Houthi Serang Israel dengan Rudal Hipersonik Palestine-2, Sirene Tel Aviv Meraung-raung
Kelompok Houthi Yaman mengumumkan telah meluncurkan serangan rudal hipersonik yang menargetkan Israel bagian tengah.
Mereka berjanji untuk melanjutkan operasi militernya terhadap rezim Zionis hingga militer Israel mengakhiri perangnya di Gaza.
Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa operasi pada Senin itu dilakukan dengan menggunakan rudal balistik hipersonik yang dinamai “Palestine-2”.
Houthi mengatakan serangan itu sebagai tanggapan atas pembantaian Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung, tempat Israel telah melancarkan perang brutal selama lebih dari setahun, menewaskan lebih dari 45.000 orang.
Militer Zionis mengatakan rudal yang diluncurkan dari wilayah Yaman telah dicegat sebelum melintasi Israel.
"Peringatan untuk penembakan rudal dan roket diaktifkan karena kekhawatiran akan jatuhnya pecahan dari intersepsi," kata militer Zionis melalui seorang juru bicaranya.
Duduk Perkara CIA, FBI, dan NYPD Digugat Rp1,5 Triliun atas Pembunuhan Aktivis Muslim Malcolm X
Times of Israel pada Selasa (16/12/2024) melaporkan bahwa serangan rudal dari kelompok Houthi telah memicu sirene meraung-raung di seluruh Tel Aviv, kota terbesar Israel.
Namun, Houthi, yang menampilkan diri sebagai militer resmi Yaman, mengatakan operasi tersebut "berhasil mencapai tujuannya" tanpa memberikan rincian.
"Angkatan Bersenjata Yaman terus melaksanakan operasi militer mereka dan menyerang semua target yang terkait dengan musuh Israel di wilayah yang diduduki, dan operasi ini tidak akan berhenti sampai agresi di Gaza berhenti dan pengepungan dicabut," kata kelompok yang bersekutu dengan Iran tersebut.
Israel telah menempatkan Gaza di bawah blokade yang menyesakkan, yang telah menyebabkan kekurangan pangan dan kelaparan yang mematikan di wilayah tersebut.
Minggu lalu, sebuah pesawat nirawak Yaman menyerang sebuah gedung di kota Yavne dekat Tel Aviv. Serangan ini memicu kebakaran hebat.
Kelompok Houthi terus melancarkan serangan terhadap Israel bahkan setelah gencatan senjata di Lebanon mulai berlaku pada 27 November, yang mengakhiri "front dukungan" lain untuk Gaza oleh Hizbullah yang bersekutu dengan Iran.
Kelompok Houthi dan Hizbullah sama-sama merupakan bagian dari "poros perlawanan" yang dipimpin Teheran.
Selain meluncurkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel, kelompok Houthi juga melancarkan serangan terhadap kapal-kapal pengiriman barang di dalam dan sekitar Laut Merah dalam sebuah kampanye yang mereka katakan sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza.
Selama setahun terakhir, kelompok Houthi telah menargetkan puluhan kapal dengan rudal dan pesawat nirawak, menewaskan empat pelaut dan menenggelamkan dua kapal.
Awak salah satu kapal–Galaxy Leader, kapal kargo milik Inggris dan Jepang yang ditangkap pada November 2023–masih ditahan di Yaman.
Sementara itu, Amerika Serikat memimpin koalisi militer yang telah mengebom target-target kelompok Houthi di Yaman, tetapi hal itu tidak menghalangi serangan kelompok tersebut.
Israel juga telah melancarkan serangan udara terhadap wilayah-wilayah yang dikuasai kelompok Houthi.