Israel Ancam Serang Iran Lebih Dahsyat Jika Nekat Membalas
Israel telah menyampaikan peringatan kepada Iran melalui beberapa pihak ketiga sebelum serangan rudalnya terhadap negara Islam tersebut pada hari Sabtu. Rezim Zionis juga mengancam akan menyerang lebih dahsyat jika Teheran balas menyerang.
Itu diungkap Axios, mengutip tiga sumber. Menurut media tersebut, rezim Zionis mengindikasikan jenis target yang akan diserangnya, sambil memperingatkan Teheran agar tidak membalas.
Pada Sabtu pagi, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan bahwa pasukan IDF sedang melakukan serangan presisi atau tepat sasaran terhadap target militer di Iran.
“Operasi ini, yang diberi nama sandi “Hari-hari Pertobatan” diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan terus-menerus selama berbulan-bulan dari rezim di Iran terhadap Negara Israel," katanya.
Baca Juga: Militer Israel Ungkap Serangan ke Iran Berakhir setelah 3 Gelombang Gempuran
"Israel telah menjelaskan kepada Iran sebelumnya apa yang akan mereka serang secara umum dan apa yang tidak akan mereka serang," tulis Axios dalam laporannya, Minggu (27/10/2024).
Media Amerika Serikat tersebut menegaskan bahwa hal itu mencerminkan upaya untuk membatasi pertukaran serangan yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran dan mencegah eskalasi yang lebih luas.
Menurut laporan tersebut, Israel juga memperingatkan Republik Islam tersebut agar tidak menanggapi serangannya, dengan mengancam serangan yang lebih dahsyat jika Teheran benar-benar membalas.Laporan Axios mengeklaim bahwa Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp adalah salah satu saluran yang digunakan oleh Israel untuk menyampaikan pesannya kepada Iran.
Dalam sebuah posting di X pada hari Jumat, diplomat tersebut mengonfirmasi bahwa dia telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi tentang perang dan meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.
Veldkamp menambahkan bahwa dia telah mendesak Teheran untuk menahan diri.
"Pesawat IAF [Angkatan Udara Israel] menyerang fasilitas produksi rudal yang digunakan untuk memproduksi rudal yang ditembakkan Iran ke Negara Israel selama setahun terakhir," kata IDF dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, Negara Yahudi tersebut mengeklaim telah menyerang kemampuan rudal permukaan-ke-udara Iran.
Iran membuka kembali wilayah udaranya pada pukul 09.00 pagi waktu setempat, dengan Markas Besar Pertahanan Udara Nasional negara itu melaporkan bahwa serangan provokatif Israel telah mengakibatkan kerusakan terbatas di area tertentu, dan bahwa penilaian yang lebih rinci masih berlangsung.
"Sistem pertahanan udara terpadu negara itu berhasil mencegat dan menangkal tindakan agresif ini," kata pejabat di Teheran.
Laporan lain dari kantor berita IRNA menyebutkan dua tentara Iran tewas dalam serangan udara Israel pada Sabtu pagi.
“Tentara Republik Islam Iran, dalam mempertahankan keamanan Iran dan melindungi rakyat serta kepentingan Iran, mengorbankan dua pejuangnya saat menangkal proyektil dari rezim kriminal Zionis,” tulis IRNA dalam laporannya.
Sebelumnya pada Sabtu, Iran mengatakan sistem pertahanan udaranya berhasil menangkal serangan Israel tetapi “kerusakan terbatas” terjadi di beberapa lokasi.
Dalam sebuah pernyataan, pihak pertahanan udara Iran mengatakan Israel menyerang target militer di provinsi Teheran, Khuzestan, dan Ilam.
Pada 1 Oktober, Iran menembakkan hampir 200 rudal balistik ke Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah serta seorang jenderal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).