Tekan Putin, Inggris Ancam Rusia dengan Sanksi Terbesar yang Pernah Ada

Tekan Putin, Inggris Ancam Rusia dengan Sanksi Terbesar yang Pernah Ada

Global | sindonews | Senin, 24 Februari 2025 - 05:14
share

Inggris sedang bersiap memperkenalkan paket sanksi “terbesar yang pernah ada” terhadap Rusia.

Ancaman sanksi itu diumumkan Menteri Luar Negeri David Lammy pada hari Minggu atau menjelang tiga tahun perang Rusia-Ukraina.

“Ini juga saatnya untuk menekan Rusia Putin,” kata Lammy dalam sebuah pernyataan, mengacu pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Besok [hari ini], saya berencana mengumumkan paket sanksi terbesar terhadap Rusia sejak awal perang—mengikis mesin militer mereka dan mengurangi pendapatan yang memicu api kehancuran di Ukraina," paparnya, yang dilansir Russia Today, Senin (24/2/2025).

Lammy mengatakan bahwa sanksi baru akan diumumkan pada “momen kritis” bagi Ukraina.

“Kami tetap berkomitmen untuk menyediakan dukungan militer sebesar £3 miliar (USD3,78 miliar) per tahun untuk menempatkan Ukraina pada posisi sekuat mungkin,” katanya.

Lammy menambahkan bahwa, jika perlu, pihaknya siap dan bersedia untuk menyumbangkan pasukan sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian.

Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari 2022, Inggris telah memberlakukan beberapa putaran sanksi terhadap Rusia, yang menargetkan 1.900 individu dan organisasi, serta industri utama dan ekspor energi.

Mengacu pada keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memulai pembicaraan langsung dengan Rusia, Lammy menegaskan kembali bahwa tidak akan ada apa pun tentang Ukraina tanpa Ukraina.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan melakukan perjalanan ke Washington minggu ini, yang dilaporkan akan membujuk Trump agar tidak mengakhiri bantuan militer ke Kyiv dan berkomitmen pada misi penjaga perdamaian yang potensial.

Menurut laporan The Wall Street Journal, London dan Paris sepakat untuk mengirim 30.000 tentara ke Ukraina, tetapi rencana itu akan menghadapi "jalan yang sulit" tanpa dukungan Trump.

Trump telah membalikkan kebijakan pemerintahan Joe Biden untuk "mengisolasi" Rusia di panggung dunia dan telah membuat marah pejabat Ukraina dan Uni Eropa ketika dia mengatur pembicaraan dengan Rusia tanpa persetujuan mereka.

Pada hari Jumat, Trump mengeklaim bahwa Macron dan Starmer "tidak melakukan apa pun". Dia sebelumnya melabeli pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai "seorang diktator" dan menyalahkannya karena memulai perang dengan Rusia.

Trump juga mempertanyakan apakah Zelensky harus memiliki tempat di meja perundingan di masa mendatang.

"Saya tidak berpikir dia sangat penting untuk hadir dalam pertemuan," kata Trump pada hari Jumat, menambahkan bahwa Zelensky "tidak memiliki kartu" dalam negosiasi.

Rusia telah menyatakan di masa lalu bahwa tidak ada sanksi Barat yang akan menghentikan pasukannya dan memperingatkan bahwa mereka akan memperlakukan pasukan asing mana pun tanpa mandat penjaga perdamaian PBB sebagai target militer yang sah.

Topik Menarik