3 Penyebab Tentara Lebanon Diam Saja saat Israel Invasi Darat Wilayahnya
Israel melancarkan invasi darat ke Lebanon pada Selasa (10/1/2024). Masih sama, tentara Zionis berdalih aksinya ini ditujukan untuk memerangi Hizbullah yang berbasis di negara tersebut.
Sebelum ini, Israel telah melakukan serangkaian cara untuk menumpas kelompok Hizbullah di Lebanon. Sebut saja dari aksi meledakan alat komunikasi pager dan walkie talkie hingga serangan udara yang berhasil membunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pekan lalu.
Pada invasi tebraru Israel ke Lebanon, ada hal menarik yang membuat banyak orang penasaran. Tentara bersenjata Lebanon justru memilih mundur dari pangkalannya di perbatasan selatan, bahkan sebelum para tentara Zionis menyerbu masuk ke wilayah negaranya.
Lalu, apa sebenarnya alasan tentara Lebanon diam saja saat melihat Israel melakukan invasi ke wilayahnya?
Penyebab Tentara Lebanon Diam Saja saat Israel Invasi Darat Wilayahnya
1. Tentara Lebanon Tunduk pada Perintah Atasan
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Hizbullah bukan militer atau tentara resmi dari Lebanon. Mereka adalah organisasi politik dan paramiliter yang secara kebetulan berbasis di negara itu serta memiliki pengaruh tersendiri.
Terlepas dari Hizbullah, Lebanon memiliki tentara sendiri. Namun, mereka tunduk pada perintah dari atasannya, baik itu pemerintah ataupun jenderal tertingginya.
Mengutip EuroNews, seorang jenderal yang sedang cuti dari tentara Lebanon dan profesor geopolitik di Universitas St Joseph Beirut, Khalil Helou, menyebut Angkatan Bersenjata di Lebanon telah mengalami perpecahan. Adapun salah satu dampaknya adalah menjadikan angkatan darat dibiarkan sendiri.
"Selama ini, dan untuk waktu yang lama, telah terjadi perpecahan yang ekstrem. Angkatan darat dibiarkan sendiri. Sekarang siapa pun yang memimpin angkatan darat, siapa pun yang menjadi panglima tertinggi angkatan darat, mereka harus mengambil keputusan yang mereka anggap tepat," ujar Helou, dikutip pada Rabu (2/10/2024).
Pada kasus pembiaran yang dilakukan tentara Lebanon di perbatasan saat melihat invasi Israel, kemungkinan mereka memang diperintahkan untuk mundur.
Maka dari itu, tentara yang berjaga di sana tidak melakukan kontak senjata apa pun, termasuk menghalangi pasukan Israel.
2. Mempertimbangkan Resolusi PBB
Masih dari sumber yang sama, militer Lebanon tidak melawan invasi Israel karena mempertimbangkan resolusi PBB.
Helou menjelaskan Lebanon bagian selatan dan Lembah Bekka yang saat ini menjadi target serangan Israel seharusnya berada di bawah naungan hukum Resolusi 1701 Dewan Keamanan (DK) PBB.
Resolusi itu diteken pada 2006 dan berisi seruan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah. Selain itu, Resolusi 1701 juga berisikan amanat pembentukan UNIFIL serta memberikan peran kepada tentara Lebanon untuk mengerahkan pasukan secara bersama-sama dengan persetujuan pemerintah yang sah.
Berkaca pada resolusi tersebut, baik Israel dan Hizbullah sebenarnya telah melanggar Resolusi 1701. Pada situasi ini, militer Lebanon dihadapkan pada dilema untuk menghadapi Israel atau melucuti senjata Hizbullah secara paksa.
3. Pertimbangan Lain
Pada kurun 1975 dan 1990, Lebanon dilanda perang saudara dan menjadi arena pertempuran militer bagi aktor regional dan kekuatan besar dunia. Maka dari itu, negara ini perlu pemulihan dalam waktu yang panjang.
Saat ini, rezim politik yang eksis di Lebanon merupakan hasil keseimbangan rapuh antara perwakilan komunitas agama yang berbeda dengan tentara yang secara konstitusional tunduk pada lembaga politik. Singkatnya, tidak ada kesatuan pasti yang memungkinkannya berperang lagi.
Bukan hanya takut menjadi perang besar-besaran, Lebanon sadar bahwa pemulihan negara yang berlangsung sejak lama bisa hancur sekejap mata.
Belum lagi, ada potensi perang saudara dengan Hizbullah jika pihaknya secara langsung ikut campur dan berkonfrontasi.
Itulah beberapa penyebab tentara Lebanon diam saja saat militer Israel melakukan invasi ke wilayahnya.
Baca juga: Iran Tegaskan Serangan Rudalnya ke Israel Legal, Rasional, dan Sah