Israel Serang Hampir 200 Situs Arkeologi dan Bersejarah di Gaza
Militer Israel telah menargetkan hampir 200 situs arkeologi dan bersejarah di Jalur Gaza sejak dimulainya genosida pada 7 Oktober tahun lalu, menurut Menteri Pariwisata dan Purbakala Palestina Hani Al-Hayek.
Dia mengungkapkan statistik tersebut pada konferensi tentang dampak agresi Israel terhadap Warisan Budaya Gaza yang diadakan di Ramallah pada hari Senin (25/11/2024).
“Banyak museum yang berisi barang-barang berharga dan artefak serta masjid dan gereja bersejarah semuanya telah menjadi sasaran selama perang,” ungkap Al-Hayek.
Dia menekankan rezim pendudukan Israel secara sengaja menargetkan situs arkeologi dan bersejarah di Gaza sebagai bagian dari strategi yang disengaja untuk menghapus sejarah rakyat Palestina.
“Situs arkeologi dan bersejarah merupakan bagian integral dari identitas nasional rakyat Palestina dan bukti terbaik sejarah kami sebagai orang Palestina di tanah ini,” ujar menteri tersebut menegaskan.
“Penghancuran besar-besaran oleh militer Israel di Gaza bertujuan memaksakan realitas baru yang bertujuan menghancurkan semua yang berkaitan dengan Palestina, dimulai dengan orang-orang dan diakhiri dengan batu,” papar dia.
Gaza adalah kota kuno dan bersejarah yang pernah diperintah beberapa kekaisaran dan peradaban, termasuk Firaun, Yunani, Romawi, Bizantium, dan Ottoman.
Agresi Israel yang sedang berlangsung telah menewaskan lebih dari 44.200 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Kamis lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas "genosida yang masuk akal" di Gaza.