang akan menyesali kelalaiannya. Hadirin yang dirahmati Allah SWT. 

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pun pernah bersabda tentang penyesalan bagi orang yang lalai bersedekah.

 َ حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلَا تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ 

Telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah radliallahu anhu berkata,: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahualaihiwasallam dan berkata,: "Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang paling besar pahalanya?". Beliau menjawab: "Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu. Lalu kamu berkata, si fulan begini (punya ini) dan si fulan begini. Padahal harta itu milik si fulan". (HR. Bukhari) [No. 1419 Fathul Bari] Shahih. 

Hadiri  yang dirahmati Allah SWT 

Dari ayat Alquran dan hadits di atas mengajarkan bahwa Muslim sudah semestinya selalu bersedekah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya baik di kala lapang maupun sempit.  Sedekah memiliki banyak keutamaan di antaranya mencegah kematian buruk, meredam murka Allah dan menutup pintu keburukan.

5. Contoh Kultum Singkat Menarik tentang Maulid Nabi: Mencintai Rasulullah SAW

 السَّلَامُ عليكم ورحمة الله وبركاته إنَّ الْحَمْدَ ِلله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيٍّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهْ، وَمَنْ يَضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهْ، أَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهْ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لَانَبِيَّ بَعْدَهْ. أما بعد

Segala Puji bagi Allah, Sholawat dan Salam-Nya semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi agung Muhammad SAW. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. 

Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini untuk memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW 12 rabiul Awal 1443 Hijriah. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam.

Kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini.   

Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala sesuatu. 

Dengan sebab beliau, kita mengenal Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang diridlai Allah. Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul. Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi. Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Nabi yang cintanya kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya. Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:

 لِكُلّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً لِأُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ) 

Artinya: “Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai syafa’at untuk ummatku di hari kiamat” (H.R. Muslim). 

Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam kepada lintas generasi, agar mereka terpaut hati dengannya.  

Bahkan peringatan maulid termasuk salah satu amal yang paling utama karena menuntun kita menuju cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang telah datang menyelamatkan ummat manusia dari kesesatan, kezaliman, kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran.  
Melalui peringatan maulid, kita belajar, mengajarkan dan saling mengingatkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia. Beliau-lah yang mengajarkan dan mengingatkan kita akan kemuliaan dirinya dalam sabdanya:

 إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ (رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَالْبَيْهَقِيُّ) 

Artinya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR al-Bazzar dan al-Baihaqi).

6. Contoh Kultum Singkat Menarik Maulid Nabi tentang Meneladani Rasulullah 

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ بِسْمِ اللهِ الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ الله، لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِالله وَ بَعْدُ 

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini. 

Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam. 

Para hadirin dan hadhirat yang saya hormati. Kita patut bersyukur masih diberikan umur sehingga bisa memeringati Maulid Nabi SAW.

Allah menyatakan dalam surat Al-Ahzab, 33:21: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. Dalam satu riwayat hadis bersumber dari ‘Aisyah r.a. ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, Aisyah menjawab, “Akhlaqnya Al-Qur’an”. (Musnad Ahmad, Juz VI, h. 216). Ulama kemudian menafsirkan akhlak Rasulullah dengan ayat 1-10 surat Al-Mukminun.

Rutinitas ritual perayaan maulid Nabi saw hendaknya dijadikan momentum introspeksi dalam meneladani Rasulullah Muhammad saw sebagaimana tercermin dalam Al-Qur’an ayat 1-10 surat Al-Mukminun. 

Sehingga resultan dari seremonial perayaan maulid Nabi saw diharapkan; pertama, membentuk masyarakat egaliter, bermoral, khusyu’, tawadlu’ (low profile) dan tidak ada anarki (Q.S.23:2). Bukankah sholat yang dilakukan dengan khusu’ akan mencegah perbuatan keji dan mungkar? (Al-‘Ankabut, 29:45). 

