Ratu Camilla Ikuti Jejak Nenek Buyutnya Jadi Simpanan Raja
Ratu Camilla disebut mengikuti jejak nenek buyutnya, Alice Keppel menjadi simpanan raja. Alice Keppel, dikenal sebagai selingkuhan Raja Edward VII, kakek buyut Raja Charles III, dan memiliki hubungan yang berlangsung lebih dari satu dekade dan masih menjadi bagian dari sejarah.
Dilansir dari People, Selasa (25/2/2025), kisah Alice Keppel dan Raja Edward VII yang penuh skandal kini kembali dibandingkan dengan perjalanan Ratu Camilla dalam kehidupan Raja Charles III.
Alice Keppel lahir dengan nama lengkap Alice Frederica Edmonstone dari keluarga bangsawan Skotlandia dan dibesarkan di Kastil Duntreath. Ia dikenal sebagai wanita yang menawan, cerdas, dan memiliki daya tarik luar biasa di kalangan elite sosial kerajaan.
Kemampuannya menjalin hubungan dekat dengan kalangan bangsawan membuatnya mendapatkan posisi istimewa di dalam lingkaran kerajaan. Terutama saat ia menjadi kekasih Pangeran Albert Edward, yang kemudian dinobatkan sebagai Raja Edward VII.
Foto/Getty ImagesPutrinya, Violet Keppel, pernah menggambarkan Alice sebagai seseorang yang selalu membawa kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya. Bahkan, ia mendapat julukan “Freddie Genit” karena reputasinya yang erat dengan hubungan sosial yang penuh skandal.
Alice tidak hanya menjadi pendamping Edward VII dalam kehidupan pribadinya, tetapi juga berperan dalam menenangkan dan menyeimbangkan kepribadian sang raja yang dikenal temperamental.
Kisah Alice Keppel dalam sejarah Kerajaan Inggris sering dibandingkan dengan perjalanan Camilla dalam kehidupan Charles. Saat raja 76 tahun itu mulai menjalin hubungan dengan Camilla pada 1971, banyak pihak di kerajaan beranggapan bahwa ia tidak memenuhi kriteria sebagai calon istri pewaris takhta.
Hal ini pun menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hubungan mereka berakhir untuk sementara waktu, hingga akhirnya Charles menikahi mendiang Putri Diana.
Seperti Camilla yang sebelumnya menikah dengan seorang perwira militer Inggris, Andrew Parker Bowles, Alice juga menikah dengan Letnan Kolonel George Keppel sebelum akhirnya terlibat dalam hubungan dengan Edward.
Alice pertama kali bertemu dengan Pangeran Edward pada 1889, saat ia berusia 29 tahun dan Edward telah berumur 56 tahun. Hubungan mereka bertahan selama 12 tahun, bahkan tetap berlangsung setelah Edward naik takhta jadi raja pada 1902.
Saat Edward meninggal dunia pada 1910, Alice disebut berada di sisi ranjang sang suami. Namun, karena ekspresinya yang terlalu emosional, ia harus dikeluarkan dari ruangan oleh para staf kerajaan.
Menariknya, meskipun Alice adalah selingkuhan Edward, ia diterima oleh Ratu Alexandra, istri resmi sang raja. Alexandra bahkan lebih menyukai Alice dibandingkan dengan wanita lain yang sebelumnya pernah menjadi bagian dari kehidupan suaminya.
Sikap ini berbeda dengan yang ditunjukkan Diana, yang secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya terhadap perselingkuhan Charles dengan Camilla dalam wawancara ikoniknya.
Alice juga dikenal sebagai sosok yang lebih berhati-hati dalam menjaga hubungan kerajaan. Ia bahkan membantu Edward dalam memilih hadiah untuk istrinya, termasuk koleksi hewan Faberge yang terkenal.
Alice tidak hanya dianggap sebagai kekasih sang raja, tetapi juga memiliki pengaruh yang besar dalam menjaga ketenangan dan stabilitas emosionalnya . Di mana ini peran yang kini dijalankan oleh Camilla dalam kehidupan Charles.
Seorang sumber dalam kerajaan pernah menyebutkan bahwa Camilla memiliki efek menenangkan bagi Charles, yang membantunya tetap fokus dalam menjalankan tugasnya sebagai raja.
Hal ini juga diamini oleh penulis biografi kerajaan, Christopher Wilson, yang mengatakan bahwa Camilla adalah satu-satunya orang yang mampu memberikan ketenangan bagi ayah Pangeran William dan Pangeran Harry itu, sesuatu yang tidak bisa didapatkannya dari orang lain.
Selain itu, Alice adalah salah satu selingkuhan terakhir yang diakui secara terbuka dalam sejarah kerajaan Inggris. Saat cucu Edward, Raja Edward VIII, turun takhta demi menikahi Wallis Simpson, Alice dikabarkan buka suara.
“Dulu segala sesuatunya berjalan lebih baik di zaman saya,” kata Alice.
Pernyataan ini menggambarkan betapa besarnya pengaruhnya di masa lalu, serta bagaimana skandal dalam kehidupan kerajaan selalu menjadi bagian dari sejarah panjang Kerajaan Inggris.
Meski situasi yang dihadapi Camilla tidak sepenuhnya sama dengan nenek buyutnya, kisah mereka memiliki banyak kemiripan. Keduanya sempat menghadapi ketidaksetujuan publik, namun pada akhirnya memainkan peran penting dalam mendampingi raja yang mereka cintai.
Kini, ratu 77 tahun ini bukan lagi seorang kontroversi. Tetapi telah diakui sebagai Ratu Inggris, menjalankan tugas kerajaan dengan penuh tanggung jawab, sesuatu yang tidak pernah bisa dicapai oleh Alice dalam masanya.