AS Sangat Prihatin Rusia Pertimbangkan Gunakan Senjata Nuklir

AS Sangat Prihatin Rusia Pertimbangkan Gunakan Senjata Nuklir

Global | sindonews | Minggu, 5 Januari 2025 - 06:16
share

Amerika Serikat (AS) sangat prihatin bahwa Rusia dapat mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir berdasarkan doktrin nuklir barunya.

Itu disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang diterbitkan pada hari Sabtu (4/1/2025).

Komentarnya muncul sebagai respons atas pertanyaan tentang dugaan "nuclear sabre-rattling” Moskow, yang tampaknya merujuk pada perubahan yang dilakukan dalam doktrin nuklirnya tahun lalu.

Moskow mengumumkan pembaruan doktrin nuklirnya setelah para pendukung Ukraina dari Barat, termasuk AS, mengizinkan Kyiv menggunakan senjata jarak jauh pasokan mereka untuk menyerang target jauh di dalam Rusia.

Pada bulan November, Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui perubahan doktrin tersebut, memperluas daftar kondisi yang dapat memicu respons nuklir. Pembaruan tersebut mencakup skenario di mana agresi oleh negara non-nuklir atau sekelompok negara, yang didukung oleh negara nuklir, dapat dipandang sebagai serangan bersama.

Namun, dokumen tersebut menggambarkan senjata nuklir sebagai "tindakan ekstrem dan terpaksa" dan menekankan tujuan Moskow untuk mencegah ketegangan yang dapat menyebabkan konflik militer, termasuk konflik nuklir.

Blinken mengatakan Washington memandang perubahan doktrin nuklir Rusia tersebut sebagai peningkatan risiko eskalasi nuklir.

"Bahkan jika kemungkinannya berubah dari 5 menjadi 15, dalam hal senjata nuklir, tidak ada yang lebih serius," kata Blinken.

Sebelumnya, dia mengkritik rencana Rusia untuk memperbarui doktrinnya sebagai "tidak bertanggung jawab" ketika pertama kali diumumkan September lalu.

Blinken juga mengeklaim bahwa China mungkin telah memengaruhi Rusia untuk tidak menggunakan senjata nuklir.

"Kami punya alasan untuk percaya bahwa China melibatkan Rusia dan berkata: 'Jangan pergi ke sana'," katanya.

Blinken menduga China mungkin telah mengambil tindakan serupa ketika AS menuduh Rusia berencana untuk menyebarkan senjata nuklir di luar angkasa, sebuah klaim yang ditolak Moskow sebagai "klaim palsu."

Moskow memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia. Pejabat Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa mereka menganggap penggunaan senjata semacam itu sebagai "upaya terakhir”.

Setelah pembaruan doktrin pada bulan November, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow dengan tegas menganjurkan melakukan segala hal untuk mencegah perang nuklir.

Lavrov menambahkan bahwa persenjataan Rusia dimaksudkan sebagai pencegah agresi dan sarana untuk mencegah konflik nuklir.

Namun, Kremlin telah lama mengatakan bahwa peningkatan militer AS dan penyebaran rudal berkemampuan nuklir secara global dapat memicu respons yang proporsional.

Bulan lalu, Rusia dan Belarusia menandatangani perjanjian keamanan yang memperkuat rencana untuk menyebarkan sistem rudal hipersonik Oreshnik Rusia berkemampuan nuklir di Belarusia tahun depan.

Rudal-rudal itu, yang menurut Moskow tidak dapat dicegat oleh pertahanan Barat yang ada, mampu mencapai target di seluruh Eropa dalam hitungan menit.

Topik Menarik