Kedua, tercipta lingkungan yang kondusif; damai, tentram, santun, dan tidak ada friksi. Seremoni peringatan maulid Nabi harus dijauhkan dari caci-maki, provokasi, dan aktifitas lain yang tidak bermanfaat (Q.S.23:3). Ketiga, dapat membangkitkan gairah (spirit) umat Islam dalam berinfaq, sedekah, zakat, dan aktifitas lain yang bernuansa moral dan berimplikasi bagi kehidupan sosial (Q.S.23:4). Bahkan sedapat mungkin,

Perayaan maulid Nabi kali ini dijadikan solusi dari situasi krisis ekonomi yang sekarang melanda bangsa kita Indonesia. Jangan sekedar diisi pidato, ceramah, atau konser musik, lalu bubar.

Perlu ada kesadaran publik, ritus perayaan maulid Nabi saw sebagai instrumen muhasabah, introspeksi, dan merenungkan nasib sesama yang diikuti dengan sumbangan nyata berupa materi lewat institusi sedekah, infaq, maupun zakat. 

Perayaan maulid Nabi bukan sekedar seremonial formal, tetapi juga berdimensi moralitas yang diletakkan pada fungsi pencerahan kemanusiaan. Inilah realisasi konkret sikap seorang muslim dalam meneladani Rasulullah Muhammad saw lewat perayaan maulid.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

7. Contoh Kultum Singkat Maulid Nabi tentang Keutamaan Sholawat

Maulid Nabi SAW 2024 ini diperingati tiap 12 Rabiul Awal. Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada tanggal 16 September 2024. Tujuan memeringati Maulid Nabi SAW adalah dalam rangka menampakkan kegembiran atas kelahiran manusia agung pembawa rahmat alam semesta.

Salah satu bentuk mengungkapkan kebahagiaan dan rasa syukur itu yakni dengan banyak membaca sholawat. Secara bahasa, sholawat berasal dari kata sholah yang berarti doa atau seruan kepada Allah SWT. 

Oleh karena itu, membaca sholawat untuk Nabi Muhammad SAW dimaksudkan untuk mendoakan dan memohon berkah dari Allah SWT untuk keselamatan dan kesejahteraan.

Pembacaan shalawat, barzanji dan pengajian­-pengajian yang mengisahkan sejarah Nabi SAW menghiasi hari-hari bulan itu.

8. Contoh Kultum Singkat Maulid Nabi: Menebalkan Cinta kepada Rasulullah 

Assalamualaikum Wr. Wb.

بِسْمِ اللهِ الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ الله، لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِالله وَ بَعْدُ

Segala Puji bagi Allah, Sholawat dan Salam-Nya semoga tetap tercurahkan keharibaan Nabi agung Muhammad SAW. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 12 rabiul Awal 1443 Hijriah. 

Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam. Kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini.  

Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala sesuatu. Dengan sebab beliau, kita mengenal Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang diridlai Allah.

Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul. Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi. 

Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi yang cintanya kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya. Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:

لِكُلّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً لِأُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Maknanya: “Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai syafa’at untuk ummatku di hari kiamat” (H.R. Muslim)

Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam kepada lintas generasi, agar mereka terpaut hati dengannya.  Bahkan peringatan maulid termasuk salah satu amal yang paling utama karena menuntun kita menuju cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang telah datang menyelamatkan ummat manusia dari kesesatan, kezaliman, kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran. 

Melalui peringatan maulid, kita belajar, mengajarkan dan saling mengingatkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia. Beliau-lah yang mengajarkan dan mengingatkan kita akan kemuliaan dirinya dalam sabdanya:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ (رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَالْبَيْهَقِيُّ)

Maknanya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR al-Bazzar dan al-Baihaqi).

Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

9. Contoh Kultum Singkat Makna Maulid Nabi 

Assalamualaikum Wr. Wb.

اَلْحَمْدُ لِلّٰه، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah, pada hari ini kita patut bersykur kepada Allah SWT karena masih diberikan nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat sehat sehingga bisa berkumpul untuk memperingati hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW tiap 12 Rabiul Awal.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dari zaman kegelapan ke zaman yang terag benderang dengan cahaya iman dan Islam.

