Sejarah Jakarta: Pernah 10 Kali Ganti Nama, Sebentar Lagi Tak Berstatus Ibu Kota

Sejarah Jakarta: Pernah 10 Kali Ganti Nama, Sebentar Lagi Tak Berstatus Ibu Kota

Terkini | inews | Kamis, 4 Juli 2024 - 06:32
share

JAKARTA, iNews.id - Jakarta kini sudah berusia 497 tahun pada Juni 2024. Status Daerah Khusus Istimewa (DKI) dari Jakarta akan segera berganti.

Ibu kota diperkirakan akan berpindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Juli 2024. Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi masih menunggu keputusan presiden (kepres) soal pemindahan ibu kota.

"Tinggal menghitung beberapa bulan lagi," ujar Heru Budi Hartono, Rabu (29/5/2024).

Jakarta telah berganti nama 10 kali. Sebelum tahun 1527, Jakarta dikenal sebagai Sunda Kelapa, lalu menjadi Jayakarta dari tahun 1527 hingga 1619. Kemudian, kota ini dikenal sebagai Batavia atau Jaccatra dari 1619 hingga 1942, dan Djakarta dari 1942 hingga 1972. 

Kota ini semula merupakan kota pelabuhan bernama Sunda Kelapa. Pada 22 Juni 1527, Pangeran Fatahillah menggempur Sunda Kelapa dan mengubah namanya menjadi Jayakarta, yang berarti ‘kemenangan mutlak’.

Pada abad ke-17, Jayakarta diperintah oleh Pangeran Jayakarta, seorang kerabat Kesultanan Banten. Hingga akhir hayatnya, ia dimakamkan di Jatinegara Kaum, Klender, Jakarta Timur, bersama Pangeran Sangiang. Namun, pada tahun 1619, VOC yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen dari Belanda menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Kesultanan Banten. Nama Jayakarta pun diubah menjadi Batavia.

“Batavia dibangun nyaris mirip dengan kota-kota di Belanda. Konon, nama Batavia diambil dari nama sebuah kota di Belanda, Batavier. Bangunan-bangunan dalam bentuk blok, masing-masing dipisahkan oleh kanal dan dilindungi oleh dinding sebagai benteng dan parit,” ujar Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Bambang Kusumanto seperti dikutip dari situs resmi DPRD DKI Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Pembangunan Batavia selesai pada tahun 1650. Batavia tua menjadi tempat tinggal bangsa Eropa, sementara bangsa China, Jawa, dan penduduk asli lainnya disingkirkan ke tempat lain. 

Ketika Perang Dunia II berkecamuk, sekutu Belanda melemah dan Batavia jatuh ke tangan Jepang, yang mengubah namanya menjadi Djakarta.

“Karena pusat pemerintahan sebelumnya (masa pendudukan Belanda dan Jepang) berpusat di Jakarta, akhirnya Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jakarta. Pada 4 Januari 1946, ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta,” kata Bambang.

Selama hampir dua tahun, Soekarno dan beberapa pendiri bangsa menjalankan pemerintahan dari Yogyakarta sebagai ibukota. Akhirnya, ibukota dikembalikan lagi ke Jakarta. Pada tahun 1966, Jakarta memperoleh nama resmi sebagai Ibukota Republik Indonesia.

Jakarta memiliki luas 7.659,02 km persegi, terdiri dari 661,52 km persegi daratan dan 6.997,50 km persegi lautan, terbagi dalam 44 kecamatan dan 267 kelurahan.

Topik Menarik