Daftar Jenderal Israel yang Berhasil Dibunuh Hamas
Sejak meletusnya konflik besar antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023, militer Israel (IDF) mengalami kerugian signifikan dalam hal korban jiwa, termasuk di antaranya para perwira tinggi.
Meskipun hingga kini belum ada jenderal aktif yang secara resmi dilaporkan tewas, sejumlah perwira berpangkat kolonel dan letnan kolonel telah gugur dalam pertempuran di Jalur Gaza maupun di wilayah perbatasan Israel.
Berikut ini profil dan kronologi kematian para perwira tinggi militer Israel selama konflik Gaza yang masih berlangsung.
1. Kolonel Asaf Hamami
Pangkat: KolonelJabatan: Komandan Brigade Selatan di Jalur Gaza
Tanggal Gugur: 7 Oktober 2023
Lokasi: Kibbutz Nirim, Israel
Dia gugur saat mempertahankan Kibbutz Nirim dari serangan mendadak Hamas.
Jenazahnya dilaporkan dibawa Hamas ke Jalur Gaza dan sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya dikonfirmasi tewas.
Kolonel Hamami merupakan salah satu perwira tertinggi pertama yang gugur dalam serangan awal Hamas.
2. Kolonel Ahsan Daqsa
Pangkat: KolonelJabatan: Komandan Brigade Lapis Baja 401
Tanggal Gugur: 20 Oktober 2024
Lokasi: Jabalia, Gaza Utara
Kolonel Daqsa, berasal dari komunitas Druze, tewas saat meninggalkan tanknya dalam operasi darat.
Dia terkena ledakan besar yang juga melukai dua perwira lainnya. Daqsa dikenal sebagai tokoh penting dalam operasi lapis baja Israel.
3. Letnan Kolonel Salman Habaka
Pangkat: Letnan KolonelJabatan: Komandan Batalyon ke-53, Brigade Lapis Baja 188
Tanggal Gugur: 2 November 2023
Lokasi: Beit Hanoun, Gaza
Salman Habaka adalah perwira Druze yang sebelumnya dikenal sebagai pahlawan karena mempertahankan Kibbutz Be’eri dari serangan Hamas.
Dia gugur saat memimpin langsung pasukan tank dalam pertempuran intens di Gaza.
4. Letnan Kolonel Tomer Greenberg
Pangkat: Letnan KolonelJabatan: Komandan di Brigade Golani
Tanggal Gugur: 13 Desember 2023
Lokasi: Shejaiya, Jalur Gaza
Greenberg tewas dalam penyergapan oleh pejuang Hamas ketika mencoba mengevakuasi tentara yang terluka.
Insiden tersebut termasuk salah satu dari beberapa serangan besar yang mengakibatkan banyak korban di kalangan komando IDF.
5. Letnan Kolonel Eli Ginsberg
Pangkat: Letnan Kolonel (purnawirawan)Jabatan Terakhir: Komandan Unit Kontraterorisme LOTAR
Tanggal Gugur: 8 Oktober 2023
Lokasi: Kibbutz Be’eri, Israel
Ginsberg telah pensiun dari IDF namun kembali ke medan tempur secara sukarela setelah mendengar serangan Hamas.
Ia tewas saat melawan infiltrasi Hamas dalam pembantaian Be’eri. Keberaniannya dikenang luas di Israel.
6. Kolonel Yitzhar Hofman
Pangkat: KolonelJabatan: Komandan di Angkatan Udara Israel
Tanggal Gugur: 31 Januari 2024
Lokasi: Jalur Gaza
Kolonel Hofman memimpin serangan ke Rumah Sakit Al-Shifa pada November 2023, yang menjadi salah satu operasi paling kontroversial.
Ia kemudian tewas akibat tembakan sniper Hamas, menunjukkan tingginya risiko bahkan bagi komando udara dalam perang darat.
Statistik dan Dampak
Hingga Maret 2024, IDF secara resmi menyatakan sebanyak 69 komandan dan perwira senior militer telah gugur sejak perang dimulai, yang mencakup: 4 Kolonel, 6 Letnan Kolonel, 39 Komandan Batalyon, 13 Komandan Kompi, 7 Perwira Tingkat Lain.Angka ini merupakan salah satu tingkat kerugian komando tertinggi dalam sejarah konflik Israel sejak perang Yom Kippur tahun 1973.
Hal ini menunjukkan perang di Gaza tidak hanya berisiko bagi tentara reguler, tetapi juga menyentuh level perwira tinggi yang biasanya jarang menjadi korban langsung dalam konflik modern.
Mengapa Belum Ada Jenderal yang Gugur?
Meskipun banyak spekulasi dan klaim dari pihak Hamas bahwa mereka telah “membunuh jenderal” Israel, hingga saat ini tidak ada bukti atau konfirmasi resmi bahwa jenderal aktif Israel telah tewas.Hal ini kemungkinan disebabkan oleh: Peran jenderal yang lebih strategis dan tidak langsung berada di garis depan, Pengamanan ketat terhadap pergerakan para jenderal, Keterbatasan Hamas dalam menjangkau markas atau komando utama Israel.
Namun demikian, perang darat di Gaza tetap menunjukkan pangkat tinggi bukan jaminan aman dalam konflik yang brutal dan gerilya seperti ini.
Perang Gaza telah memakan korban besar dari kedua belah pihak. Bagi Israel, gugurnya para perwira tinggi berpangkat kolonel dan letnan kolonel seperti Asaf Hamami, Ahsan Daqsa, Salman Habaka, dan lainnya adalah kehilangan yang sangat signifikan.
Mereka bukan hanya tokoh militer, tapi juga simbol kepemimpinan dalam operasi IDF.
Ketika medan pertempuran berubah menjadi lebih kompleks, dengan pertempuran kota dan perang gerilya di terowongan, risiko terhadap para komandan di lapangan pun meningkat.
Jika eskalasi terus berlanjut, bukan tidak mungkin akan ada perwira dengan pangkat lebih tinggi lagi yang menjadi korban di masa depan.