RI Khawatir Kondisi Timur Tengah, Desak Seluruh Pihak Menahan Diri
JAKARTA Pemerintah Republik Indonesia (RI) terus memantau perkembangan yang saat ini terjadi di Timur Tengah (Timteng) . Termasuk serangan Israel ke Lebanon , dan yang terbaru, serangan Iran ke Israel.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI sangat mengkhawatirkan perkembangan terbaru yang saat ini terjadi di kawasan Timur Tengah, dan mendesak seluruh pihak untuk dapat menahan diri.
Sebagaimana disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Indonesia sangat khawatir bahwa potensi perang dengan skala yang lebih besar dapat terjadi, terang pernyataan pers Kemlu RI.
Indonesia juga kembali menekankan pentingnya Dewan Keamanan (DK) PBB untuk segera melakukan pertemuan khusus guna membahas perkembangan terkini di Timur Tengah dan mengambil keputusan yang dapat segera menurunkan ketegangan di kawasan.
Tak hanya itu, keselamatan warga negara Indonesia (WNI) juga terus menjadi perhatian utama Pemerintah RI.
Arab Saudi Angkat Bicara Soal Timur Tengah yang Memanas, Berharap Kebijaksanaan Akan Menang
Terkait hal ini, proses evakuasi WNI dari Lebanon juga sedang berlangsung.
Seluruh Kedutaan Besar RI di kawasan juga terus melakukan koordinasi dan terus melakukan komunikasi dengan seluruh WNI di wilayahnya masing-masing.
Seperti diketahui, Iran melakukan serangan rudal balistik ke Israel pada Selasa (1/10/2024) malam waktu setempat. Iran melepaskan ratusan rudal ke beberapa wilayah Israel, termasuk menargetkan markas intelejen Mossad. Serangan ini dilakukan sebagai serangan balasan serangkaian pembunuhan terhadap tokoh Hamas dan Hizbullah yang dilakukan Israel.
Media lokal Iran Tehran Times, menyebut ada 400 rudal dilepaskan dari Isfahan, Tabriz, Khoramabad, Karaj, dan Arak. Meski, Israel hanya menyebut sekitar 18 rudal yang dilancarkan Iran ke beberapa wilayah Israel selatan dan tengah.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa selama ini mereka sudah menahan diri tidak menyerang Israel. Negara zionis tersebut membunuh pemimpin Hamas Palestina Ismail Haniyeh di Teheran pada tanggal 31 Juli.
Sirene berbunyi di seluruh Israel memperingatkan adanya serangan. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebutkan bahwa rudal balistik telah diluncurkan dari Iran ke Israel.