Pesan Paus Fransiskus di Singapura: Jangan Lupakan Pekerja Migran

Pesan Paus Fransiskus di Singapura: Jangan Lupakan Pekerja Migran

Global | dw.id | Kamis, 12 September 2024 - 08:33
share

Paus Fransiskus mengunjungi Singapura sebagai negara terakhir dalam rangkaian perjalanannya. Di salah satu negara terkaya di Asia ini, dia berpesan supaya pekerja migran tidak dilupakan.Paus Fransiskus memuji kekuatan ekonomi Singapura sebagai salah satu bukti kecerdasan manusia. Namun, dia mendesak agar negara itu juga ikut memperhatikan kelompok lemah, khususnya pekerja asing.Hal itu disampaikan Paus Fransiskus pada Kamis (12/09) saat berada di salah satu negara terkaya Asia, Singapura, dalam pembukaan sesi akhir rangkaian kunjungannya ke beberapa di Asia.Singapura merayakan kedatangan Paus Fransiskus dengan meluncurkan sebuah anggrek hibrida baru yang dinamai sesuai nama Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik tersebut, Dendrobium His Holiness Pope Francis, atau dalam Bahasa Indonesia artinya Dendrobrium Yang Mulia Paus Fransiskus.Saat dipersembahkan dalam upacara penyambutan resmi, anggrek ini memancarkan keindahan yang tenang dan murni dengan kelopak bunga berwarna putih gading dan kilauan merah muda di bagian tengahnya. Keterangan itu disampaikan oleh National Parks Board, sebuah lembaga pemerintah Singapura untuk mengelola dan meningkatkan taman nasional.Setelah bertolak dari Timor Lesta, Paus Fransiskus tiba di Singapura dan memulai program resminya pada Kamis (12/09) lewat pertemuan dengan Presiden Tharman Shanmugaratnam dan Perdana Menteri Lawrence Wong. Kemudian, Paus Fransiskus berpidato di hadapan pejabat pemerintah dan korps diplomatik di National University of Singapore (NUS).Di Singapura, Paus Fransiskus mengagumi gedung-gedung pencakar langit modern "yang seolah-olah muncul dari permukaan laut dan komitmen pemerintah untuk menyediakan perumahan umum serta pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas untuk rakyatnya.Namun, Paus Fransiskus mendesak otoritas Singapura untuk berhati-hati dalam memberikan penghargaan atas keunggulan dengan cara apa pun. Hal ini merujuk pada budaya kerja dan pendidikan Singapura yang sangat kompetitif."Saya ingin menyoroti risiko yang ditimbulkan jika hanya berfokus pada pragmatisme atau menempatkan jasa di atas segalanya, khususnya konsekuensi yang tidak diinginkan dari pembenaran demi mengesampingkan mereka yang berada di pinggiran agar mendapatkan manfaat dari kemajuan, ujar Paus Fransiskus.Upah dan kondisi layak untuk pekerja migranDalam kesempatan yang sama, Paus pertama dari Amerika Latin ini juga secara khusus menyerukan tentang upah dan kondisi yang layak untuk para pekerja migran, yang telah membantu pembangunan Singapura hingga menjadi salah satu kekuatan ekonomi paling maju di dunia."Para pekerja ini memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat dan harus dijamin mendapatkan upah yang adil, serunya.Untuk diketahui, Singapura sendiri tidak memiliki kebijakan upah minimum untuk penduduk lokal atau orang asing.Singapura merupakan negara terakhir dalam kunjungan 11 hari Paus Fransiskus, yang menjadi tur terpanjang dan terjauh dalam masa kepausannya. Sebelum Singapura, Paus Fransiskus telah berkunjung ke Indonesia, Papua Nugini dan Timor Leste.Kesenjangan ekonomi terlihat jelas saat kedatangan Paus Fransiskus pada Rabu (11/09). Paus mendarat di bandara canggih dengan teknologi tinggi di Singapura dengan menggunakan maskapai Aero Dili, perusahaan nasional Timor Leste, negara di mana sekitar 42% warganya hidup di bawah garis kemiskinan.Negara Singapura telah lama diceritakan sebagai kisah sukses transformasi dari pelabuhan kolonial yang tidak punya sumber daya alam menjadi kekuatan finansial dan perdagangan hanya dalam beberapa dekade sejak kemerdekaannya dari Malaysia pada tahun 1965. Bekas jajahan Inggris ini menikmati salah satu standar hidup tertinggi di dunia, dan terkenal dengan tingkat keamanan tinggi dan kriminalitas terendah.Namun, Singapura merupakan salah satu kota termahal untuk ditinggali dan lingkungan kerjanya yang kompetitif membuat orang stres dan terlalu banyak bekerja.Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! Laporan HRW soal pekerja migran di SingapuraSepertiga tenaga kerja Singapura berasal dari negara asing, dan lebih dari 250.000 merupakan pekerja migran dari Pakistan, Bangladesh, dan negara miskin Asia lainnya. Mereka sebagian besar kerja di sektor konstruksi, perkapalan, dan pemeliharaan, membantu pendukungan ekonomi Singapura yang bergantung pada perdagangan.Dalam sebuah laporan tahun 2023 milik organisasi kemanusiaan Human Rights Watch (HRW), pekerja migran asing di Singapura menghadapi pelanggaran hak-hak buruh dan eksploitasi. Misalnya, utang yang sangat tinggi kepada agen perekrutan, tidak mendapat gaji, pembatasan aktivitas, penyitaan paspor dan terkadang kekerasan fisik dan seksual.Selain itu, laporan ini juga menyebutkan kalau asisten rumah tangga asing dikecualikan dari banyak hak perlindungan ketenagakerjaan, contohnya pembatasan jam kerja harian hingga cuti sakit dan perlindungan cuti tahunan.Kunjungan Paus Fransiskus kali ini untuk menyemangati umat Katolik yang berjumlah 3,5% dari populasi Singapura yang berjumlah di bawah 6 juta jiwa. Dia juga menyoroti tradisi hidup berdampingan antaragama di Singapura.Menurut sensus tahun 2020, umat Buddha berjumlah sekitar 31% dari populasi, diikuti Kristen 19%, dan Muslim 15%. Sementara, sekitar seperlima populasi mengaku tidak terikat dengan keyakinan atau agama apa pun.Nantinya, Paus Fransiskus berencana untuk menghadiri Misa pada Kamis (12/09) malam waktu setempat di Stadion Nasional Singapura. Kemudian pada Jumat (13/09) pagi, dia akan memimpin acara lintas agama dengan anak muda, sebelum bertolak pulang ke Roma, Italia.mh/yf (AP)


Topik Menarik