BPS Catat Deflasi 0,03 Persen di Agustus 2024

BPS Catat Deflasi 0,03 Persen di Agustus 2024

Ekonomi | inews | Senin, 2 September 2024 - 11:42
share

JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan pada Agustus 2024. Dengan kata lain terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024.

Sementara, secara year on year (yoy) atau tahunan terjadi inflasi sebesar 2,12 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi 0,87 persen.

"Deflasi Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan Juli 2024, dan merupakan deflasi keempat pada 2024," ujar Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers BPS hari ini, Senin (2/9/2024).

Pudji menambahkan, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi 0,52 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,15 persen.

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil inflasi di antaranya bensin dan cabai rawit dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,03 persen. Lalu, kopi bubuk dan emas perhiasan dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen kemudian beras dan sigaret kretek mesin dan ketimun berikan andil inflasi masing-masing 0,01 persen.

Kelompok pendidikan juga memberikan andil inflasi 0,04 persen atau alami inflasi 0,65 persen, biaya sekolah dasar, biaya kuliah perguruan tinggi, biaya sekolah menengah pertama beri andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

"Deflasi pada Agustus 2024 didorong oleh deflasi komponen harga bergejolak, komponen ini mengalami deflasi 1,24 persen komponen ini berikan andil deflasi sebesar 0,20 persen, komoditas yang dominan berikan andil deflasi pada komponen harga bergejolak adalah bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras," ucapnya.

Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. Komponen ini memberikan andil inflasi 0,13 persen dan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi untuk komponen ini adalah kopi bubuk, emas perhiasan, biaya sekolah dasar, biaya kuliah akademi atau perguruan tinggi dan biaya sekolah menengah pertama.

Lalu, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,23 persen dengan andil inflasi 0,04 persen komoditas yang dominan berikan andil inflasi untuk komponen ini adalah bensi dan sigaret kretek mesin.

Berdasarkan sebaran wilayahnya, sebanyak 26 dari 38 provinsi mengalami deflasi sedangkan 12 lainnya mengalami inflasi.

"Deflasi terdalam sebesar 0,39 persen terjadi di Kalimantan Tengah sementara itu inflasi tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar 0,31 persen," kata Pudji.

Topik Menarik