Forum Dialog Ekonomi Digital: Memperkuat Kerja Sama di Era Indonesia Digital
JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi) bersama Industry Task Force (ITF) dan Think Policy sukses menggelar Forum Dialog Ekonomi Digital bertajuk“Lanskap Strategis untuk Indonesia Digital: Mendorong Penguatan Infrastruktur, Adaptasi AI, dan Pengembangan Talenta Digital”. Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingandari pemerintah, industri, serta asosiasi digital untuk membahas arah kebijakan strategis dalam memperkuat ekosistem digital Indonesia.
Forum ini menjadi wadah bagi diskusi konstruktif mengenai langkah-langkah konkret dalam mempercepat digitalisasi di berbagai sektor. Beberapa topik utama yang dibahas mencakupstrategi peningkatan infrastruktur digital, implementasi kecerdasan buatan (AI) dalam sektor ekonomi, serta pengembangan talenta digital yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Forum ini juga menjadi kesempatan untuk memperkuat kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan akademisi dalam merumuskan kebijakan yang adaptif terhadap tantangandigitalisasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan di Indonesia. Selain itu juga sebagai momentum strategis untuk mempererat sinergi lintas sektor dalammenciptakan solusi inovatif yang tidak hanya mendorong kemajuan teknologi, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian nasional.
Dalam sambutannya, Direktur Kecerdasan Artifisial, dan Ekosistem Teknologi Baru Komdigi, Aju Widya Sari, menyinggung pentingnya sinergi yang baik antara para pelaku industri,pemerintah, dan para pemangku kepentingan lain untuk dapat memanfaatkan potensi. "Membangun ekosistem digital yang kuat di era AI bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengankebijakan yang tepat, kolaborasi yang erat, serta kesiapan SDM yang unggul, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri digital. Mari kitabersama-sama menjadikan teknologi AI sebagai alat untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif, inovatif, dan berdaya saing tinggi," ungkap Aju Widya Sari.
Koordinator ITF menegaskan acara ini merupakan bagian dari usaha para pemangku kepentingan untuk memajukan ekosistem digital Indonesia. “Dalam satu dekade terakhir kitatelah menyaksikan lompatan digital yang signifikan di Indonesia. Data dari APJII menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 221,56 juta orang,atau setara dengan 79,5 dari total populasi Indonesia. Angka ini meningkat pesat, hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan 10 tahun lalu (tahun 2014), di mana pengguna internet diIndonesia hanya mencapai 88 juta orang. Hal ini juga sejalan dengan capaian Laporan Refleksi Satu Dekade Lompatan Digital KOMDIGI yang menunjukkan perjalanan kebijakan, program, danstrategi yang telah diimplementasikan oleh Pemerintah dalam mengakselerasi agenda transformasi digital kita. Dalam konteks ini, ITF, bersama-sama dengan Think Policy, dan dengandukungan KOMDIGI, mengadakan Forum Dialog Ekonomi Digital pertama yang berfokus pada Infrastruktur, Adaptasi AI, dan Pengembangan Talenta Digital di Indonesia, yang kami pandangsebagai faktor kunci dalam memajukan ekosistem digital kita ke depan,” tuturnya.
Florida Andriana, Co-founder & Chief Growth Officer Think Policy, menekankan pentingnya arah dan dampak dalam kemajuan digital demi transformasi yang bermakna.
“Transformasi digital bergerak tanpa henti, dan Indonesia telah membuktikan kemampuannya untuk beradaptasi. Namun, pertanyaannya kini adalah: ke mana kita ingin membawa digitalisasi ini? Dalam satu dekade terakhir, kita terus berpacu untuk mengikuti perkembangan. Saatnya kini kita menentukan arah, dengan strategi yang matang dan kebijakan yang bermakna, agar transformasi digital tidak hanya cepat tetapi juga tepat. Forum ini menjadi ruang refleksi dan kolaborasi untuk menciptakan kebijakan digital yang inklusif dan berdampak nyata, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. Bersama, kita dapat memastikan bahwa digitalisasi tidak hanya mendorong percepatan ekonomi, tetapi juga membentuk peradaban yang lebih baik,” kata dia.
Sesi Forum Dialog Ekonomi Digital Acara dialog ini terbagi tiga sesi, dimana setiap sesinya memiliki pembahasan yang berbeda-beda untuk merefleksikan perkembangan di era IndonesiaDigital. Pada sesi pertama, membahas mengenai Pemerintahan dan Infrastruktur Digital. Sesi ini membahas perkembangan industri digital saat ini karena peningkatan akses dan kualitasinternet di Indonesia, serta bagaimana kedepannya penguatan infrastruktur digital serta strategi pemerintah dan industri dalam mengatasi digital divide, baik berkaitan dengan akses maupunliterasi digital.
Prasetya Dwicahya, Digital Government Principal, Think Policy, mengungkapkan dalam 10 tahun terakhir, Indonesia sudah berhasil untuk meningkatkan akses internet dan juga porsiekonomi digital berkali-kali lipat. Akan tetapi ada banyak konsekuensi sosial yang juga terjadi bersamaan dengan pertumbuhan tersebut seperti masifnya perundungan digital dan judionline. Oleh karena itu, fokus transformasi digital untuk beberapa tahun ke depan adalah memastikan transformasi digital tersebut harus bermakna, transformasi digital yang bisa memberikan nilai tambah kepada seluruh lapisan masyarakat dan membuat masyarakat merasa aman berinteraksi di dalam ruang digital.
Dari sisi industri OTT video streaming, Ketua Bidang Hubungan Pemerintah AVISI, Hafil Naufal Rahman, menjelaskan terdapat tantangan bersama dalam literasi digital saat ini.
