Sinyal Pemangkasan Suku Bunga The Fed Makin Kuat, Berapa Besarannya?

Sinyal Pemangkasan Suku Bunga The Fed Makin Kuat, Berapa Besarannya?

Ekonomi | inews | Senin, 9 September 2024 - 10:40
share

WASHINGTON DC, iNews.id - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) terus menjadi pusat perhatian investor global menjelang pengambilan kebijakan terkait suku bunga pada 18 September mendatang. Topik pembahasan tentang The Fed terkait dengan besaran Fed Rate yang akan diputuskan.

Perdebatan antar-pelaku pasar adalah apakah Fed akan mengawali siklus pelonggaran moneter dengan memangkas 25 bps, atau justru bergegas dengan 50 bps dengan harapan dapat membawa ekonomi AS dalam soft-landing, saat upaya penurunan inflasi dilakukan tanpa harus merusak pertumbuhan ekonomi.

Setiap keputusan The Fed sejatinya didasari dengan pertimbangan data ekonomi yang kompleks, seperti tren inflasi, data tenaga kerja, pengangguran, konsumsi, dan sejenisnya.

Pada hari Jumat (6/9/2024), investor menyaksikan perlambatan pertumbuhan tenaga kerja dalam rilis non-farm payrolls (NFP) sebesar 142.000 pekerjaan baru, alias di bawah konsensus pasar sebanyak 160.000.

Angka ini muncul setelah pasar disuguhi data manufaktur yang juga tak sesuai ekspektasi, bahkan lebih rendah mencapai 46,8, meskipun kontraksi ini masih bersifat moderat.

Di sisi lain, tingkat pengangguran turun menjadi 4,2 persen, dari periode Juli sebesar 4,3 persen. Jumlah orang yang tidak bekerja masih sesuai ekspektasi pasar, dengan upah rata-rata per jam secara mengejutkan meningkat.

Tren inflasi yang lebih rendah, sekaligus sinyal Gubernur The Fed Jerome Powell pada pidato sebelumnya, mengindikasikan jelas bahwa bank sentral bakal memangkas Fed Funds Rate (FFR) pada pertemuan minggu depan.

Pertanyaan besar saat ini adalah seberapa besar FFR bakal dipangkas. Analis kubu 50 bps meyakini The Fed dapat memulai melonggarkan biaya pinjaman agar ekonomi segera terhindar dari tekanan, meskipun peluang resesi masih jauh.

Sementara, analis yang meyakini 25 bps menilai The Fed akan memulai dengan langkah normalisasi bertahap, dengan harapan dapat mengurangi kepanikan pasar

"Mereka (pengamat) melihat perlambatan pertumbuhan pekerjaan sebagai alasan potensial bagi Fed untuk memangkas 50 bps, sementara pengamat lain justru melihat serangkaian data baru-baru ini akan menjadi langkah awal menormalisasi pelonggaran moneter sebesar 25 bps," ujar Head of Portfolio Management Nomura Capital, Matt Rowe dalam catatan kepada klien.

Pada waktu Indonesia, Senin (9/9/2024) pagi, indikator FedWatch dari CME Group menunjukkan peluang sebesar 69 persen bahwa The Fed akan memangkas 25 bps, sementara potensi penurunan 50 bps diapresiasi sebesar 31 persen.

Ekonom Nationwide, Kathy Bostjancic menilai The Fed berpeluang besar memotong seperempat poin lantaran penurunan data tenaga kerja masih belum begitu besar.

"Saya rasa belum cukup (data) bagi Fed untuk memulai siklus penurunan suku bunga dengan mengurangi 50 bps" kata Bostjancic dilansir dari Yahoo Finance, Senin (9/9/2024).

Dalam publikasi analis di MarketWatch, Minggu (8/9/2024) menyebut pemangkasan 50 bps bukanlah pertanda baik, karena dapat menghadirkan kekhawatiran baru terkait potensi resesi.

"Karena saya yakin pada titik itu orang-orang mulai memperkirakan resesi yang lebih besar," ucap Head of Investment Nationwide Financial, Chris Graham.

Topik Menarik