AS Tuding Industri Nikel RI Hasil Kerja Paksa, Bahlil: Itu Black Campaign

AS Tuding Industri Nikel RI Hasil Kerja Paksa, Bahlil: Itu Black Campaign

Ekonomi | inews | Jum'at, 11 Oktober 2024 - 17:44
share

JAKARTA, iNews.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil membantah tudingan Amerika Serikat (AS) bahwa ada kerja paksa di industri nikel Tanah Air. Menurutnya, tudingan itu merupakan kampanye hitam atau black campaign yang bertujuan untuk merusak reputasi RI.

"Enggak ada kerja paksa. Saya kan setiap bulan waktu saya di Menteri Investasi kan turun ke lokasi. Ini hanya black campaign aja kok, ini geopolitik," ucap Bahlil dalam acara Malam Puncak Hari Ulang Tahun ke-79 Pertambangan dan Energi di Hotel Kempinski, Jakarta, dikutip, Jumat (11/10/2024).

Bahlil juga menyebut banyak negara merasa lebih hebat dari Indonesia, padahal sebenarnya tidak lebih hebat.

"Di negara luar itu, yang merasa semua paling hebat itu. Mohon maaf, mereka bukan lebih baik daripada kita," kata dia.

"Yakinlah bahwa Indonesia ke depan akan menjadi negara yang baik, dengan pendapatan per kapita tinggi, GDP tinggi, dan kita mampu menjadi negara nomor 10 terbaik dalam GDP," tuturnya.

Adapun tuduhan mengenai kerja paksa ini berasal dari laporan Global State of Child and Forced Labour yang diterbitkan oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) pada 5 September 2024. Dalam laporan tersebut diberitakan bahwa industri nikel Indonesia disebutkan terlibat dalam praktik kerja paksa.

Topik Menarik