IHSG Anjlok hingga 6, DPR Sidak BEI hingga Prabowo Turun Tangan
JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Selasa 18 Maret 2025 sangat-sangat mengejutkan. IHSG anjlok di atas 5, sehingga Bursa Efek Indonesia (BEI) harus menghentikan perdagangan sementara (trading halt).
Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan, trading halt dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.
“Perdagangan akan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan,” kata dia kemarin.
Usai perdagangan kembali dibuka, IHSG anjlok hingga 6 pada sesi I.
1. Penjelasan BEI Soal IHSG Anjlok
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman akhirnya buka suara soal anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan IHSG sempat anjlok lebih dari 6 pada penutupan perdagangan sesi I.
Menurutnya, penurunan IHSG sudah terjadi sejak pekan lalu. Penurunan indeks disebabkan oleh sejumlah isu global yang menyebabkan investor wait and see.
“Penurunannya sebagian besar karena asing, update dari Donald Trump itu juga berdampak pada penurunan IHSG kita,” kata Iman di Gedung Bursa Efek Indonesia.
2. Pimpinan DPR Langsung ke BEI
Para pimpinan DPR RI seperti Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad bersama anggota Komisi XI DPR RI langsung mengunjungi kantor Bursa Efek Indonesia (BEI). Kunjungan dilakukan pasca BEI melakukan penghentian perdagangan sementara imbas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga lebih dari 5.
Dasco datang bersama sederet anggota Komisi XI, DPR pada pukul 13.40 WIB. yakni Wakil Ketua Komisi XI Mohamad Hekal, Wihadi Wiyanto, Putri Komarudin dan Fauzi Amro.
Ketua Komisi XI, Mukhamad Misbakhun menyampaikan pihaknya datang ke BEI guna menimbulkan respons positif setelah IHSG turun drastis hingga 7 intraday. Ini merupakan penurunan terdalam sejak pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
“Kita ingin bikin respons positif ke bursa efek, tidak ada kepanikan apa pun," kata Misbakhun kepada wartawan di Gedung BEI Jakarta.
3. IHSG Anjlok Bukan karena Sri Mulyani Mau Mundur
Dasco Ahmad menepis anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjadi imbas munculnya isu Sri Mulyani akan mundur sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) di Kabinet Merah Putih.
IHSG anjlok 5 dan membuat BEI menetapkan pembekuan sementara alias trading halt pada sistem perdagangan bursa. Sementara, IHSG pada sesi I ditutup anjlok 6.
"Mengenai Bu Sri Mulyani, Saya pastikan bahwa Bu Sri Mulyani tidak akan mundur," kata Dasco usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
4. Prabowo Turun Tangan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merapat ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Salah satunya adalah melaporkan masalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok ke Presiden Prabowo Subianto.
Diketahui, IHSG anjlok 5 dan membuat BEI menetapkan pembekuan sementara alias trading halt pada sistem perdagangan bursa. Sementara, IHSG pada sesi I ditutup anjlok 6.
"Ya tentu perkembangan perekonomian akan dilaporkan ke Bapak Presiden," kata Airlangga kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan.
5. Penurunan IHSG Tertahan di Akhir Perdagangan
Tercatat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 3,84 atau 248,55 poin ke level 6.223 pada akhir perdagangan.
Sepanjang perdagangan kemarin, total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 29,29 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp19,22 triliun, dan ditransaksikan sebanyak 1,54 juta kali. Adapun, sebanyak 554 saham harganya terkoreksi, 118 saham harganya naik dan 139 saham lainnya stagnan.
6. Analisis IHSG Turun
Menurut Analis Mirae Asset Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama, ada sejumlah sentimen negatif pada pergerakan saham hari kemarin. Dari sisi domestik tentu terkait perekonomian.
"Para pelaku para pasar melihat terkait kebijakan macet dari pemerintah karena sentimen negatif cukup kuat bagi market Indonesia. Misalnya domestik, ada tren pelemahan jumlah kelas menengah di Indonesia," ujarnya saat dihubungi Okezone, Selasa (18/3/2025).