Jenderal Tertinggi Ukraina Minta Mobilisasi 30.000 Tentara Per Bulan untuk Perang Melawan Rusia

Jenderal Tertinggi Ukraina Minta Mobilisasi 30.000 Tentara Per Bulan untuk Perang Melawan Rusia

Global | sindonews | Rabu, 9 April 2025 - 22:59
share

Panglima Militer Ukraina Kolonel Jenderal Oleksandr Syrsky mengatakan Kyiv harus memobilisasi 30.000 tentara setiap bulan untuk mempertahankan perlawanan terhadap tentara Rusia.

Jenderal tertinggi Kyiv itu juga menyoroti kesenjangan yang semakin besar antara kemampuan militer kedua negara.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Rabu oleh outlet Ukraina; lb.ua, Syrsky mengeklaim bahwa Rusia dapat memobilisasi hingga 5 juta tentara terlatih dan berpengalaman, dengan total kekuatan potensial sebesar 20 juta tentara.

Dia menekankan kesenjangan ini untuk menggarisbawahi urgensi mobilisasi lanjutan oleh Ukraina di tengah meningkatnya tekanan medan perang.

Menurut Syrsky, pasukan Rusia telah meningkat lima kali lipat sejak konflik meningkat pada tahun 2022 dan kini berjumlah sekitar 623.000 personel.

“Setiap bulan, mereka menambahnya sebanyak 8.000-9.000; dalam setahun, jumlahnya menjadi 120.000-130.000,” katanya.

Rusia telah menghindari wajib militer nasional secara penuh. Setelah mobilisasi parsial pada musim gugur 2022, Kremlin sebagian besar mengandalkan tentara kontrak dan insentif finansial untuk merekrut sukarelawan.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada bulan Desember bahwa pada tahun 2024 lebih dari 1.000 sukarelawan menandatangani kontrak setiap hari untuk maju ke garis depan.

Syrksy mengeklaim bahwa di beberapa daerah garis depan pasukan Rusia lebih banyak jumlahnya daripada Ukraina dengan rasio sepuluh banding satu, yang menggambarkan meningkatnya tekanan pada personel militer Ukraina.

Setelah konflik meningkat, Ukraina mengumumkan mobilisasi umum, melarang sebagian besar pria berusia 18 hingga 60 tahun meninggalkan negara itu. Namun, kampanye tersebut telah dirusak oleh korupsi dan penghindaran wajib militer.

Sebagai respons, Kyiv menurunkan usia wajib militer menjadi 25 tahun dan memberlakukan hukuman yang lebih ketat untuk penghindaran wajib militer dan desersi tahun lalu.

Mengingat kekurangan pasukan yang parah dan meningkatnya korban, Ukraina juga meluncurkan program kontrak militer sukarela baru pada bulan Februari yang menargetkan pria berusia 18–24 tahun, yang bertujuan untuk meningkatkan perekrutan sambil mengatasi tekanan Barat untuk menurunkan usia wajib militer.

Program tersebut menawarkan kontrak satu tahun dengan pembayaran 1 juta hryvnia (USD24.000)—empat kali lipat dari tarif standar—ditambah bonus tempur bulanan mulai dari 120.000 hryvnia (USD2.880), bersama dengan manfaat lainnya.

Untuk mengatasi kekurangan rekrutmen, petugas pendaftaran Ukraina telah mengadopsi metode yang semakin kejam untuk mengisi jajaran. Dalam beberapa bulan terakhir, banyak video yang beredar di media sosial telah menunjukkan petugas menahan pria di depan umum, sering kali menggunakan kekerasan fisik, dan mengangkut mereka dengan minibus ke pusat pendaftaran.

Ada juga laporan tentang cedera dan bahkan kematian yang melibatkan individu yang menolak upaya mobilisasi.

Topik Menarik