Singapura Turunkan Perkiraan Pertumbuhan PDB 2025 Jadi 0-2 Persen Imbas Kebijakan Tarif AS

Singapura Turunkan Perkiraan Pertumbuhan PDB 2025 Jadi 0-2 Persen Imbas Kebijakan Tarif AS

Berita Utama | idxchannel | Senin, 14 April 2025 - 01:40
share

IDXChannel- Singapura menurunkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk 2025 menjadi 0 persen hingga 2 persen.  Penurunan ini dilakukan melihat situasi akibat kebijakan tarif Amerika Serikat.

Dilansir Channel News Asia, Senin (14/4/2025), Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) sebelumnya memperkirakan pertumbuhan PDB Singapura di 2025 adalah 1 persen sampai 3 persen. Hal ini memperhitungkan pelonggaran yang diharapkan dalam pertumbuhan keseluruhan mitra dagang utama Singapura, termasuk AS dan China.

Namun pemerintah meninjau kembali usai pemerintah AS menerapkan kebijakan tarif pada awal April 2025.

"Sejak saat itu, AS telah memberlakukan tarif dasar sebesar 10 persen untuk semua negara dan tarif resiprokal yang lebih tinggi yang ditargetkan untuk negara-negara yang memiliki surplus perdagangan yang besar dengan AS," kata MTI.

MTI menambahkan tarif-tarif tersebut dan perang dagang antara AS dan China bisa membebani secara signifikan perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi global, tak terkecuali di wilayah ASEAN.

"Sentimen bisnis dan konsumen juga akan teredam, sehingga menekan konsumsi domestik dan investasi di banyak negara," kata MTI.

MTI menyebut ekonomi Singapura tumbuh 3,8 persen pada kuartal-I 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Saat ini Singapura memberlakukan tarif nol untuk impor AS dan masih dikenakan tarif dasar 10 persen oleh AS. Meski demikian,  Perdana Menteri Lawrence Wong menyebut ekonomi Singapura akan terkena dampak yang signifikan.

"Pertumbuhan yang lebih lambat akan berarti lebih sedikit kesempatan kerja dan kenaikan upah yang lebih kecil bagi para pekerja. Dan jika lebih banyak perusahaan menghadapi kesulitan atau merelokasi operasi mereka kembali ke AS, akan ada penghematan yang lebih tinggi dan kehilangan pekerjaan," katanya.

(Ibnu Hariyanto)