Asal-usul Tradisi Bermaaf-maafan saat Idul Fitri di Indonesia, Berawal dari Budaya Jawa?
Setiap negara punya tradisi yang unik saat merayakan Idul Fitri. Salah satunya tradisi bermaaf-maafan yang dilakukan umat Islam di Indonesia atau di beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Brunei.
Tentu saja tradisi bermaaf-maafan ini tidak akan dapat kamu jumpai di negara-negara Arab atau bahkan Eropa seperti Turki, Albania dan lain sebagainya.
Lalu, berasal dari mana tradisi bermaaf-maafan saat Idul Fitri di Indonesia?
Seperti diketahui, salah satu kegiatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW saat Idul Fitri adalah bersilaturahmi ke rumah para sahabat hanya untuk saling mendoakan satu sama lain.
Sementara tidak ada hadist yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW dan para sahabat saling meminta maaf pada saat Idul Fitri.
Tradisi bermaaf-maafan saat Idul Fitri di Nusantara telah berlangsung sejak lama. Tradisi ini sangat berkaitan dengan budaya Sungkem, budaya meminta maaf kepada orang tua.
Budaya Sungkem dilakukan dengan cara meminta maaf kepada orang tua dengan cara duduk di lantai, sedang orang tau duduk di atas kuris. Hal itu dilakukan sebagai bentuk wujud rasa hormat kepada orang yang lebih tua.
Meski tradisi ini tidak dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, namun bermaaf-maafan bukan sesuatu hal yang buruk. Tradisi ini baik dan dibolehkan.
Dalam ajaran Islam, menjadi manusia pemurah dengan memaafkan merupakan salah satu bentuk amal saleh yang dianjurkan. Hal itu tertuang dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-A\'raf ayat 199 dan An-Nuur ayat 22.
"Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh,"
"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,"
Saling maaf memaafkan tidak mengenal waktu kapan dan tempa dimana harus dilakukan.
Jadi, bermaaf-maafan pada saat Idul Fitri bukanlah ajaran Islam, melainkan tradisi yang hanya ada di Indonesia.