NATO Buka Pangkalan Militer Marinir di Perbatasan Rusia

NATO Buka Pangkalan Militer Marinir di Perbatasan Rusia

Global | sindonews | Minggu, 1 Desember 2024 - 17:45
share

Norwegia berencana untuk mendirikan pusat peperangan amfibi NATO yang baru untuk menyediakan pelatihan bagi marinir AS, Inggris, dan Belanda di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia.

Pangkalan militer tersebut akan dibuat di kotamadya Sorreisa di bagian utara negara tersebut, beberapa ratus kilometer dari Murmansk, tempat pangkalan militer utama Rusia berada. Pangkalan militer tersebut akan memungkinkan personel NATO untuk berlatih dalam kondisi Arktik dan membantu simulasi serangan amfibi dalam kerja sama yang erat antara angkatan darat, laut, dan udara.

Fasilitas tersebut akan menampung beberapa ratus tentara dan diharapkan beroperasi penuh pada tahun 2026.

"Kita harus berlatih bersama untuk dapat mempertahankan Norwegia, negara-negara Nordik, dan NATO dalam krisis dan perang," kata Menteri Pertahanan Bjorn Arild Gram. Dia menambahkan bahwa negaranya sekarang "dalam situasi kebijakan keamanan yang lebih serius."

"Kami menginginkan peningkatan kehadiran sekutu di Norwegia. Lebih banyak pelatihan dan latihan baik untuk keamanan Norwegia. Kami membutuhkan sekutu untuk terbiasa dengan iklim dan kondisi cuaca Norwegia. Kami juga perlu berlatih bersama jika diperlukan. Jadi ini adalah perkembangan yang diinginkan," katanya.

Menteri tersebut mencatat bahwa pusat baru tersebut akan memiliki hubungan dekat dengan beberapa fasilitas militer di dekatnya, yang menurutnya akan sangat berguna bagi NATO.

Pengumuman ini muncul setelah pemerintah Norwegia mengajukan rencana pada musim semi ini untuk peningkatan belanja pertahanan yang bersejarah, dengan tujuan membelanjakan USD54 miliar untuk militer dari tahun 2024 hingga 2036.

Sebagai bagian dari paket tersebut, Oslo juga ingin memperoleh sistem pertahanan udara jarak jauh pertamanya dan memperluas angkatan darat dari satu menjadi tiga brigade, sekaligus meningkatkan jumlah pasukan Home Guard menjadi 45.000 tentara.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengisyaratkan pada bulan September ini bahwa Moskow akan memeriksa ambisi ekspansionis NATO di wilayah tersebut.

"Kami melihat bagaimana NATO meningkatkan latihan yang terkait dengan kemungkinan krisis di Kutub Utara. Negara kami sepenuhnya siap untuk mempertahankan kepentingannya dalam hal militer, politik, dan teknis militer," katanya saat itu.

Topik Menarik