Kisah Raja Charles Belajar Bahasa Arab untuk Dalami Al-Quran

Kisah Raja Charles Belajar Bahasa Arab untuk Dalami Al-Quran

Gaya Hidup | sindonews | Senin, 17 Maret 2025 - 23:00
share

JAKARTA - Raja Charles belajar bahasa Arab agar bisa membaca Al-Quran menarik perhatian. Menariknya, minat Charles memelajari Al-Quran cukup tinggi, di mana dia terpesona dengan Islam.

Berawal dari Menteri Rnergi Qatar yang bertanya pada Charles yang berbicara bahasa Arab di acara peluncuran Jaringan Alumni Qatar-Inggris. Charles kemudian menjawab bahwa dia berusaha melakukannya.

"Saya pernah mencoba mempelajarinya tetapi saya menyerah. Bahasa Arab masuk ke telinga kanan dan keluar dari telinga kiri," ucap Charles dikutip The Daily Beast.

Mengutip sumber rahasia mengatakan bahwa Charles telah mengambil pelajaran bahasa Arab selama enam bulan terakhir dan dia merasa terdorong oleh keinginan untuk dapat membaca Al-Quran dalam bentuk aslinya.

Seorang juru bicara di Clarence House mengonfirmasi kepada CNN bahwa Pangeran Charles telah mengambil pelajaran tentang bahasa Arab. "Ia benar-benar telah mengambil pelajaran bahasa Arab," kata juru bicara itu.

"Ia benar-benar berbicara bahasa Welsh seperti yang saya dengar sendiri. Bahasa Prancis adalah bahasa yang pasti, dan ia sangat pandai dalam hal itu," tuturnya lagi.

Dikutip Daily Mail, Charles berbicara bahasa Prancis dengan baik, sedikit bahasa Jerman dan telah mengikuti pelajaran bahasa Wales. Ia sangat antusias untuk mendorong dialog antar agama dan telah berbicara tentang studinya tentang Al-Quran.

Dr Mohammed Bin Saleh Al-Sada, ketua asosiasi dan Menteri Energi Qatar kemudian mengatakan tidak ada kata terlambat untuk belajar. Raja kemudian melihat siswa di sana dan bertanya kepada Dnya Al-Yahri, lulusan Universitas Essex yang berusia 28 tahun. "Apakah Anda berpakaian seperti itu [di Inggris]?" Ia menjawab: 'Tidak.'

Pekerja IT tersebut kemudian mengatakan bahwa ia dan wanita Qatar lainnya mengenakan pakaian Barat, dengan jilbab yang menutupi kepala mereka, saat mereka masih mahasiswa.

Semua pria di ruangan itu mengenakan thobe putih tradisional dari leher hingga kaki, dengan ghitra di kepala mereka yang diikat dengan pita yang disebut igul.

Raja kemudian mengadakan pertemuan pribadi dengan Sheikha Mozah binti Nasser, serta permaisuri resmi Emir Qatar, yang dianggap sebagai salah satu tokoh paling berkuasa di negara kaya minyak tersebut.

Ia adalah kepala Qatar Foundation, yang berupaya meningkatkan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan pengembangan masyarakat di negara tersebut, dan mungkin paling dikenal sebagai sponsor Barcelona FC.

Charles juga mengunjungi Taman Sains dan Teknologi Qatar di Doha, di mana dia dihadiahi sepasang baju terusan Formula 1 mungil untuk calon cucunya oleh tim Williams F1.

"Ini sesuatu yang telah kami sulam untuk calon cucu Anda, Tuan, selamat banyak," katanya.

Sang pangeran dibujuk untuk mencoba simulator yang memiliki jok dan dasbor seperti Range Rover dan menggunakan tiruan 3D terperinci dari jalanan Doha. Meskipun itu adalah simulator keselamatan jalan raya, Charles tidak bersemangat untuk mengenakan sabuk pengaman.

"Apakah saya harus mengenakan sabuk pengaman," tanyanya.

"Baiklah, Anda harus mengenakannya karena ini adalah demonstrasi keselamatan jalan raya," katanya.

Sementara itu, Duchess of Cornwall mendedikasikan hari pertamanya di Qatar untuk membahas isu-isu perempuan. Pertama-tama, ada kelompok diskusi dengan enam perempuan yang telah mengikuti acara Springboard yang diselenggarakan British Council untuk mendorong pengembangan diri.

Di atas meja, dibahas berbagai isu seperti hak-hak perempuan, tango dan kue mangkuk. Duchess mengatakan kepada seorang perempuan yang mengenakan jilbab yang mengaku menyukai tarian eksotis Argentina serta berbelanja dan membuat kue: "Kedengarannya bagi saya kehidupan yang sangat beradab!"

Kemudian, dia melanjutkan perjalanan ke Sekolah Dasar Amna Mahmoud Al Jeddah, tempat sang Duchess menerima sambutan yang sangat antusias dari para murid yang mengenakan pakaian tradisional. Ia sangat ingin mempelajari lebih lanjut tentang Kampanye Baca Anak-Anak, yang juga dijalankan oleh British Council, untuk mendorong literasi.

Camilla memberikan koleksi buku kepada sekolah tersebut, termasuk buku yang diterbitkan oleh Istana Buckingham berjudul 'Does The Queen Wear Her Crown In Bed.'

Topik Menarik