Intur 2024 Dikemas Modern, Dian Sastro Berharap Semakin Disukai Penonton Muda

Intur 2024 Dikemas Modern, Dian Sastro Berharap Semakin Disukai Penonton Muda

Gaya Hidup | sindonews | Kamis, 8 Agustus 2024 - 14:39
share

BALI - Indonesia Bertutur (Intur) 2024 mengemas seni tradisional hingga kontemporer, baik lokal maupun internasional menjadi modern.

Dian Sastrowardoyo yang menjadi ikon Intur 2024 mengatakan balutan medern ini sebagai upaya menjawab tantangan penonton yang semakin kekinian.

"Festival Intur ini karena gak hanya seni tradisional nanti ada seni kontemporer, modern, supaya kenapa seni tradisional bisa dikemas secara modern karena kita harus menjawab kebutuhan para penonton yang sekarang sudah semakin modern," kata Dian Sastro di Lapangan Batubulan, Gianyar, Bali, Rabu (7/8/2024).

"Bagaimana manusia manusia sekarang menikmati seni sudah macam macam gak cuma pertunjukan saja, tapi bisa dinikmati dalam film, instalasi seni, dan dalam bentuk seni lainnya membuat kita banyak cara untuk dinikmati dalam bentuk lainnya," ujar Dian lagi.

Festival Intur 2024 yang dihelat 7-18 Agustus di tiga lokasi Batubulan, Ubud, dan Nusa Dua ini membahas tentang hubungan manusia dengan alam.

"Yang pasti dalam Intur ini temanya tetap sama Subak atau membahas tentang bagaimana hubungan manusia dengan alam dengan ekosistem nya. Yang menarik dari event ini adalah tahun ini temanya Subak membahas tentang seberapa dekat kita sebagai manusia modern dengan alam karyanya jadi menarik menarik banget," ucapnya.

Dian juga mengambil peran dalam Festival Intur 2024 dengan membuat film pendek berjudul 'Kotak' dan akan tayang di layar Rambha, Ubud, Bali pada 13 Agustus 2024.

"Apalagi aku dapat kesempatan untuk menayangkan tayangan aku sendiri yang akan tayang tanggal 13 Agustus. Buat teman teman yang penasaran Dian kalau bikin film, nulis, direct seperti apa tinggal ditonton di layar Rambha di Ubud," ungkapnya.

Sebelumnya, pembukaan Intur 2024 menampilkan Maha Wasundari yang menghadirkan tari Bali dari tiga genre yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia, yaitu Wali, Bebali, dan Balih-balihan.

Dalam gelaran tersebut, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan mengangkat tema Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama".

Festival ini akan menjadi wadah ekspresi seni yang mencakup seni pertunjukan, seni rupa, film, dan seni media. Intur 2024 diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi berbagai kegiatan seni.

Dengan tema Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan, Indonesia Bertutur bertujuan menggali dan mempromosikan warisan budaya Indonesia dari masa prasejarah hingga abad ke-15 melalui berbagai medium seni.

Filosofi Subak yang diusung dalam festival ini mengandung makna keseimbangan antara manusia dengan pencipta, sesama, dan alam, yang dikenal dalam falsafah Tri Hita Karana oleh masyarakat Hindu Bali.

Hadir dalam opening ceremony yang ditandai dengan alat musik tradisional Okokan diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha; Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Anindito Aditomo; Direktur Perfilman Musik dan Media, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia, Ahmad Mahendra.

Direktur Festival Indonesia Bertutur 2024, Taba Sanchabakhtiar; Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2024, Melati Suryodarmo. Hadir pula Koordinator Staff Presiden Republik Indonesia, Ari Dwipayana. Hadir pula para seniman seperti Dian Sastrowardoyo, Happy Salma, Lukman Sardi, dan lainnya.

Topik Menarik