Ini Respons Rusia atas Ancaman Donald Trump terhadap BRICS
Pemerintah Rusia telah merespons ancaman Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap BRICS jika meninggalkan dolar Amerika dalam transaksi perdagangan global.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tekanan Amerika hanya akan mempercepat tren global yang berkembang terhadap mata uang nasional dalam perdagangan, sehingga mengurangi peran dolar sebagai mata uang cadangan.
"Dolar mulai kehilangan daya tariknya sebagai mata uang cadangan bagi banyak negara," kata Peskov, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (3/12/2024).
"Erosi dominasinya adalah proses yang semakin kuat," lanjut juru bicara Presiden Vladimir Putin tersebut.
Pada akhir pekan lalu, Trump mengancam akan mengenakan bea masuk impor 100 kepada anggota BRICS jika blok itu mengganti dolar Amerika dengan mata uang lain untuk transaksi perdagangan internasional.
"Gagasan bahwa negara-negara BRICS mencoba menjauh dari dolar sementara kita berdiam diri dan menonton sudah berakhir," tulis Trump dalam sebuah posting media sosial, yang menguraikan rencananya untuk membangun kembali keunggulan ekonomi global AS setelah menjabat bulan depan.
"Kami menuntut komitmen dari negara-negara ini bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang BRICS baru, atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar AS yang perkasa, atau mereka akan menghadapi tarif 100, dan harus mengucapkan selamat tinggal pada penjualan ke ekonomi AS yang luar biasa," papar Trump.
"Mereka dapat mencari 'orang bodoh' lain! Tidak ada kemungkinan bahwa BRICS akan menggantikan dolar AS dalam perdagangan internasional, dan setiap negara yang mencoba harus mengucapkan selamat tinggal kepada Amerika," imbuh Trump.
Menurut Peskov, tren pergeseran saat ini tidak terbatas pada negara-negara BRICS tetapi merupakan gerakan yang lebih luas di seluruh dunia.
Penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan menjadi semakin umum, karena semakin banyak negara mencari alternatif untuk dolar, terutama mengingat sanksi Barat dan persenjataan sistem keuangan.
BRICS sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, dan diperluas pada bulan Januari hingga mencakup Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
Rusia telah mendukung pengembangan platform BRICS Bridge, yang dirancang untuk memfasilitasi penyelesaian dalam mata uang nasional, termasuk melalui saluran digital.
Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov telah menekankan bahwa inisiatif tersebut bertujuan untuk melindungi negara-negara dari pengaruh ekonomi AS dan Uni Eropa (UE).
Peskov juga merujuk pada pernyataan Presiden Putin selama KTT BRICS di Kazan pada bulan Oktober, di mana dia menunjukkan bahwa meskipun Rusia belum "menolak" dolar, Rusia harus menemukan sistem keuangan alternatif untuk menghindari kendali Barat atas infrastruktur keuangan global.