Panen Raya JFK Pertanian Capai 12 Ton per Hektare, Bulog Serap Gabah Rp6.500 per Kg

Panen Raya JFK Pertanian Capai 12 Ton per Hektare, Bulog Serap Gabah Rp6.500 per Kg

Nasional | celebes.inews.id | Jum'at, 28 Maret 2025 - 14:50
share

LUWU UTARA, iNewsCelebes.id - Meskipun dalam suasana jelang libur Idulfitri 1446 H, Anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang (JFK), bersama Dewan Pengawas Perum Bulog, Komjen Pol (Purn) Verdianto I. Bitticaca, Frans B.M. Dabukke, dan Komite Perum Bulog Maria A. Samperuru, tetap turun langsung menghadiri panen raya kelompok tani binaan JFK Pertanian di Desa Buntu Torpedo, Kecamatan Sabbang Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Jumat (28/3/2025) pagi.

Panen raya ini merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional, sejalan dengan program Presiden RI Prabowo Subianto. Hasil panen para petani binaan JFK Pertanian terbilang sukses, dengan produktivitas mencapai 12 ton per hektare—lebih dari dua kali lipat rata-rata produksi sebelumnya yang hanya sekitar 4–5 ton per hektare.

Sebagai bentuk dukungan kepada petani, Perum Bulog langsung melakukan pembelian gabah di lokasi dengan harga Rp6.500 per kilogram.

Pendekatan Inovatif JFK Pertanian

Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang menjelaskan bahwa keberhasilan panen ini adalah hasil dari sistem pertanian yang lebih terencana dan efisien. Menurutnya, permasalahan utama petani bukan hanya soal kelangkaan pupuk, tetapi juga kurangnya pemahaman tentang teknik pertanian modern.

“Banyak petani mengeluhkan kekurangan pupuk, padahal sebenarnya sistem pertanian kita yang masih belum maksimal. Mulai dari cara penggarapan sawah, pengairan, pemilihan bibit, pemberian pupuk yang tepat, hingga pengendalian hama. Ini yang kita benahi melalui JFK Pertanian,” ungkap JFK, Jumat (28/3/2025).

Ia menekankan bahwa peningkatan produksi tidak hanya bergantung pada pupuk, tetapi juga pada penerapan teknik bertani yang benar. Dengan pendekatan yang diterapkan JFK Pertanian, hasil panen yang sebelumnya hanya 4–5 ton per hektare kini bisa meningkat hingga 12 ton per hektare.

JFK Pertanian, yang baru dibentuk pada 2024, kini berencana bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Dinas Pertanian di Luwu Raya untuk memberikan penyuluhan lebih luas kepada para petani.

“Bajak sawah itu bukan asal bajak. Teknik membajak yang baik bisa meningkatkan produksi hingga 16 persen. Begitu juga dengan penggunaan pupuk organik, yang lebih ramah lingkungan dan menjaga kesuburan tanah,” jelasnya.

Menuju Pertanian Berkelanjutan

Sebagai bagian dari inovasi pertanian, JFK Pertanian telah mengembangkan pupuk organik khusus yang mengandung unsur hara lengkap, baik makro (N, P, K, Ca, Mg, S) maupun mikro (Fe, Cu, Mn, Mo, Zn, Cl, B). Pupuk ini tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga lebih ekonomis dibandingkan pupuk kimia.

“Kalau terlalu sering memakai pupuk kimia, tanah menjadi keras, akar tanaman sulit menyerap nutrisi, dan hasil panen menurun. Dengan pupuk organik, kita perlahan beralih ke sistem pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujar JFK.

Dukungan Pemda dan Bulog

Bupati Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim, yang turut hadir dalam panen raya ini, memberikan apresiasi atas keberhasilan JFK Pertanian dalam meningkatkan produktivitas pertanian di daerahnya.

“Ini luar biasa! Kami di Pemda baru menargetkan 6 ton per hektare, tapi JFK sudah membuktikan bisa mencapai 12 ton. Ini benar-benar prestasi yang membanggakan,” ujar Bupati Lutra.

Ia juga memaparkan bahwa sektor pertanian menjadi tulang punggung ekonomi Luwu Utara, dengan kontribusi 80 persen dari total mata pencaharian masyarakat. Pada 2024, pertumbuhan ekonomi daerah mencapai 4,3 persen, sebagian besar berkat sektor pertanian. Kabupaten ini juga mengalami surplus beras sebesar 96 ribu ton, yang disalurkan ke daerah lain.

Saat ini, luas sawah di Luwu Utara mencapai 28 ribu hektare dengan luas tanam 47 ribu hektare. Produksi gabah mencapai 256 ribu ton, atau setara dengan 125 ribu ton beras. Dengan harga pembelian Bulog Rp6.500 per kg, nilai transaksi petani bisa mencapai Rp1,6 triliun.

Meski demikian, Bupati mengakui masih ada kendala yang dihadapi petani, terutama terkait ketersediaan gudang penyimpanan dan mesin pengering (dryer).

Menanggapi hal ini, Dewan Pengawas Perum Bulog Frans B.M. Dabukke menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya mendukung petani.

“Kehadiran Bulog di tengah petani merupakan penugasan langsung dari Presiden Prabowo, yang ingin memastikan petani bisa sejahtera. Kami siap menyerap gabah petani dan akan membantu mendorong solusi terkait kebutuhan gudang dan dryer,” kata Frans.

Ia juga menyarankan agar Pemda mengajukan usulan pengadaan gudang dan dryer ke pemerintah pusat atau bekerja sama dengan pihak ketiga dengan sepengetahuan Bulog.

Mewujudkan Sulsel sebagai Lumbung Pangan Nasional

Panen raya ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Luwu Utara Jumail Mappile, perwakilan Dandim 1403 Palopo, LO Bulog Sulselbar, Kepala Perum Bulog Sulselbar, perwakilan Kapolres Lutra, Brimob Kompi D Baebunta, Dekan Fakultas Pertanian Unhas, Ketua TP PKK Lutra, serta para petani.

Dengan semakin berkembangnya JFK Pertanian dan kolaborasi antara pemerintah, petani, serta Bulog, diharapkan Luwu Utara dan Sulawesi Selatan dapat terus berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Topik Menarik