Kisah Inspiratif Pendiri JNE: Mualaf, Tak Pernah Lupa Sedekah Sejak Bisnisnya Masih Kecil

Kisah Inspiratif Pendiri JNE: Mualaf, Tak Pernah Lupa Sedekah Sejak Bisnisnya Masih Kecil

Gaya Hidup | BuddyKu | Senin, 13 Maret 2023 - 19:49
share

IDXChannel Kisah inspiratif kali ini datang dari seorang mualaf, sekaligus pendiri JNE, Johari Zein. Ia adalah pengusaha dermawan yang setiap kali menggelar acara, tak pernah lupa untuk menyantuni anak-anak yatim selama puluhan tahun.

Johari mengaku bahwa keberhasilannya mengelola JNE hingga menjadi salah satu perusahaan jasa titipan terbesar di Indonesia, adalah berkat sedekah yang rutin ia lakukan sejak bisnis rintisannya masih kecil dan kurang begitu menguntungkan.

Sekilas, apa yang dilakukannya tampak sepele. Namun dengan bersedekah, artinya Johari tak pernah lupa bahwa hartanya tak sepenuhnya miliknya seorang, dan tak pernah lupa akan nasib anak-anak yang hidup dengan kesulitan finansial.

Lantas, bagaimana kisah Johari Zein ini dapat menginspirasi? Dilansir dari channel Youtube Coach Yudi Candra.

Kisah Inspiratif Johari Zein Pendiri JNE: Sedekah Jadi Kebiasaan

Johari Zein adalah seorang keturunan China yang lahir di Medan pada 1954. Ia terlahir dalam keluarga yang menganut ajaran Buddha, namun Johari menjadi mualaf saat ia beranjak dewasa.

Kepedulian Johari pada orang lain, sudah tampak sejak ia masih kecil, jauh saat ia bahkan belum memeluk Islam. Saat ia kecil, ia sering dirundung teman-temannya karena tubuhnya yang kecil.

Namun ia tak memedulikannya. Johari bahkan tak sungkan untuk berteman dengan anak pembantu rumah tanggabernama Yantoyang bekerja untuk keluarganya. Sepulangnya dari sekolah, Johari selalu senang sebab Yanto telah menunggunya untuk main bersama.

Yanto membela saya setiap saya ada persoalan. Itulah kenapa kami dekat, tutur Johari.

Persahabatan keduanya sempat terputus ketika Johari harus pindah ke Jakarta, namun Johari mencari Yanto di kampung halamannya. Mereka berdua bertemu kembali dan merajut kembali persahabatannya.

Saat ia telah menjadi mualaf, Yanto pun ia ajak untuk umrah bersama dengannya, berikut karyawan-karyawan JNE lainnya.

Johari sendiri mulai bergabung dengan JNE di awal masa pendiriannya, yakni pada tahun 1990an. Ia mendampingi sang pemilik, H. Soeprapto Soeparno, untuk turut membangun JNE. Dari Soeprapto lah, Johari belajar menerapkan nilai-nilai sedekah.

Almarhum mengajarkan surah Al-Maun. Agama itu bukan hanya seremonial, tapi prakteknya juga. Dalam kegiatan komersial, kita juga perlu ada kegiatan yang bersifat sosial. Pekerjaan sosial itu mudah-mudahan menjadi berkah untuk kegiatan komersial, tutur Johari.

Ia melakukan banyak kegiatan sosial lewat yayasan yang didirikan JNE. Johari pun mengaku menerapkan nilai sedekah ini pada bisnis JNE, yakni dengan mengajak karyawan untuk tak lupa pada anak-anak yatim.

Dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan yayasan JNE, ia selalu menyertakan anak-anak yatim. Santunan yang ia beri tidak semuanya dengan memberikan uang langsung, namun juga membuat anak-anak yatim itu senang.

Ini sudah berjalan 29 tahun. Kegiatannya macam-macam, intinya bikin mereka gembira. Kita ajak mereka makan di restoran di mall yang bagus, di suasana yang baru. Nonton bareng. Kita juga ajak mereka belanja bareng di supermarket, lanjut Johari.

Johari mengaku bahwa banyak keajaiban sedekah ia rasakan selama mengelola JNE. Salah satunya saat 1998, saat krisis ekonomi melanda dan membuat banyak orang terkena pemutusan hubungan kerja.

Saat itu, JNE menawarkan orang-orang terkena PHK untuk menjadi agen. JNE bahkan menyediakan timbangan agar mereka dapat menjalankan bisnis pengiriman. Saat itu JNE masih kecil, ada yang menerima tawaran tersebut, namun ada juga yang menolak.

Hingga tak terasa, pada 2010 mulai muncul tren jual beli online. Saat itu dimulai dari forum jual beli Kaskus. Bisnis JNE mulai tumbuh pesat sejak saat itu. JNE banyak digunakan untuk pengiriman barang-barang hasil jual beli online.

Saat itu, 1998, kami menawari bisnis agen itu niatnya untuk membantu saja, sedekah. Tanpa kami tahu ternyata beberapa tahun kemudian ada booming online selling seperti itu. Setelah itu kami bisa dapat Rp1 triliun per tahun, lanjutnya.

Hal ini disokong oleh jumlah agen yang begitu banyak, agen-agen yang ia gandeng pada krisis moneter saat itu rupanya menjadikan JNE sebagai perusahaan pengiriman dengan jaringan agen yang luas, sehingga cocok untuk mengakomodasi model bisnis online selling.

Johari juga menerapkan pentingnya silaturahmi dengan membuat program komunitas karyawan JNE. Tiap beberapa kali dalam setahun, seluruh karyawan akan bertemu untuk berinteraksi satu sama lain.

Sehingga kami bisa menciptakan keterhubungan antara karyawan. Kalau mereka saling kenal, mereka ingat temannya di tempat lain. Jangan sampai mereka lebih kenal pelanggan daripada temannya, padahal kan temannya harus diajak kerja sama, kata Johari.

Saat ini, JNE memiliki 50.000 karyawan, dengan lebih dari 8.000 titik akses di penjuru Indonesia, dan menjangkau 83.000 daerah. Johari kini juga terlibat dalam pendirian startup Paxel sebagai co-founder.

Demikianlah kisah inspiratif tentang Johari Zein, pengusaha mualaf yang menerapkan nilai-nilai sedekah dalam menjalankan bisnisnya. ( NKK )

Topik Menarik