Puluhan Rudal dan Ratusan Drone Rusia Bombardir Ibu Kota Ukraina
Puluhan rudal dan ratusan drone Rusia telah membombardir Ibu Kota Ukraina, Kyiv, pada hari Minggu. Laporan sementara dari wali kota setempat, Vitali Klitschko, menyatakan satu orang tewas.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan 23 rudal dan 109 drone serang Rusia diluncurkan, yang mana 13 rudal dan 40 done ditembak jatuh, dan 53 drone lainnya hilang dalam penerbangan tanpa menyebabkan kerusakan.
Kerusakan dilaporkan terjadi di wilayah Kyiv, Sumy, Kharkiv, Khmelnytskyi, Cherkasy, dan Mykolaiv, kata Angkatan Udara Ukraina.
Di ibu kota, Klitschko mengatakan satu orang tewas dan tiga orang terluka, sementara kebakaran terjadi di "bangunan nonperumahan”. Satu gedung perkantoran juga hancur sebagian.
Andriy Yermak, kepala kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menulis di Telegram: "Rusia meningkatkan intensitas serangan dan jelas tidak ingin menghentikan tembakan, tidak menginginkan perdamaian. Rusia ingin membunuh warga Ukraina, anak-anak kita."
"Bahasa kekerasan adalah satu-satunya yang dipahami [Presiden Rusia Vladimir] Putin," imbuh Yermak. "Semua mitra kita harus beralih ke bahasa ini."
Zelensky mengatakan serangan itu membuktikan bahwa tekanan terhadap Rusia masih belum cukup.
"Serangan semacam itu adalah respons Putin terhadap semua upaya diplomatik internasional," kata Zelensky dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram, yang dikutip ABC, Senin (7/4/2025).
"Tidak ada pelonggaran tekanan. Semua kekuatan harus diarahkan untuk memastikan keamanan dan membawa perdamaian lebih dekat,” paparnya.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya menembak jatuh 11 drone Ukraina pada Sabtu malam di tiga wilayah Rusia.
Kedua belah pihak terus melancarkan serangan jarak jauh sementara negosiasi gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) terus berlanjut.
Bulan lalu, baik Kyiv maupun Moskow mengatakan mereka sepakat untuk membekukan serangan terhadap infrastruktur energi dan mengakhiri serangan di Laut Hitam.
Kedua belah pihak sejak itu menuduh pihak lain berulang kali melanggar perjanjian untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi.
Ukraina juga menuduh Rusia secara sengaja menargetkan warga sipil dalam serangan besar selama seminggu terakhir.
Pada hari Jumat, serangan rudal balistik dan drone Rusia di kota Kryvyi Rih—kota kelahiran Zelensky—menewaskan 19 orang, termasuk sembilan anak-anak.
"Ya, perang harus berakhir," tulis Zelensky dalam pernyataan pada Sabtu pagi.
"Namun untuk mengakhirinya, kita tidak boleh takut untuk mengatakan apa adanya. Kita tidak boleh takut untuk menekan satu-satunya pihak yang melanjutkan perang ini dan mengabaikan semua usulan dunia untuk mengakhirinya,” imbuh dia.
"Kita harus menekan Rusia, yang memilih untuk membunuh anak-anak alih-alih gencatan senjata. Kita harus memberlakukan sanksi tambahan terhadap mereka yang tidak dapat hidup tanpa serangan balistik terhadap orang-orang tetangga. Kita harus melakukan segala yang mungkin untuk menyelamatkan nyawa,” paparnya.