Memperingati Maulid Nabi SAW sejatinya merupakan bentuk ekspresi cinta kepada Rasulullah SAW. Cinta kepada Nabi SAW merupakan bagian integral dari iman. Urutannya, beriman kepada Rasulullah dan semua para nabi dan rasul membawa kepada usaha mengenal sejarah atau sirah mereka.

Dari mengenal ini kemudian timbul rasa takzim dan kagum serta cinta kepada mereka, yang berikutnya lalu berusaha mengikuti jalan sunnahnya dan meneladaninya dalam semua aspek kehidupan yang diperkenalkan kepada sejarah para nabi dan rasul pertama-tama adalah Rasulullah dulu melalui wahyu Al-Qur’an, yang salah satu tujuannya adalah peneguhan hati dalam perjuangan (تثبيت الفؤاد) sebagaimana termuat dalam Al-Qur’an,

(وَكُلࣰّا نَّقُصُّ عَلَیۡكَ مِنۡ أَنۢبَاۤءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَۚ وَجَاۤءَكَ فِی هَـٰذِهِ ٱلۡحَقُّ وَمَوۡعِظَةࣱ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِینَ)

“Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman”. [QS Hud 11:120].

Jika Rasulullah saja diberikan kisah perjuangan pendahulunya untuk memantapkan hati beliau, maka kita umatnya lebih memerlukan lagi hal-hal yang meneguhkan hati kita dalam beriman, yang salah satunya adalah dengan mendengarkan kisah yang menambah cinta kita kepadanya dan menghidupkan sirahnya dalam jiwa kita. Cinta adalah kekuatan dahsyat yang mengantarkan pecinta pada perilaku mementingkan yang dicinta melebihi lainnya. Cinta jadikan seseorang rela berkorban apapun bahkan nyawa demi yang dicintainya. 

Peringatan maulid juga merupakan ekspresi gembira dan syukur atas kelahiran Sang Rasul. Syukur karena kelahiran manusia teragung itu adalah karunia Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya.

(لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ إِذۡ بَعَثَ فِیهِمۡ رَسُولࣰا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَـٰتِهِۦ وَیُزَكِّیهِمۡ وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبۡلُ لَفِی ضَلَـٰلࣲ مُّبِینٍ)

“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” [QS Ali ‘Imran 3:164]

Jelas disebut disana bahwa diutusnya Rasulullah Muhammad SAW adalah karunia yang harus disyukuri.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

10. Contoh Kultum Singkat Arti Maulid Nabi

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh. 

Hadirin Rahimakumullah, 

Mari menaikkan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena nikmat dan karunia-Nya saja, kita semua dapat berkumpul di tempat ini. 

Terlebih lagi, hari ini merupakan peringatan akan kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Mudah-mudahan seluruh umat Muslim yang berkumpul di tempat ini dimuliakan oleh Allah. 

Tidak lupa juga untuk mengucapkan shalawat serta salam kepada junjungan kita semua, Nabi besar Muhammad SAW. 

Di tanggal 12 Rabiul Awal ini merupakan momen terindah, yaitu Rasulullah SAW dilahirkan sehingga disebut dengan Maulid Nabi. 

Alhamdulilah momen penting ini membuat kita dapat bersilaturahmi dalam keadaan sehat wal afiat. 

Hadirin berbahagia, istilah Maulid Nabi sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu wa-la-da atau “lahir.” Kata maulid mencakup pengertian waktu kelahiran, sehingga dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai hari lahir. 

Momentum peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW saat ini dapat dijadikan ajang untuk saling bersilaturahmi. Lebih dari itu, dapat dijadikan kesempatan untuk bersyukur kepada Allah karena sudah mengutus suri tauladan. 

Ayat suci tersebut memiliki arti “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah (QS. Al Ahzab : 21). 

Maka dari itu, melalui momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2022, saya tidak henti-hentinya mengingatkan agar selalu bershalawat. 