“Aksesibilitas tidak hanya menghasilkan peluang untuk berkembang, tetapi juga meningkatnya ancaman yang merugikan bagi industri OTT video streaming. Salah satu masalah utama adalah pembajakanatau penyiaran konten secara ilegal di Indonesia menjadi perhatian serius karena mengancam ekonomi digital serta perkembangan industri kreatif. Survei AVISI tahun 2023 mengungkapbahwa meskipun sebagian besar masyarakat menyadari risiko pembajakan, banyak yang tetap memilih untuk melanjutkan mengakses konten ilegal. Kolaborasi antara pemerintah, AVISI, danpara pemangku kepentingan lainnya penting untuk mengatasi masalah ini,” ucap dia.
Sebagai bagian dari industri OTT dan perwakilan Asosiasi Video Streaming Indonesia (AVISI), VISION+ turut menegaskan komitmennya dalam mendukung penguatan ekosistem digitalIndonesia. Wakil Sekretaris Jenderal AVISI sekaligus Direktur VISION+, Helmi Balfas, menyampaikan bahwa sinergi antar industri menjadi faktor kunci dalam menghadapi tantangandigitalisasi. "Era digital membuka banyak peluang sekaligus tantangan bagi industri media dan hiburan. Sebagai bagian dari AVISI, VISION+ berkomitmen untuk terus mendorong ekosistemOTT yang sehat, inklusif, dan inovatif. Melalui kolaborasi lintas sektor, kita dapat memastikan bahwa industri kreatif digital terus berkembang dengan regulasi yang mendukung pertumbuhanserta perlindungan terhadap konten legal. Dengan infrastruktur yang kuat dan pengembangan talenta digital, kita dapat menciptakan industri yang lebih berdaya saing dan berkontribusi bagiekonomi digital nasional," ujar Helmi Balfas.
Sesi kedua, yang dimoderatori oleh Maria Angelica selaku perwakilan ITF sekaligus VP of Public Aairs Bukalapak, membahas mengenai Kebijakan Digital dan Peluang Industri dalam Era AI. Sesiini membahas pemanfaatan AI untuk meningkatkan produktivitas industri dan daya saing global.
Diskusi mencakup rekomendasi strategi pemerintah, inovasi AI di industri, tantangan implementasi, dampak sosial, serta masukan untuk mendukung inovasi dan pertumbuhandigital.
CTO DANA, Norman Sasono, berbicara mengenai urgensi investasi dalam infrastruktur digital yang memungkinkan inovasi berbasis AI berkembang pesat di Indonesia. “Industri memilikiperan penting dalam mengadopsi dan mengembangkan kecerdasan buatan (AI) secara strategis di tengah perubahan teknologi yang berlangsung cepat. Penerapan AI sebaiknya tidak sekadarmengikuti tren, tetapi harus didasarkan pada kebutuhan yang jelas dan tujuan yang terukur.
Perusahaan perlu memahami tantangan spesifik yang ingin diselesaikan dan manfaat yang dapat diberikan AI, baik bagi bisnis maupun konsumen. AI harus diterapkan untuk menjawabpermasalahan yang konkret dan memberikan dampak nyata. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing dalamekosistem digital.” kata Norman Sasono.Sementara, COO Halodoc, Alfonsius Timboel, menggarisbawahi bagaimana teknologi digital dapat merevolusi sektor kesehatan. “Teknologi digital di bidang kesehatan bukan lagi sekadaropsi, melainkan sebuah keharusan yang mendorong efisiensi, aksesibilitas, dan kualitas layanan. Dengan perkembangan AI yang tak terbendung, kita kini melihat transformasi besar salahsatunya otomatisasi proses administratif. Digitalisasi ini memperluas akses terhadap layanan kesehatan secara signifikan, memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan yang berkualitas,inklusif, dan lebih cepat,” ujar Alfonsius Timboel. Sesi terakhir, membahas mengenai Talenta Digital.
Sesi ini membahas strategi pengembangan talenta digital di Indonesia, termasuk peran public-private partnership dalam menutup skill gap. Diskusi mencakup tantangan industri dalammencari talenta digital, dampak AI terhadap kebutuhan keterampilan, serta langkah konkret dari pemerintah dan perusahaan untuk memastikan tenaga kerja Indonesia tetap kompetitif di eradigital.
Direktur Bukalapak, Victor Putra Lesmana, membahas pentingnya pengembangan talenta digital sebagai motor utama transformasi ekonomi berbasis teknologi. “Membangun ekosistemtalenta digital yang berdaya saing membutuhkan kolaborasi erat antara industri, pemerintah, dan akademisi. Keselarasan kebijakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, menjadikunci untuk memastikan bahwa pengembangan talenta digital tidak hanya menjawab kebutuhan industri saat ini, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digitalIndonesia secara berkelanjutan di masa depan,” ujar Victor Putra Lesmana.
Perwakilan dari Pusat Pengembangan Aparatur Komdigi, Yuliar Magdalena Zega mengatakan pemerintah terus menggandeng industri dalam membangun talenta digital yang kompetitif.Melalui skema public-private partnership, kami mendorong program pelatihan bersama, magang, dan sertifikasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Kolaborasi ini memastikan talentadigital Indonesia tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu bersaing ditingkat global.
Yuliar Magdalena Zega Forum ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem digital yang lebih maju dan berkelanjutan di Indonesia.Dengan dukungan dari pemerintah, industri, serta komunitas digital, Indonesia diharapkan dapat menjadi pemain utama dalam ekonomi digital global.