3 Negara yang Menggunakan Dua Mata Uang, untuk Transaksi Lokal dan Internasional
IDXChannel China adalah salah satu negara yang menggunakan dua mata uang dalam sistem keuangannya. Namun selain China, ada negara-negara lain yang menggunakan dan memiliki dua mata uang yang beredar.
Tiap negara yang menerapkan dual currencies system ini memiliki alasan yang berbeda-beda, namun pada dasarnya, memiliki konsep penggunaan yang sama. Mata uang pertama adalah mata uang nasional, dan mata uang kedua pun demikian, namun digunakan untuk transaksi yang membutuhkan pertukaran valas.
Berbeda dengan negara lain pada umumnya. Indonesia, meskipun menggunakan dolar saat bertransaksi dengan merchant luar negeri, tetap hanya menggunakan rupiah sebagai satu-satunya mata uang.
Lantas, mana saja negara yang menggunakan dua mata uang?
3 Negara yang Menggunakan Dua Mata Uang
1. China
Dilansir dari worldfirst.com, China menggunakan dua mata uang. Keduanya sama-sama disebut Yuan, sama-sama diterbitkan oleh bank sentral, perbedaannya hanya terletak pada kode ISO yang melekat pada tiap mata uang.
Mata uang pertama disebut CNY, yang kedua disebut CNH. CNY digunakan untuk transaksi domestik, sedangkan CNH digunakan untuk transaksi perdagangan internasional.
Penggunaan dua mata uang ini dimulai ketika sektor manufaktur dan industri di China meningkat dan menjadi sentral perekonomian China pada akhir 1990 dan awal 2000-an. Uang dari luar negeri banyak mengalir ke negara tersebut kala itu.
Pemerintah China akhirnya menciptakan dua mata uang yang berfungsi paralel. Sejak 2004, akhirnya negara tersebut mulai menggunakan CNH sebagai mata uang baru. Satu lagi perbedaan antara CNH dan CNY, CNH bisa diperdagangkan seperti mata uang lainnya, sedangkan nilai CNY diatur oleh bank sentral China.
2. Kuba
Kuba juga menggunakan sistem dan konsep yang sama. Cuban Peso (CUP) berlaku sebagai mata uang nasional, dan convertible Peso (CUC) digunakan untuk transaksi internasional, terkiat pada dolar, dan bernilai 25 kali lipat lebih mahal dibanding CUP.
Pemeritah Kuba menggunakan sistem ini mulai 1994, saat blok negara Soviet runtuh. Uni Soviet kala itu adalah tempat Kuba bergantung pada sektor perdagangan, keruntuhannya berimbas pada perekonomian Kuba.
Pemerintah Kuba akhirnya memisahkan dolar dari sistem keuangan, oleh karena itulah CUC berkaitan erat dengan mata uang Amerika. Dilansir dari latinamericanpost.com (29/12), penggunaan dua mata uang asing ini akhirnya berimbas pada sosio-ekonomi negara tersebut.
Sebab masyarakat diupah dengan CUP, namun komoditas diperdagangkan dengan CUC. Menyebabkan kesenjangan di kalangan masyarakat, sebab hanya sebagian saja yang memiliki akses untuk memperoleh CUP.
3. Prancis
Prancis tidak sepenuhnya menerapkan dua mata uang dalam sistem moneternya. Namun pemerintahnya mengizinkan satu daerah bernama Bayonne, di wilayah Basque, menggunakan mata uang mikro yang setara dengan Euro.
Tujuannya hanya untuk mempertahankan warisan kebudayaan setempat dan mendukung perekonomian lokal. Mata uang ini disebut Eusko, dan diterbitkan oleh Euska Moneta. Mata uang ini legal untuk digunakan transaksi di area-area tertentu.
Pada 2019, Eusko yang beredar mencapai setara dengan EUR1 juta. Mata uang ini digunakan oleh 820 bisnis-bisnis lokal.
Demikianlah ulasan singkat tentang 3 negara yang menggunakan dua mata uang dalam sistem moneternya. ( NKK )