Benarkah 3 Kota di Lebanon Sudah Diserang Invasi Darat Israel?
Israel telah mengumumkan "serangan darat" ke Lebanon selatan, meningkatkan operasi militernya di dalam wilayah tetangganya di utara.
Serangan tersebut, yang didukung serangan udara dan artileri, dimulai Selasa pagi (1/10/2024). Israel mengatakan mereka menargetkan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, di desa-desa dekat perbatasan dengan Israel.
Namun, Hizbullah membantah pasukan Israel telah menyeberang ke Lebanon, bahkan ketika para ahli mengutip bukti yang semakin banyak yang menunjukkan invasi Israel yang akan segera terjadi.
Berikut ini yang kami ketahui tentang perkembangan terbaru.
Apa yang Dikatakan Israel?
Sekitar pukul 2 pagi (23:00 GMT), militer Israel mengatakan tentaranya telah mulai memasuki Lebanon "beberapa jam yang lalu", dengan "serangan darat yang terbatas, terlokalisasi, dan terarah berdasarkan intelijen yang tepat".
Serangan tersebut menyusul dua pekan serangan hebat oleh Israel di Lebanon, termasuk serangan udara yang mengakibatkan tewasnya Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan dalam 24 jam terakhir telah mengakibatkan 95 kematian di Lebanon selatan, wilayah timur laut, dan ibu kota, Beirut.
Pada Selasa, juru bicara militer Israel Daniel Hagari menekankan pasukan Israel melakukan serangan terbatas dan terarah.
Dia menambahkan pasukan Israel telah melakukan "puluhan operasi" di Lebanon selatan "dalam beberapa bulan terakhir".
Badan Berita Nasional Lebanon (NNA) mengatakan Israel menyerang beberapa lokasi dengan serangan udara, penembakan artileri, dan tembakan senapan mesin berat pada hari Selasa.
Kolumnis Israel Gideon Levy menyatakan Israel sedang dalam tahap awal operasi daratnya di Lebanon, memperingatkan operasi itu bisa menjadi "rumit".
"Lihatlah Gaza. Israel terjebak di Gaza tanpa petunjuk bagaimana dan kapan akan keluar dari Gaza," ujar Levy. "Hal yang sama mungkin terjadi sekarang di Lebanon."
Apa yang Dikatakan Hizbullah?
Hizbullah membantah laporan pasukan Israel telah menyeberang ke negara itu. "Semua klaim Zionis bahwa pasukan pendudukan (Israel) telah memasuki Lebanon adalah salah," tegas pejabat hubungan media Hizbullah Mohammad Afif kepada Al Jazeera.
Ali Rizk, analis urusan keamanan dan politik yang berbasis di Beirut, mengatakan pasukan Israel berusaha "menguasai" pejuang Hizbullah tetapi berhasil dipukul mundur dan dipaksa mundur.
"Apa yang mungkin dilakukan pihak Israel adalah perang propaganda ketika mereka berbicara tentang keberhasilan memasuki wilayah Lebanon. Jadi ini mungkin bagian dari perang psikologis Israel, yang bukan pertama kalinya mereka menggunakan taktik seperti itu," ujar Rizk kepada Al Jazeera.
Apakah Invasi Darat akan Segera Terjadi?
Israel tampaknya mengisyaratkan operasi akan segera terjadi, tetapi melalui serangan terbatas dan terarah yang ditujukan ke benteng Hizbullah.
"Perang kami adalah dengan Hizbullah, bukan dengan rakyat Lebanon," ujar Hagari.
Namun, Elijah Magnier, analis keamanan, mengatakan daripada operasi darat terbatas, pasukan Israel di perbatasan Lebanon semakin bertambah besar dan kemungkinan berencana mengepung dan melenyapkan Hizbullah di Lebanon selatan.
Itu bukan yang dikatakan Israel kepada kita. Dari sumber terbuka (intelijen), kami memahami bahwa Israel telah menyiapkan sedikitnya 18 brigade. Jadi, kita berbicara tentang sekitar 70.000 hingga 100.000 tentara, ungkap Magnier kepada Al Jazeera.
Apakah Serangan Udara juga Terjadi?
Ya, di Lebanon, Israel dan sekitarnya.
Di Lebanon: menurut laporan, serangan rudal Israel menghantam satu bangunan di kamp pengungsi Palestina Ein el-Hilweh di dekat kota selatan Sidon. Ini adalah kamp pengungsi Palestina terbesar di negara itu.
Menurut NNA, Israel menargetkan lokasi di provinsi Lebanon Selatan dan Nabatieh, keduanya terletak di sepanjang perbatasan utara Israel dengan Lebanon.
Pada Selasa, militer Israel juga mendesak penduduk di lebih dari dua lusin desa di Lebanon selatan untuk mengungsi ke utara Sungai Awali, sekitar 60 km (hampir 40 mil) dari perbatasan.
Di Israel: Militer mengatakan lima roket ditembakkan dari Lebanon ke arah Metula, di Israel utara, beberapa di antaranya berhasil dicegat sementara yang lainnya mendarat di daerah tak berpenghuni. Metula berpenduduk sekitar 1.400 orang.
Hizbullah juga mengatakan mereka meluncurkan salvo roket Fadi-4 ke pangkalan Glilot, yang menargetkan Unit 8200 intelijen militer dan markas besar Mossad di pinggiran Tel Aviv.
Di Suriah, media pemerintah melaporkan dugaan serangan Israel terhadap Damaskus mengakibatkan tiga orang tewas pada hari Selasa.
Apa Dampak yang Lebih Luas?
Pasukan Israel dan Hizbullah mulai saling tembak tahun lalu ketika kelompok itu meluncurkan roket untuk mendukung Gaza, yang dibombardir Israel menyusul serangan mendadak yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Pada bulan-bulan berikutnya, konfrontasi meningkat, dan baku tembak ini memaksa lebih dari 100.000 orang di sisi perbatasan Lebanon meninggalkan rumah dan komunitas mereka sementara sekitar 60.000 warga Israel mengungsi di sisi lain.
Selama sebagian besar periode ini, pertempuran terbatas pada wilayah dekat perbatasan. Namun, hal itu berubah pada pertengahan September, ketika Israel mulai menggempur Beirut dan wilayah lain di Lebanon.
Dalam kurun waktu dua pekan, Israel membunuh sejumlah komandan Hizbullah dan akhirnya Nasrallah.
Israel juga meledakkan perangkat komunikasi elektronik yang menewaskan 39 orang dan melukai ribuan orang serta melancarkan operasi pengeboman besar-besaran yang mengakibatkan lebih dari 1.000 kematian di Lebanon, termasuk puluhan anak-anak.