Genosida Israel di Kamp Pengungsi Jenin Tepi Barat Mirip dengan Gaza

Genosida Israel di Kamp Pengungsi Jenin Tepi Barat Mirip dengan Gaza

Global | sindonews | Sabtu, 25 Januari 2025 - 03:30
share

Wakil Gubernur Jenin Mansour al-Saadi memperingatkan rencana militer Israel melakukan invasi besar-besaran ke kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat utara, mirip dengan genosida Israel di Gaza utara.

Berbicara kepada Anadolu, al-Saadi mengatakan, “Pasukan Israel menutup empat pintu masuk ke kota Jenin dan kamp pengungsinya dengan gundukan tanah, mencegah masuk dan keluar."

Dia memperingatkan, "Rencana Israel untuk melancarkan invasi besar-besaran ke pusat kamp di tengah pembongkaran bangunan dan rumah di sekitarnya yang sedang berlangsung."

Al-Saadi menyamakan serangan yang diantisipasi di kamp itu dengan "pengulangan apa yang terjadi di Gaza utara, kampanye genosida sistematis yang dimulai pada 5 Oktober 2024 dan berlanjut hingga gencatan senjata di Gaza pada 19 Januari tahun ini.

Dia juga menyoroti kondisi sulit yang dihadapi pasien dan staf medis di Rumah Sakit Pemerintah Jenin akibat pemadaman listrik dan kekurangan bahan bakar akibat agresi Israel.

Al-Saadi juga mencatat tidak adanya jumlah akurat orang yang mengungsi dalam beberapa hari terakhir.

Dia menunjukkan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mendokumentasikan pengungsian sekitar 2.000 keluarga dari kamp pengungsi Jenin sejak pertengahan Desember, bertepatan dengan kampanye keamanan yang dilakukan pasukan keamanan Palestina di kamp tersebut saat itu.

Tentara Israel melanjutkan serangan militer mematikan di kamp pengungsi Jenin untuk hari ketiga berturut-turut, menewaskan 12 orang dan melukai lebih dari 40 orang.

Media Israel mengatakan serangan Jenin merupakan bagian dari manuver politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menenangkan Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich, yang menentang gencatan senjata Gaza baru-baru ini.

Laporan menunjukkan Netanyahu menjanjikan serangan itu untuk mencegah Smotrich mengundurkan diri, yang dapat menyebabkan runtuhnya pemerintahan.

Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki akibat perang genosida Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 47.300 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 111.400 orang sejak 7 Oktober 2023.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, 873 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 6.700 orang terluka akibat tembakan tentara Israel di wilayah yang diduduki.

Perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari, yang menangguhkan perang Israel di wilayah kantong Palestina tersebut.

Pada bulan Juli, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina sebagai tindakan ilegal dan menuntut evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Topik Menarik