Seram! Korut Klaim Uji Coba Rudal Balistik Bawa Hulu Ledak Superbesar 4,5 Ton

Seram! Korut Klaim Uji Coba Rudal Balistik Bawa Hulu Ledak Superbesar 4,5 Ton

Terkini | inews | Selasa, 2 Juli 2024 - 09:49
share

PYONGYANG, iNews.id – Korea Utara mengklaim pihaknya berhasil menguji rudal balistik taktis baru, kemarin. Rudal itu dikatakan mampu membawa hulu ledak superbesar seberat 4,5 ton, menurut laporan kantor berita KCNA pada Selasa (2/7/2024).

Sehari sebelumnya, Korea Selatan melaporkan peluncuran dua rudal balistik oleh Pyongyang. Menurut Seoul, rudal kedua kemungkinan besar gagal, karena tak lama setelah peluncuran peluru itu terbang tak beraturan dan meledak di udara.

Dalam laporannya hari ini, KCNA sama sekali tidak menyinggung soal rudal kedua tersebut. Media resmi Pemerintah Korut itu mengatakan, uji coba rudal balistik taktis baru yang bernama Hwasongpho-11 Da-4.5 itu dilakukan dengan simulasi hulu ledak berat. Tujuannya adalah untuk memeriksa kestabilan dan akurasi penerbangannya. Tidak ada uraian tentang sifat hulu ledak yang disimulasikan itu.

Masih menurut KCNA, Badan Rudal Korut rencananya kembali melakukan peluncuran rudal dari jenis yang sama pada bulan ini, dengan tujuan untuk menguji kekuatan ledakan hulu ledak superbesar.

Hwasongpho-11, atau Hwasong-11, adalah serangkaian rudal balistik jarak pendek (SRBM) yang dikembangkan oleh Korut yang juga dikenal sebagai KN-23 dan KN-24. Militer Korsel mengatakan pada Senin kemarin bahwa rudal pertama dari dua rudal yang diluncurkan oleh Korea Utara tampaknya adalah KN-23 yang terbang sejauh sekitar 600 km.

KN-23 kemungkinan adalah rudal yang dipasok Korut ke Rusia dan digunakan dalam perang melawan Ukraina, menurut pihak berwenang Ukraina yang memeriksa puing-puing rudal yang diluncurkan Rusia sejak Desember lalu.

Baik Pyongyang maupun Moskow menyangkal adanya perdagangan senjata di antara mereka. Akan tetapi hubungan dua negara itu telah berkembang pesat sejak para pemimpin mereka bertemu pada September di Rusia yang menjanjikan kerja sama militer yang lebih erat.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korut Kim Jong Un bertemu lagi di Pyongyang pada bulan lalu. Keduanya menandatangani perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif yang mencakup pakta pertahanan bersama. Menurut perjanjian itu, kedua negara akan saling membantu bila salah satu diserang musuh.

Topik Menarik