Seluruh BUMN Dikelola Holding Operasional Danantara, Rampung Akhir Maret 2025
JAKARTA - Pelimpahan pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) ditargetkan rampung pada akhir Maret 2025 atau sebelum pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengatakan, seluruh BUMN akan dilimpahkan dan dikelola Holding Operasional, perusahaan induk di bawah naungan BPI Danantara.
“Seluruh BUMN, bukan hanya tujuh perusahaan, akan masuk ke dalam Holding Operasional di bawah Danantara. Proses ini diharapkan selesai pada akhir bulan Maret. Dengan demikian, seluruh BUMN akan berada dalam satu entitas pengelolaan,” ujar Dony, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
1. Holding Investasi dan Holding Operasional
Danantara dan Kementerian BUMN memang membentuk dua perusahaan induk, yakni Holding Investasi dan Holding Operasional. Dalam komposisi kepemilikan saham, pemerintah melalui Kementerian BUMN memegang 1 persen saham seri A Dwiwarna dengan hak istimewa.
Lalu, 99 persen saham seri B dimiliki pemerintah melalui BPI Danantara.
Dony menyebut, kedua BUMN baru ini memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga tetap berdiri sendiri atau dipisahkan, namun dalam satu komando BPI Danantara.
Pemisahan dilakukan untuk menghindari pencampuran risiko agar operasional BUMN dapat berjalan transparan dan efisien.
“Karakteristik risiko dari masing-masing aspek sangat berbeda. Dengan demikian, masyarakat dapat memahami bahwa operasional BUMN tidak akan bercampur dengan investasi. Struktur ini telah didesain sejak awal untuk menghindari pencampuran risiko,” kata Dony.
2. Konsolidasi Bisnis
Dalam Holding Operasional akan dilakukan berbagai proses, dimulai dari fundamental business review. Setiap perusahaan dalam BUMN akan dianalisis dari berbagai aspek, termasuk revenue stream, business model, ukuran pasar, serta proyeksi masa depan.
Analisis bertujuan untuk mengklasifikasikan perusahaan yang memiliki kapasitas untuk dikembangkan, sebagaimana yang diharapkan Presiden Prabowo Subianto bahwa BUMN dapat menjadi pemain global, bukan hanya domestik.
“Tahap berikutnya adalah re-clustering dan konsolidasi bisnis. Saat ini, banyak perusahaan dalam BUMN yang memiliki bisnis serupa, tetapi terpisah-pisah dan berskala kecil, sehingga kurang kompetitif, tidak efektif, dan tidak efisien,” kata Dony.
Adapun, Holding Investasi bertugas mengelola dividen BUMN, pemberdayaan aset BUMN, serta tugas lain yang ditetapkan oleh Menteri BUMN dan BPI Danantara.