4 Faktor yang Bikin Jumlah Pengguna Rokok Elektrik Meningkat Tajam, Benarkah Lebih Sehat?

4 Faktor yang Bikin Jumlah Pengguna Rokok Elektrik Meningkat Tajam, Benarkah Lebih Sehat?

Gaya Hidup | okezone | Sabtu, 15 Maret 2025 - 02:30
share

Rokok non-konvensional hingga saat ini masih menjadi tren di tengah gempuran rokok konvesional yang hingga saat ini masih eksis dikonsumsi masyarakat Indonesia sejak dulu. Dalam satu dekade terakhir, industri rokok non-konvensional alias rokok elektrik di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan. 

Berdasarkan Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021, jumlah pengguna rokok elektrik meningkat dari 480 ribu orang pada 2011 menjadi 6,6 juta orang pada 2021. 

Selain itu, menurut Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), sektor ini telah menciptakan lebih dari 150.000 hingga 200.000 lapangan kerja langsung pada tahun 2023, mencakup sektor manufaktur, distribusi, dan ritel.

Lantas, apa yang membuat rokok elektrik ini masih ngetren di kalangan masyarakat Indonesia? Berikut ulasannya, dirangkum Okezone dari berbagai sumber, Sabtu (15/3/2025).

1. Dinilai lebih sehat 

Rokok elektrik memang diklaim lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional. Pasalnya, mereka sama sekali tidak dibakar sehingga bebas dari tar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Health England, menemukan bahwa rokok elektrik 95 persen lebih aman ketimbang seseorang yang merokok secara konvensional. 

Mereka menyebut bahwa bahaya rokok elektrik sudah berkurang sebesar 95 persen dari rokok elektrik, sehingga hanya 5 persen saja yang masih berbahaya.

“Kalau tren market vape (rokok elektrik) saat ini masih bertumbuh, jadi pertumbuhannya cukup besar. Saya melihatnya itu karena banyak yang melihat sisi karena risiko lebih kecil,” ujar Commercial Director di PT Delta Sukses Teknologi, Harold Hutabarat, saat di Kuningan, Jakarta Selatan baru-baru ini.

Meskipun dianggap lebih sehat, kamu tetap disarankan untuk berhenti merokok untuk menghindari risiko penyakit yang bisa ditimbulkannya.

2. Jadi tren lifestyle

Rokok elektrik atau vape memang semakin menjadi bagian dari gaya hidup, terutama di kalangan anak muda. Banyak yang beralih ke vape karena dianggap lebih modern, punya banyak varian rasa, dan dianggap sebagai alternatif yang lebih "ramah" dibandingkan rokok konvensional. 

“Tapi kalau saya ngeliatnya dari sisi brand, bahwa itu memang sudah menjadi lifestyle. Misalnya, saya memilih memakai ini (rokok elektrik) karena merasa lebih keren. Dan tidak seperti kalau saya merokok (konvensional) di mana baju saya akan gampang menjadi bau rokok,” tutur Harold. 

3. Punya beragam desain dan teknologi

Selain itu, industri vape juga berkembang pesat dengan berbagai inovasi desain dan teknologi. Vape dan rokok konvensional memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik dari segi desain maupun teknologi.

 

Vape tersedia dalam berbagai bentuk, seperti pod system, mod, box mod, hingga disposable vape yang terbuat dari material seperti logam, plastik, atau kaca, serta bisa digunakan berkali-kali dengan pengisian ulang liquid dan baterai.

Misalnya seperti DJOY dari PT Delta Sukses Teknologi, yang mencakup DJOY Pod Max, DJOY Device Kit, dan DJOY Disposable. Produk-produk tersebut dirancang dengan teknologi terkini untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna, dengan tetap memperhatikan aspek regulasi yang berlaku.

4. Regulasi ketat

BerbagaI wawasan mengenai tren, tantangan, serta potensi industri rokok elektrik terus berkembang di Indonesia. Dengan visi menjadi salah satu penyedia teknologi e-cigarette, PT Delta Sukses Teknologi misalnya, berupaya menciptakan ekosistem industri yang lebih bertanggung jawab melalui inovasi produk, kepatuhan terhadap regulasi, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

“Kami ingin industri ini berkembang dengan standar yang lebih tinggi, baik dari segi kualitas produk maupun kepatuhan terhadap regulasi,” ujar Harold Hutabarat.

“Kami percaya bahwa regulasi yang jelas dan edukasi kepada konsumen adalah kunci untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik,” tutupnya.

Topik Menarik