Menyampaikan shalawat kepada Nabi serta mampu meneladani keagungan akhlaknya. 

Pada ceramah kali ini, saya telah menyimpulkan 3 poin penting untuk dijadikan sebagai pelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi momentum untuk memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena telah mengirimkan manusia sempurna sebagai suri tauladan umat Muslim. 

Kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai makna untuk kembali mengingatkan diri sendiri atau mengevaluasi agar selalu meneladani akhlak Rasulullah dalam berbagai aspek kehidupan. 

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dapat dijadikan sebagai momentum bahwa umat Muslim perlu senantiasa memperbanyak shalawat kepada Rasulullah SAW. 

Hadirin terkasih, semoga ceramah singkat yang saya sampaikan ini dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk meneladani sikap Rasulullah SAW. 

Dalam kehidupan sehari-hari, hendaknya dapat mengamalkan nilai-nilai akhlak yang agung. 

11. Peringatan Maulid Nabi sebagai Ekspresi Cinta dan Gembira

اَلْحَمْدُ لِلّٰه، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ،
أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah, pada hari ini kita patut bersykur kepada Allah SWT karena masih diberikan nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat sehat sehingga bisa berkumpul untuk memperingati hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW tiap 12 Rabiul Awal.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dari zaman kegelapan ke zaman yang terag benderang dengan cahaya iman dan Islam.

Memperingati Maulid Nabi SAW sejatinya merupakan bentuk ekspresi cinta kepada Rasulullah SAW. Cinta kepada Nabi SAW merupakan bagian integral dari iman.

Urutannya, beriman kepada Rasulullah dan semua para nabi dan rasul membawa kepada usaha mengenal sejarah atau sirah mereka. Dari mengenal ini kemudian timbul rasa takzim dan kagum serta cinta kepada mereka, yang berikutnya lalu berusaha mengikuti jalan sunnahnya dan meneladaninya dalam semua aspek kehidupan.

Yang diperkenalkan kepada sejarah para nabibdan rasul pertama-tama adalah Rasulullah dulu melalui wahyu Al-Qur’an, yang salah satu tujuannya adalah peneguhan hati dalam perjuangan (تثبيت الفؤاد) sebagaimana termuat dalam Al-Qur’an,

(وَكُلࣰّا نَّقُصُّ عَلَیۡكَ مِنۡ أَنۢبَاۤءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَۚ وَجَاۤءَكَ فِی هَـٰذِهِ ٱلۡحَقُّ وَمَوۡعِظَةࣱ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِینَ)

“Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman”. [QS Hud 11:120].

Jika Rasulullah saja diberikan kisah perjuangan pendahulunya untuk memantapkan hati beliau, maka kita umatnya lebih memerlukan lagi hal-hal yang meneguhkan hati kita dalam beriman, yang salah satunya adalah dengan mendengarkan kisah yang menambah cinta kita kepadanya dan menghidupkan sirahnya dalam jiwa kita.

Cinta adalah kekuatan dahsyat yang mengantarkan pecinta pada perilaku mementingkan yang dicinta melebihi lainnya. Cinta jadikan seseorang rela berkorban apapun bahkan nyawa demi yang dicintainya. 

Peringatan maulid juga merupakan ekspresi gembira dan syukur atas kelahiran Sang Rasul. Syukur karena kelahiran manusia teragung itu adalah karunia Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya.

(لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ إِذۡ بَعَثَ فِیهِمۡ رَسُولࣰا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَـٰتِهِۦ وَیُزَكِّیهِمۡ وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبۡلُ لَفِی ضَلَـٰلࣲ مُّبِینٍ)

“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” [QS Ali ‘Imran 3:164]

Jelas disebut disana bahwa diutusnya Rasulullah Muhammad SAW adalah karunia yang harus disyukuri.

12. Contoh Kultum Singkat Menarik Maulid Nabi: Meneladani Kepribadian Rasulullah SAW

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللهِ الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ الله، لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِالله وَ بَعْدُ

Segala Puji bagi Allah, Sholawat dan Salam-Nya semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi agung Muhammad SAW.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini untuk memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW 12 rabiul Awal 1443 Hijriah.

Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam.

Kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini.  

Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala sesuatu. Dengan sebab beliau, kita mengenal Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang diridlai Allah. Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.

Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi. 

Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi yang cintanya kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya.

Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:

لِكُلّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً لِأُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Maknanya: “Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai syafa’at untuk ummatku di hari kiamat” (H.R. Muslim)

Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam kepada lintas generasi, agar mereka terpaut hati dengannya. 

Bahkan peringatan maulid termasuk salah satu amal yang paling utama karena menuntun kita menuju cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang telah datang menyelamatkan ummat manusia dari kesesatan, kezaliman, kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran. 

Melalui peringatan maulid, kita belajar, mengajarkan dan saling mengingatkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia. Beliau-lah yang mengajarkan dan mengingatkan kita akan kemuliaan dirinya dalam sabdanya:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ (رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَالْبَيْهَقِيُّ)

Maknanya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR al-Bazzar dan al-Baihaqi).

13. Contoh Kultum Singkat Maulid Nabi: Sarana Introspeksi Diri

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Alhamdulillahi-lladzii hadaana lihadzaa, wama kunna linahtadiya laula an hadanallah, laqod jaa-at rusulu robbinaa bil haqqi wanuuduu an-tilkumul jannah, uuritstumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun.

Para hadirin dan hadhirat yang saya hormati. Kita patut bersyukur masih diberikan umur sehingga bisa memeringati Maulid Nabi SAW 12 Rabiul Awal 1443 Hijriah.

Allah menyatakan dalam surat Al-Ahzab, 33:21: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. Dalam satu riwayat hadis bersumber dari ‘Aisyah r.a. ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, Aisyah menjawab, “Akhlaqnya Al-Qur’an”. (Musnad Ahmad, Juz VI, h. 216). Ulama kemudian menafsirkan akhlak Rasulullah dengan ayat 1-10 surat Al-Mukminun.

Rutinitas ritual perayaan maulid Nabi saw hendaknya dijadikan momentum introspeksi dalam meneladani Rasulullah Muhammad saw sebagaimana tercermin dalam Al-Qur’an ayat 1-10 surat Al-Mukminun. 

Sehingga resultan dari seremonial perayaan maulid Nabi saw diharapkan; pertama, membentuk masyarakat egaliter, bermoral, khusyu’, tawadlu’ (low profile) dan tidak ada anarki (Q.S.23:2). Bukankah sholat yang dilakukan dengan khusu’ akan mencegah perbuatan keji dan mungkar? (Al-‘Ankabut, 29:45). 

Kedua, tercipta lingkungan yang kondusif; damai, tentram, santun, dan tidak ada friksi. Seremoni peringatan maulid Nabi harus dijauhkan dari caci-maki, provokasi, dan aktifitas lain yang tidak bermanfaat (Q.S.23:3). Ketiga, dapat membangkitkan gairah (spirit) umat Islam dalam berinfaq, sedekah, zakat, dan aktifitas lain yang bernuansa moral dan berimplikasi bagi kehidupan sosial (Q.S.23:4). Bahkan sedapat mungkin, perayaan maulid Nabi kali ini dijadikan solusi dari situasi krisis ekonomi yang sekarang melanda bangsa kita Indonesia. Jangan sekedar diisi pidato, ceramah, atau konser musik, lalu bubar.

Perlu ada kesadaran publik, ritus perayaan maulid Nabi saw sebagai instrumen muhasabah, introspeksi, dan merenungkan nasib sesama yang diikuti dengan sumbangan nyata berupa materi lewat institusi sedekah, infaq, maupun zakat. 

Perayaan maulid Nabi bukan sekedar seremonial formal, tetapi juga berdimensi moralitas yang diletakkan pada fungsi pencerahan kemanusiaan. Inilah realisasi konkret sikap seorang muslim dalam meneladani Rasulullah Muhammad saw lewat perayaan maulid.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 

Topik Menarik