FBI Luruskan Kesimpangsiuran Apakah Donald Trump Tertembak Peluru atau Tidak

FBI Luruskan Kesimpangsiuran Apakah Donald Trump Tertembak Peluru atau Tidak

Terkini | inews | Sabtu, 27 Juli 2024 - 09:11
share

WASHINGTON, iNews.id - Biro Penyelidikan Federal (FBI) memastikan luka di telinga Donald Trump disebabkan oleh peluru, bukan benda lain seperti kaca atau gelas. FBI merupakan lembaga penegak hukum AS yang memimpin penyelidikan kasus penembakan tersebut.

Pernyataan FBI yang dirilis pada Jumat (26/7/2024) itu memperjelas kesimpangsiuaran mengenai berbagai laporan yang saling bertentangan mengenai penyebab luka di telinga kanan Trump.

"Benda yang mengenai telinga mantan Presiden Trump adalah peluru, baik utuh maupun terfragmentasi dalam potongan kecil, ditembakkan dari senapan pelaku," bunyi pernyataan FBI, dikutip dari Associated Press, Sabtu (27/7/2024).

Sebelumnya Direktur FBI Christopher Wray meragukan apakah Trump benar-benar terkena peluru atau tidak. Hasil penyelidikan mengungkap, pelaku, Thomas Matthew Crooks, menembakkan depalan peluru ke arah Trump. Serangan itu juga menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya.

Komentar Wray itu memicu kemarahan Trump serta politisi Partai Republik lainnya. Selain itu publik juga terbelah serta memberi celah bagi munculnya teori konspirasi di balik penembakan tersebut.

Sebelum ini, para agen FBI maupun Dinas Rahasia yang terlibat penyelidikan tak memberi penjelasan resmi mengenai penyebab luka pada Trump. Tim kampanye Trump juga menolak merilis hasil pemeriksaan medis dari rumah sakit.

Penjelasan justru datang dari Trump dan mantan dokter Gedung Putih yang pernah menanganinya, Ronny Jackson. Dia merawat Trump pada malam hari pasca-penembakan.

Kesimpangsiaran itu berlanjut meski ada foto-foto yang menunjukkan jejak proyektil yang melesat kencang melewati kepala Trump. Namun foto-foto lain juga menunjukkan kaca teleprompter Trump masih utuh setelah penembakan.

Saat pidato di Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, Trump mengisahkan pengalaman mengerikan yang dialaminya.

"Saya mendengar suara mendesing keras dan merasakan sesuatu menghantam telinga knan saya dengan sangat, sangat keras. Saya mengatakan pada diri sendiri, Wah, apa ini? Ini pasti peluru, ujarnya.

Jika saya tidak menggerakkan kepala saat itu, peluru pembunuh itu pasti mengenai sasarannya dengan sempurna dan saya tidak akan berada di sini malam ini, ujarnya, menegaskan.

Keterangan medis pertama tentang kondisi Trump muncul sepekan setelah penembakan. Saat itu Jackson merilis surat, peluru yang mengenai Trump menyebabkan luka selebar 2 cm yang meluas hingga ke permukaan tulang rawan telinga.

FBI dan Dinas Rahasia menolak untuk mengonfirmasi keterangan tersebut.

Topik Menarik