Menghadapi Hujan Ekstrem: Kolaborasi, Inovasi, dan Langkah-Langkah Kesiapsiagaan

Menghadapi Hujan Ekstrem: Kolaborasi, Inovasi, dan Langkah-Langkah Kesiapsiagaan

Gaya Hidup | bogor.inews.id | Minggu, 27 Oktober 2024 - 21:10
share

BOGOR, iNewsBogor.id - Perubahan iklim kini membawa dampak nyata pada pola cuaca, dari suhu panas yang ekstrem hingga curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan banjir, longsor, dan berbagai bencana lainnya.

Pakar Lingkungan dan Kepala Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Ibn Khaldun Bogor. Dr. Rimun Wibowo menyebut pemanasan global menjadi pemicu utama cuaca ekstrem.  “Fenomena ini dipicu oleh pemanasan global yang meningkatkan suhu atmosfer, mempercepat penguapan air laut, dan meningkatkan kelembaban udara,” katanya.

“Kelembaban tinggi menyebabkan pembentukan awan yang padat, sehingga hujan yang turun bisa jauh lebih deras,” tambahnya.

Jika emisi gas rumah kaca tidak dikurangi, hujan ekstrem akan semakin sering terjadi. Untuk itu, berbagai negara telah mengambil langkah adaptasi. Dr. Rimun berbagi pengalaman dari beberapa negara serta tips yang dapat diikuti masyarakat.

Pengalaman Negara Lain Menghadapi Hujan Ekstrem

Beberapa negara memiliki strategi adaptasi yang patut dicontoh. Di Jepang, sistem peringatan dini yang canggih digunakan untuk mendeteksi banjir dan tanah longsor. Di Belanda, kombinasi kanal, tanggul, dan konsep “kota spons” mengurangi risiko banjir dengan menampung air hujan melalui ruang hijau, seperti taman dan lahan basah buatan.

Di Vietnam dan Filipina, reboisasi menjadi kunci dalam mencegah longsor dan meningkatkan daya serap tanah. “Penanaman pohon membantu memperkuat struktur tanah, mengurangi risiko longsor, dan memperbaiki ekosistem,” jelas Dr. Rimun.

 

Strategi Kota dalam Mengelola Air Hujan

Beberapa kota besar juga mengembangkan solusi inovatif. Di Shenzhen dan Wuhan, Tiongkok, konsep “kota spons” diterapkan dengan jalan permeabel, taman resapan, dan kolam retensi untuk menyerap air hujan. Di New York dan Seoul, infrastruktur hijau membantu menyerap air melalui trotoar dan taman yang bisa menyerap air ke dalam tanah.

“Di Rotterdam, kolam retensi dan taman air difungsikan sebagai penampungan air sementara. Sementara itu, Bangkok memanfaatkan kolam multifungsi yang berfungsi untuk rekreasi sekaligus menampung air saat hujan deras,” tambah Dr. Rimun.

Tips dan Langkah-Langkah Penting Menghadapi Hujan Ekstrem

Selain solusi kota, ada langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat dalam situasi darurat.

Evakuasi dengan Persiapan Optimal

“Ketika situasi darurat memaksa untuk evakuasi, gunakan pakaian yang memungkinkan gerakan bebas, seperti celana panjang dan sepatu kokoh seperti sepatu kets. Hindari pakaian berat atau yang mudah basah, karena akan menghambat pergerakan, terutama di area yang tergenang air,” saran Dr. Rimun. Penggunaan jas hujan lebih disarankan daripada payung agar tangan tetap bebas dan siap untuk kondisi darurat.

Barang Bawaan yang Efisien

Bawa hanya barang-barang penting dalam tas punggung yang ringan. “Tas ransel menjaga tangan tetap bebas dan mengurangi risiko kesulitan bergerak cepat,” ujar Dr. Rimun. Ia menambahkan, evakuasi dini sangat dianjurkan begitu peringatan bencana diumumkan, terutama bagi lansia dan penyandang disabilitas yang membutuhkan waktu ekstra.

 

Jangan Evakuasi Sendirian

Evakuasi berpasangan atau berkelompok sangat dianjurkan. “Dengan evakuasi berkelompok, kita bisa saling membantu menghadapi rintangan,” tegas Dr. Rimun. Ia juga memperingatkan untuk tidak melewati jalan yang tergenang air, terutama jika ketinggian air sudah selevel lutut, karena itu berpotensi sangat berbahaya.

Hindari Evakuasi dengan Mobil jika Banjir

Evakuasi dengan kendaraan pribadi saat banjir bisa sangataz, berbahaya. "Dalam banyak kejadian bencana, korban sering ditemukan tewas6 saat mencoba mengungsi dengan mobil yang terseret arus atau jatuh ke lubang yang tersembunyi. Jika terpaksa, pastikan menghindari jalan rawan banjir dan kurangi kecepatan,” ujar Dr. Rimun.

Keselamatan Lebih Penting dari Kepanikan

Dr. Rimun menekankan pentingnya tetap tenang dan fokus pada keselamatan. “Evakuasi dini selalu lebih baik daripada menunggu hingga situasi semakin parah. Utamakan keselamatan dan siapkan diri menghadapi hujan ekstrem,” katanya.

Penutup: Kolaborasi untuk Ketahanan Kota dan Masyarakat

Kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan individu sangat penting dalam menghadapi hujan ekstrem akibat perubahan iklim. “Dengan langkah-langkah sederhana, teknologi inovatif, dan kerja sama, kita bisa meningkatkan ketahanan kota dan masyarakat,” tutup Dr. Rimun.

Melalui edukasi, kesiapsiagaan, dan sistem peringatan dini, setiap elemen masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga keselamatan dan ketahanan dari ancaman cuaca ekstrem.

Topik Menarik