Harga Emas Diproyeksi Tembus Rp1,5 Juta per Gram Tahun Ini

Harga Emas Diproyeksi Tembus Rp1,5 Juta per Gram Tahun Ini

Ekonomi | inews | Selasa, 6 Agustus 2024 - 13:58
share

JAKARTA, iNews.id - Executive Vice President Innovation Center PT Pegadaian (Persero), Ferry Hariawan menuturkan, harga emas diproyeksi menyentuh level Rp1,5 juta per gram pada tahun ini. Salah satu sentimen pengerek harga emas adalah prediksi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed yang membuat investor beralih ke instrumen safe haven. 

“Dari sisi kami, disclaimer ya, kami kan sebagai penjualnya, kalau itu saya baca analisa di salah satu analisa dari Bareksa kemarin, jadi ada prediksi dari berbagai analis investasi, (naik Rp1,5 juta) ya tahun ini,” ucap Ferry usai konferensi pers bersama CIMB Niaga di Noice Space, Jakarta, Selasa (6/8/2024). 

Selain suku bunga AS, sentimen lainnya adalah konflik geopolitik yang tak menentu di berbagai wilayah. Lalu, sentimen ketiga yakni dari sisi politik seperti Pilkada yang sedang terjadi di berbagai negara bukan hanya Indonesia.

“Nah dengan penurunan suku bunga itu orang beralih untuk ke safe haven, tadi disampinh tensi geopolitik, yang sekarang masih belum menentu geopolitiknya termasuk juga Pilkada, bukan hanya di Indonesia saja termasuk pilkada di beberapa negara dunia termasuk di Amerika, ini termasuk tensi geopolitik juga yang mempengaruhi,” tuturnya.

Adapun, Ferry mengungkapkan banyak investor yang saat ini membeli emas karena statusnya sebagai safe haven. Menurutnya, situasi serupa pernah terjadi saat pandemi Covid-19 melanda berbagai belahan dunia pada beberapa tahun silam yang kala itu, transaksi emas saja tembus sampai 2 ton.

Sedangkan pada 2024, Pegadaian sudah menjual sebanyak 8,3 juta ton emas pada semester I 2024 dengan jumlah penabung 3,1 juta orang. Angka ini diperoleh dari berbagai saluran distribusi seperti di kantor PT Pegadaian, e-commerce, hingga empat perbankan. 

Ferry menilai, jumlah pembeli emas meningkat dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. 

“Sebelumnya (di semester I 2023) kita berkisar di angka 7,4 juta ton sampai 7,5 ton, sekarang 8,3 ton (semester I 2024),” ujar Ferry.

Topik Menarik